Photography UBB
News On Photos
Photography UBB
Universitas Bangka Belitung's Photography'

Riwayat singkat KRI Imam Bonjol – 383 merupakan kapal perang ex Jerman Timur kelas Parchim dengan tahun pembuatan 1981. Kapal ini bergabung dengan TNI AL pada 26 April 1994 setelah berlayar selama 108 hari dari Neustad Jerman sampai di Jakarta, tepatnya September 1994. Kapal ini dengan berat 820 ton dan memiliki kecepatan 21 knot. Mahasiswa dapat melihat perlengkapan senjata kapal perang ini seperti senjata anti permukaan, senjata anti udara, dan senjata anti bawah air, serta alat navigasi seperti sonar dan echosounder yang kondisinya sudah mengalami kerusakan. Komandan KRI Imam Bonjol – 383 yaitu Mayor Laut (P) Rudi Sutanto alumni dari Akademi Angkatan Laut tahun 1994 (AAL 40).


Sebagaimana diketahui bahwa teknologi akustik bawah air atau hydroacoustic atau underwater acoustic merupakan kajian ilmu mengenai pemanfaatan gelombang suara dan perambatannya pada medium air. Kecepatan suara di udara sekitar 322 m/s, tetapi dalam air sekitar 1.500 m/s dan akan bertambah dengan meningkatnya temperatur dan salinitas perairan. Hal ini yang menjadi dasar berkembangnya teknologi akustik bawah air. Beberapa peralatan yang digunakan yaitu Sonar, Echosounder, dan Fishfinder. Sonar merupakan teknologi akustik bawah air yang mampu menyampaikan dan menerima sinyal atau informasi dalam arah horizontal atau mendatar, alatnya sendiri biasa dipasang pada kapal. Echosounder merupakan teknologi akustik bawah air yang mampu menyampaikan dan menerima sinyal atau informasi dalam arah vertikal. Sedangkan fishfinder merupakan alat yang mirip dengan echosounder tetapi lebih spesifik untuk digunakan dalam pendugaan atau pencarian ikan.

Yang dapat mempergunakan peralatan tersebut tentu saja merupakan orang-orang yang ahli dibidangnya. Untuk menjawab kemajuan teknologi ini, maka di Universitas Bangka Belitung ini dibuka Program Studi Perikanan yang didalamnya terdapat dua peminatan yaitu Manajemen Sumberdaya Perairan dan Ilmu Kelautan yang keduanya diharapkan mampu menjadi sarjana perikanan untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan di Bangka Belitung. Hal ini, sesuai dengan rencana pembangunan yang dicanangkan oleh Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Ir. H. Eko Maulana Ali, M.Sc yang mengedepankan sektor perikanan sebagai sektor unggulan setelah era timah yang sudah mengalami penurunan. Dalam prosesnya, mahasiswa mempelajari banyak mata kuliah seperti oseanografi, widya selam, amdal perairan, teknologi akustik bawah air, penginderaan jauh (citra satelit dan foto udara) serta sistem informasi geografis, konservasi sumberdaya hayati, eksplorasi sumberdaya hayati, dan mata kuliah lainnya. Dengan adanya angkatan pertama pada tahun 2006 maka diharapkan pada tahun 2010 sudah memperoleh sarjana perikanan yang pertama.

Menurut sejarahnya, penggunaan teknologi akustik bawah air diawali untuk kegiatan militer dalam mendeteksi kapal selam musuh sehingga dapat membuat pertahanan yang kokoh di lautan, yaitu pada Perang Dunia II dengan membuat ASDIC (Anti Sub-marine Detection Investigation Committee). Seiring dengan waktu maka teknologi ini di re-desain untuk kepentingan damai seperti untuk memajukan ilmu pengetahuan sekarang ini khususnya dibidang perikanan.


Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan stock perikanan, teknologi akustik bawah air memiliki kelebihan, antara lain: (1) informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time); (2) informasi secara langsung di wilayah deteksi (in situ); (3) tidak perlu bergantung pada data statistik; (4) tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly) karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan gelombang suara (underwater sound); (5) untuk estimasi populasi ikan, menghasilkan nilai absolut atau nilai mutlak.

