UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
01 Februari 2010 | 18:18:29 WIB
Anatomi Daun Sapu-Sapu di Padang Vegetasi Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka
Ditulis Oleh : Admin
Di Indonesia sendiri selain ditemukan di wilayah Sumatera bisa ditemukan di pulau Bangka yakni di wilayah pantai Pasir Padi, Bangka hamparan sapu-sapu seluas 3 ha tumbuh bagaikan gulma. Selain itu di Bangka juga ditemukan daun sapu-sapu ini di desa Bintet (Hernawan; 2009 ) juga Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Dalam habitat kakurangan air, tanaman akan membentuk sifat khusus untuk melindunginya dari kehilangan air dalam jumlah yang berlebih dengan cara yang berbeda-beda ( Hidayat ; 1995). Ukuran stomata dan kerapatan stomata berkaitan dengan ketahanan terhadap cekaman air dan salah satu sifat tanaman yang tahan terhadap kekeringan ialah ukuran dan kerapatan stoma yang rendah pada epidermis daun (Sulistyaningsih et al. ;1994). Maka dari penelitian ini kami bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi daun sapu-sapu pada habitat yang berbeda-beda.
Penelitian ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 09 Januari di desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka (yang terkenal dengan dusun Pejem) untuk pengambilan sampel daun sapu-sapu selanjutnya lima hari, yakni Minggu-Jumat/ 10 Januari 2010 14 Januari 2010 untuk pengamatan mikroskopis yang dilakukan di Laboratorium Biologi FPPB UBB.
Daun diambil pada tiga cabang untuk masing-masing jenis tanaman. Sayatan paradermal diambil satu bagian daun yang utuh pada masing-masing cabang yaitu daun keempat dari pucuk. Kemudian daun difiksasi dalam alcohol 70%. Sedangkan sayatan transversal diambil beberapa helaian daun pada posisi daun ketiga dari pucuk. Daun dimasukkan ke dalam botol film yang berisi larutan alkohol. Pada botol sampel diberi label dengan mencantumkan nama tanaman, lokasi pengambilan, ulangan tanaman, dan waktu pengambilan.
Cara kerja dalam penyayatan paradermal yaitu dengan fiksasi alhohol, pencucian dengan aquades, pelunakan dengan alkohol, penyayatan, penjernihan, pewarnaan dengan safranin dan penutupan . Sedangkan pada penyanyatan transversal setelah fiksasi dengan alkohol kemudian di cuci dengan akuades dan dilakukan penyayatan menggunakan gabus singkong dan silet. Cara-cara ini kami lakukan karena masih minimnya alat dan bahan yang tersedia di Laboratorium FPPB UBB.
Pada pengamatan sayatan paradermal tipe stomata pada daun Baeckea frutescens ini memiliki tipe stomata parasitic (Rubiaceous) karena sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata (Sri Mulyani, 2006). Pernyataan ini juga sependapat dengan Chortip Kantachot , et all , 2007 yang ditunjukkan pada gambar 3 bahwa tipe stomata dari daun Baeckea frutescens adalah tipe stomata parasitic .
Gambar 1 . Hasil pengamatan sayatan paradermal daun Baeckea frutescens pada perbesaran mikroskop 400 kali
Gambar 2 Sayatan paradermal daun Baeckea frutescens (Sumber ; Chortip Kantachot , et all , 2007)
Hasil rata-rata kerapatan stomata setelah di hitung ke dalam rumus kerapatan stomata yaitu jumlah stomata dibagi dengan satuan luas bidang pandang (0,1589625/mm2) yaitu pada habitat tanah berpasir dan kering (tumbuhan I) yaitu = 380.5929071 / mm 2 , pada habitat tanah berpasir dan agak lembab (tumbuhan II) = 434.0646379 / mm 2, pada habitat tanah berair/basah (tumbuhan III) = = 286.2310293 / mm 2. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa rata-rata kerapatan stomata pada tumbuhan III mempunyai kerapatan stomata yang lebih besar dan yang paling kecil ialah pada tumbuhan I.
Hasil ini sangat bertentangan dengan pendapat Sulistyaningsih et al. (1994) yang menyatakan bahwa kerapatan stomata pada tanaman yang tahan terhadap kekeringan mempunyai ukuran dan kerapatan stomata yang rendah pada epidermis daun. Kami beranggapan hal ini bisa terjadi dikarenakan keterbatasan alat dan bahan yang ada di Laboratorium FPPB UBB, kekurangterampilan kami dalam pembuatan preparat dan kekurangcermatan kami dalam pengamatan. Faktor-faktor ini juga yang menghambat kami dalam pengamatan transversal sehingga tidak bisa mendapatkan hasil yang optimal. Yang hanya dapat terlihat dari sayatan transversal adalah jaringan epidermis, jaringan palisade, jaringan bunga karang . Hasil itu juga kurang maksimal karena susunan ketiga jaringan tersebut sudah berhamburan .
Dari hasil penelitian terhadap anatomi daun sapu-sapu ini dapat disimpulkan bahwa:
- Stomata menjadi alat yang penting untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan, yakni semakin banyak jumlah stomata semakin besar kerapatannya sehingga semakin banyak ruang pada daun yang dapat melepaskan air ke atmosfir.
- Tumbuhan yang tumbuh di daerah kekeringan air mempunyai kerapatan stomata yang lebih kecil dibandingkan dengan tumbuhan yang tumbuh di daerah yang basah /berair
Dari penelitian ini kami sangat berharap sekali akan adanya alat dan bahan Laoratorium yang tersedia di Laboratarium Biologi FPPB UBB secara komplet khususnya alat dan bahanan dalam melakukan pengamatan terhadap anatomi daun. Dan Proyek PKH (Pengenalan Keanekaragaman Hayati ) di bawah bimbingan Dr. Eddy Nurtjahya, M. Sc sangat perlu dilanjutkan karena bisa menambah keterampilan Mahasiswa khususnya Mahasiswa Biologi untuk melakukan penelitian.
Pengambilan sampel daun sapu-sapu ( Baeckea frutescens) di Padang Vegetasi Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka pada tanggal 09 Januari 2010
Pengamatan mikroskopis anatomi daun sapu-sapu (Baeckea frutescens) pada tanggal 10 Januari 2010 di Laboratorium Biologi FPPB UBB
Foto Kelompok Anatomi Daun Sapu-Sapu (Sebelah kiri sampai kanan berturut-turut : Eka Sari, Cici Rahmanadaniati, Epi Lestari )
Foto Bersama Mahasiswa dan Dosen Biologi FPPB UBB
Written By : Eka Sari, Cici Rahmanadaniati, Epi Lestari
*Tim Penulis adalah Mahasiswa Prodi Biologi UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka