UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
18 Juli 2013 | 08:30:55 WIB
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
Ditulis Oleh : Nizwan Zukhri
Berbagai alasan pembenar yang telah dikemukakan dan gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai media masa mengapa BBM tersebut harus dinaikkan menjadikan masyarakat menjadi diam dalam kepasrahan. Saat ini aksi-aksi demonstrasi menentang kenaikan harga BBM sudah semakin berkurang, bahkan sudah semakin jarang terdengar Dalih pemerintah bahwa subsidi yang selama ini dilakukan tidak tepat sasaran karena lebih banyak mensubsidi kelompok orang kaya, sehingga lebih baik memberikan kompensasi dalam bentuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) bukanlah alasan pembenar yang tepat. Apalagi seandainya dalam hal ini terselip adanya kepentingan politik tertentu menjelang pesta demokrasi pada tahun 2014.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, langkah yang diambil pemerintah mungkin ada benarnya, tapi masalahnya sekarang sebagian besar masyarakat masih berada dalam kesulitan ekonomi. Kenaikan harga BBM tersebut selanjutnya akan menimbulkan efek spiral, yaitu kenaikan harga semua barang dan jasa yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya inflasi. Dari Data yang dirilis oleh BPS Babel menunjukkan bahwa tingkat inflasi bulanan di Kota Pangkalpinang pada bulan Juni 2013 sebesar 0,17 persen, angka ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan Mei 2013, dimana pada bulan tersebut bahkan terjadi deflasi sebesar 1,15 persen.
Kenaikan harga BBM bersubsidi diprediksi akan menyebabkan tingkat inflasi pada bulan juli 2013 ini akan semakin meningkat lagi. Waktu kenaikan yang berbarengan dengan dimulainya tahun ajaran baru dan masuknya bulan suci ramadhan akan membuat keadaan semakin bertambah parah, efek domino akan semakin besar dengan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok yang bisa mencapai dua kali lipat. Yang paling merasakan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut adalah masyarakat miskin dan masyarakat yang sedikit berada diatas garis kemiskinan, hal ini tentunya akan membuat posisi masyarakat miskin akan semakin terjepit.
Kenaikan harga BBM menyebabkan semakin meningkatnya biaya produksi suatu industri yang akan menyebabkan kenaikan harga barang produksinya, kenaikan BBM juga akan diikuti dengan naiknya ongkos transportasi baik darat, laut, maupun udara, dengan naiknya biaya transportasi akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang dan jasa, apalagi untuk Provinsi Kepuluan Bangka Belitung, kebanyakan barang kebutuhan pokok berasal dari luar daerah.
Salah satu sektor yang terpukul dengan kenaikan harga BBM adalah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Selama ini sektor UMKM memegang peranan yang penting dan strategis dalam perekonomian nasional, karena sektor ini terbukti mampu memberikan kontribusi sebesar 57,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan jumlah UMKM di Indonesia kini mencapai 55,2 juta unit atau 99,98 persen dari total unit usaha Indonesia. Bahkan sektor ini telah menyerap 101,72 juta orang tenaga kerja atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia.
Jelasnya, dampak ekonomi dari kenaikan harga BBM, adalah akan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan, yang disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat pengangguran, yang selanjutnya akan berakibat tingginya angka anak putus sekolah dan bermasalah dalam kesehatan, bahkan lebih jauhnya lagi adalah akan semakin meningkatnya tingkat kriminalitas.
BLSM Bukan Solusi
Langkah pemerintah yang akan memberikan dana kompensasi kepada masyarakat yang besarannya mencapai Rp 14 trilyun pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dalam bentuk BLSM bukanlah merupakan solusi yang tepat, karena hanya bersifat sementara dan instant.
Pengalaman tahun 2005 menunjukkan bahwa BLSM yang dahulunya bernama BLT lebih banyak menimbulkan permasalahan baru dibandingkan menyelesaikan masalah. Berapa banyak bantuan tersebut yang salah sasaran, berapa banyak ketua RT yang mengundurkan diri dari jabatannya akibat mendapat tekanan dan ancaman, berapa banyak kantor desa yang dibakar masa akibat program tersebut, serta dampak negatif lainnya. Penyaluran BLSM pada tahun 2013 juga telah menimbulkan banyak permasalahan karena tidak akuratnya berbagai data dan tidak siapnya instrument dan SDM dalam proses penyalurannya.
Apapun alasannya pemberian BLSM bukanlah merupakan langkah yang bijak. Akan lebih baik dan mendidik jika dana BLSM yang jumlahnya mencapai triliunan rupiah tersebut disalurkan melalui proyek padat karya, membantu usaha-usaha mikro dan usaha rumah tangga atau bahkan untuk mendirikan pabrik-pabrik diseluruh Indonesia, sehingga dapat menampung banyak tenaga kerja. Pemerintah harus menyelamatkan masyarakat miskin dari terkaman inflasi dengan mengawasi dan mengontrol kenaikan-kenaikan harga barang-barang dan ongkos transportasi yang terjadi. Jangan biarkan masyarakat miskin bertambah frustasi dalam posisi yang semakin tak berdaya.
Telah dimuat dalam Opini Harian Bangka Pos tanggal 11 Juli 2013
Penulis : Nizwan Zukhri
Ketua LPPM UBB dan Peneliti Senior Pada The Illalang Institute
UBB Perspectives
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !
DNSChanger dan Kiamat Kecil Internet
Kebablasan Otonomi Daerah : Obral Izin Pertambangan
Tips Menjadi Jurnalis Online Sejati
Saatnya Mencontoh Sumber Energi Alternatif Brazil
LEGOWO DAN BERSATU MEMBANGUN BABEL
Berharap Gubernur Baru Babel Pro Perikanan
AYO MENULIS, MENULIS DAN MENULIS (SILAHTURAHMI KEILMUAN-Bagian 5)
Pendalaman Demokrasi Babel Menuju Demokrasi Substansial
KEPEMIMPINAN NASIONAL ANTI KORUPSI DALAM MENEGAKKAN KEDAULATAN HUKUM
Perangkingan Webometrics pada Universitas Sedunia
GUBERNUR BARU DAN PROGRAM KEPENDUDUKAN