Selain untuk perikanan teknologi akustik bawah air dapat dimanfaatkan juga dalam mengukur dan menganalisis hampir semua yang terdapat di kolom dan dasar air. Aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara lain adalah: eksplorasi bahan tambang, minyak, dan energi dasar laut (seismic survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation velocity) serta jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut, mengukur arus dalam kolom perairan (internal wave), mengukur kecepatan arus (current speed), mengukur kekeruhan perairan (turbidity), mengukur kedalaman dasar laut dan pemetaan kontur dasar laut (bathymetry and bottom contour), penentuan jalur pipa dan kabel bawah laut, serta analisa dampak lingkungan di perairan.

Sumberdaya manusia di Provinsi Bangka Belitung sudah saatnya untuk dapat memanfaatkan teknologi ini dengan mengambil peran sebagai sarjana perikanan yang mampu membawa sektor perikanan ini menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat di wilayah kepulauan ini. Contoh, jika survey perikanan hanya dengan metode transek untuk mendapatkan informasi seberapa besar stock ikan di suatu lokasi maka akan membutuhkan waktu dan biaya yang begitu besar, tetapi dengan kemajuan teknologi seperti survey dengan menggunakan teknologi akustik bawah air maka potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Bangka Belitung dapat diperoleh informasi secara cepat dan akurat.
Hal ini tentu saja harus didukung dengan tekad yang kuat agar keinginan ini dapat terwujud, karena investasi di bidang perikanan bagi suatu universitas harus dipertimbangkan secara matang untuk pengadaan sarana dan prasaranaya. Upgrade keilmuan tenaga pengajar, stasiun lapangan untuk penelitian, laboratorium yang memadai, serta keberanian untuk kerjasama dengan universitas luar negeri. Apabila hal ini dapat dilakukan di Universitas Bangka Belitung, bukan hal yang mustahil, jika ingin belajar mengenai perikanan dan kelautan di Universitas Bangka Belitung ini tempatnya, bukan di universitas lain yang ada di Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera atau daratan lainnya.
Dengan terselenggaranya kunjungan mahasiswa Program Studi Perikanan Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung ke Kapal TNI AL di Pangkalbalam, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Komandan TNI AL Bangka Belitung, Komandan Kapal TNL AL, Kapten Amriandhie, SH, dan seluruh rekan-rekan yang telah mensukseskan acara ini.
Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi
Universitas bangka Belitung - Indonesia
Photography UBB
Pengukuhan Guru Besar Prof. Dwi Haryadi, S.H., M.H.
Pelantikan Ormawa UBB Periode 2024-2025
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji Jabatan Dosen dengan Tugas Tambahan
Foto Zoom Launching MBKM UBB 2022
Acara Penutupan Spesivik UBB tahun 2015
Peserta Jambore Daerah III Kwatir Daerah Bangka Belitung Kunjungi UBB
Berita UBB
Sosiologi UBB Dampingi Warga Mapor Wujudkan Layanan Publik Inklusif bagi Penghayat Kepercayaan
Lepas 89 Wisudawan Angkatan XXXV, Dekan FISIP UBB Tekankan 3 Hal Penting
FKIK UBB Luncurkan Program “Desa Binaan” dan Gelar Khitan Massal di Desa Labuh Air Pandan
Mahasiswa UBB Raih Juara 1 Esai Ilmiah Nasional Berkat Inovasi IoT “SAMUDRA”
Fakultas Sains dan Teknik UBB Sukses Gelar ICoGEE 2025 dan SNPPM 9, Perkuat Kolaborasi Riset Internasional Menuju Inovasi Hijau Berkelanjutan
UBB Perspectives
Antara Jaring dan Buku Pilihan Hidup Anak Remaja Putus Sekolah di Kepulauan Pongok
Validitas Peringkat UBB: Membongkar Anomali Webometrics
Meski Ilegal, Mengapa Bisnis Thrifting Terus Menjamur?
Tantangan Pemimpin Baru dan Ekonomi Bangka Belitung
Sastra, Kreativitas Intelektual, dan Manfaatnya Secara Ekonomi
Lindungi Anak Kita, Lindungi Masa Depan Bangsa
Akankah Pilkada Kita Berkualitas?
Hulu Hilir Menekan Overcrowded
Penguatan Gakkumdu untuk Mengawal Pesta Demokrasi Berkualitas
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban