+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
09 September 2021 | 14:35:06 WIB


Cegah Abrasi Pantai yang Kian Meluas, Mahasiwa KKN UBB dan Aktivis Peduli Hutan Wanamena Tanam 7.000 Pohon Perepat di Pulau Medang


Foto berita Cegah Abrasi Pantai yang Kian Meluas, Mahasiwa KKN UBB dan Aktivis Peduli Hutan Wanamena Tanam 7.000 Pohon Perepat di Pulau Medang

TANAM PEREPAT -- 13 mahasiswa KKN Tematik UBB berfoto bersama aktivis Peduli Hutan Wanamena, usai mereka memasang ajir lokasi menanam pohon Perepat yang berada di bibir pantai Pulau Medang, Rabu (8/09/2021).





KOTA KAPUR, KKN UBB -- Sebanyak 13 mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Bangka Belitung (UBB) di Desa Kota Kapur, Mendo Barat, Rabu (8/09) mengunjungi Pulau Medang. Mereka menanam Perepat sebanyak 7.000 pohon di pesisir pantai seluas 7 hektar, agar pantai tidak terkikis oleh air laut.





Ketua KKN-T UBB Desa Kota Kapur Irfan kepada Dosen Pembimbing Lapangan KKN Eddy Jajang J Atmaja, Kamis (9/09) mengemukakan, aksi sosial menanam pohon Perepat itu dilakukan bersama Kelompok Peduli Hutan Wanawena Kota Kapur, mulai Rabu pagi hingga tiga bulan ke depan.





Kemarin kami baru memasang ajir sebagai penanda tempat pohon Perepat akan ditanam. Luas pantai yang baru diajir sekitar satu hektar, enam hektar sisanya, akan diajir pada keesokan harinya, ujar Irfan, menambahkan karena air laut pasang, kemudian merendam pulau mereka segera meninggalkan Pulau Medang.





Pulau Medang terletak di muara Sungai Menduk, yang berada di lokasi Selat Bangka. Pulau ini berjarak 5 Km dari Pelabuhan Nelayan Desa Kota Kapur, dengan luas lebih dari 10 hektar. Pulau Medang berdampingan dengan Pulau Hantu, keduanya berada dalam wilayah Desa Kota Kapur, Bangka.





Pulau Medang dan Pulau Hantu, sama-sama tidak berpenghuni. Namun abrasi pantai pantai paling luas itu terjadi pada Pulau Medang. Karena itulah kami menanam Perepat agar areal pantai kembali sedia kala, tukas Irfan, mahasiswa Teknik Pertambangan UBB.





Mahasiswa KKN-T UBB bersama delapan personel dari Wanamena menempuh perjalanan sungai selama kurang dari satu jam ke Pulau Medang. Mereka menumpang kapal nelayan ukuran panjang 6 meter dan lebar 1,5 meter, dari Desa Kota Kapur ke Pulau Medang.





Dikemukakan Irfan, untuk menghijaukan pantai Pulau Medang diperlukan sekitar 7.000 bibit Perepat. Bibit sebanyak itu telah disiapkan oleh Kelompok Peduli Hutan Wanamena di muara Sungai Meduk. Berjarak sekitar 5 km dari Pulau Medang.





Bibit Perepat dibawa ke Pulau Medang menggunakan kapal. Namun penanamannya di areal pantai dilakukan bertahap. Target penanamannya tiga bulan, yaitu sebelum musim angin barat tiba. Kalau musin angin barat tiba, air surut pada malam hari, sehingga kita tidak bisa menanam Perepat di pantai, ujar Irfan menjelaskan.





UBB menerjunkan 14 mahasiswa untuk mengikuti KKN-T di Desa Kota Kapur. Mereka selama empat bulan berada di Kota Kapur, terhitung sejak 12 Agustus 2021. Tema utama KKN-T UBB di Kota Kapur tahun ini adalah Pendampingan Masyarakat Desa Kota Kapur Kabupaten Bangka dalam Meningkatkan Perekonomian melalui Pengembangan dan Promosi Wisata Sejarah Situs Kota Kapur dan Mina Agrowisata, Berkolaborasi antara Pemerintah, Swasta dan Akademisi.





Ketua KKN-T UBB Irfan mengemukakan sejauh ini mahasiswa KKN telah berkordinasi dengan kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan Kelompok Peduli Hutan Wanamena.





Semua pihak di Desa Kota Kapur, sangat mendukung program dan keberadaanh mahasisa KKN UBB yang selama empat bulan mengabdi di desa yang terkenal di seantero dunia ini, ujar Irfan.





Desa Kota Kapur yang dihuni 2.232 jiwa, dikenal sebagai lokasi prasasti bertulis Kota Kapur. Prasasti ini merupakan salah satu dari lima prasasti yang membuktikan adanya kerajaan maritim terbesar di Asean pada masa lalu, yaitu Kerajaan Sriwijaya.





Prasasti Kota Kapur ditemukan oleh J.K van de Maulen, Desember 1892. Prasasti ini pertama kali ditemukan tentang Sriwijaya, jauh sebelum Prasasti Kedukan Bukit yang baru ditemukan pada 29 Nopember 1920, dan Prasasti Talang Tuo yang ditemukan 17 Nopember 1920.





Prasasti Kota Kapur merupakan prasasti yang berupa tiang batu bersurat. Tulisan pada prasasti menggunakan Bahasa Melayu kuno yang ditulis dalam aksara Palawa (Eddy Jajang J Atmaja)



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi