+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
15 Maret 2022 | 18:43:50 WIB


Mewisuda 357 Mahasiswa, Rektor UBB Sampaikan Pesan Menyentuh


Merawang, UBB –  Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB), Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si. secara resmi mewisuda 357 mahasiswa  dari 5 Fakultas yang ada di lingkungan UBB. Prosesi wisuda dilakukan di Balai Besar Peradaban dan Halaman Gedung Rektorat UBB dengan sistem walk thru (Selasa, 15 Maret 2022).

357 Wisudawan-wisudawati ini terdiri dari 109 Wisudawan/wati dari Fakultas Teknik, 79 Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, 81 Fakultas Ekonomi, 16 Fakultas Hukum, dan 54 Wisudawan/wati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 

Di hadapan para wisudawan/wati yang didampingi orang tua/saudaranya, serta sivitas akademika yang hadir di Wisuda XXIV UBB, Dr. Ibrahim, M.Si. selaku Rektor menyampaikan banyak pesan penting dan menyentuh.

Beliau menyampaikan bagaimana wisuda ini menjadi penanda bahwa telah terjadi transformasi pada diri wisudawan/wati, pesan agar tidak berhenti belajar, penjelasan peran yang harus dijalankan seorang sarjana di tengah masyarakat, pentingnya untuk selalu mendarmabaktikan diri kepada orang tua, serta terkhusus Beliau juga berterima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan UBB sebagai tempat kuliah anak-anaknya.

“Anak-anakku sekalian, para wisudawan-wisudawati, wisuda sesungguhnya adalah proses transformasi diri kita mahasiswa menjadi seorang sarjana. Hari ini menandai bahwa Anda akan menjadi penerang di tengah-tengah masyarakat, dan itu menjadi simbol mengapa kita pada saat diwisuda menggunakan toga,” ucap Rektor Ibrahim.

Rektor Ibrahim menegaskan bahwa di tengah-tengah masyarakat, para wisudawan/wati akan ditanya, akan dimintai pendapat, akan dimintai pandangan. Tentu berbeda ketika masih menyadang status sebagai mahasiswa. 

“Ketika menjadi mahasiswa teman-teman belajar kepada dosen, belajar dengan teman-teman satu kelas, belajar dari lingkungan, mengangkat toa, memakai jas almamater, melakukan demonstrasi, dan mencerdaskan pikiran dengan berbagai platform yang tersedia. Ketika sarjana, Anda akan menjadi teknokrat, menjadi seorang birokrat, dan akan menjadi sosok decision maker di tengah masyarakat. Di situlah transformasi diri terjadi,” jelasnya.

Di tengah-tengah pidatonya, Beliau juga berpesan agar para wisudawan/wati terus menjadi pembelajar yang baik, karena kita harus terus membuka hati dan pikiran untuk terbuka dengan perubahan-perubahan. 

Kita sadar betul, kata Rektor Ibrahim,  bahwa lima tahun itu tidak cukup untuk menimba ilmu, lima tahun itu tidak akan berarti jika kita tidak terus mengasah kemampuan dan potensi diri kita. 

 

Ibrahim: Kepercayaan Bapak/Ibu Adalah Amunisi yang Sangat Penting

Rektor Ibrahim secara khusus menyampaikan rasa terima kasihnya kami kepada orang tua dan keluarga yang telah mempercayakan putera-puterinya untuk belajar di Universitas Bangka Belitung (UBB). 

“UBB adalah kebanggaan kita semua, kampus kite, kampus milik kita bersama. Kitalah yang membesarkannya, mewarnainya dengan dinamika-dinimaka. Kepercayaan Bapak/ibu adalah amunisi yang sangat penting bagi UBB. Kepercayaan Bapak/ibu untuk menyekolahkan putera-puterinya berdaulat di atas tanah Bangka Belitung sendiri, membuat kita semua berdaulat untuk menjadi sebuah institusi yang menghasilkan sarjana-sarjana unggul,” ucapnya.

Di akhir pidato, Rektor Ibrahim memberi pesan yang menyentuh kepada para Wisudawan-wisudawati agar tidak mengabaikan pengorbanan orang tua menyekolahkan mereka hingga menjelma menjadi seorang sarjana. 

“Anak-anakku yang hari sedang berbahia diwisuda dan menjadi seorang sarjana. Kita paham betul bagaimana ketergangungan kita kepada orang tua selama proses kita menjadi mahasiswa. Kita paham betul bagaimana orang tua kita dengan susah payah menckupi kebutuhan kita. Tangan kita lebih banyak menadahkan tangan, ketimbang kita memberi. Lima tahun bukan proses yang sebentar, tidak sedikit air mata, harapan dan doa dari kedua orang tua kita untuk kita semua,” ucap Rektor Ibrahim.

“Ada masa sesudah ini kita semua harus mendarma-baktikan kehidupan kita untuk teman-teman kita, untuk lingkungan kita dan untuk kedua orang tua kita. Karena itu setelah Anda dinyatakan lulus, menjadi seorang sarjana, maka pekerjaan berikutnya adalah Anda membalikkan posisi di mana kemudian orang tua Anda menjadi yang utama dan harus Anda posisikan sebagai sosok yang istimewa,” tambahnya. 

 

5 Wisudawan Terbaik Wisuda XXIV UBB

Di Wisuda XXIV UBB, 15 Maret 2022 ini ada 5 orang yang mungkin paling berbahagia, karena mereka bisa menyelesaikan studinya dengan meraih penghargaan sebagai wisudawan/wati terbaik UBB. Mereka adalah; Meri Hamdini (Prodi Fisika) sebagai wisudawati terbaik dari Fakultas Teknik, dengan IPK 3,80, masa studi 3 tahun 6 bulan; Salisa sebagai lulusan wisudawan terbaik Fakultas Hukum, dengan IPK 3,90, masa studi 3 tahun 5 bulan; Ryan Juliansyah (Prodi Akuntansi) sebagai wisudawan terbaik  Fakultas Ekonomi dengan IPK 3,86, masa studi 3 tahun 5 bulan; Aca Wisdahlia (Prodi Agribisnis) wisudawati terbaik Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi dengan masa studi 4 tahun 1 bulan; serta Berlian Zarina (Prodi Ilmu Politik) wisudawati tebaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan IPK 3,83, masa studi 4 tahun 1 bulan.

 (Ryan Juliansyah saat Pidato di Wisuda XXIV UBB mewakili para Wisudawan/wati)

Berikut statement ringkas dari masing-masing wisudawan/wati terbaik terkait hal utama apa saja yang mereka dapatkan ketika menempuh studi di program studinya masing-masing. 

Meri Hamdini : : “Menetapkan pilihan di Prodi Fisika bukanlah hal yg mudah. Salah satu alasan dan juga menjadi pertimbangan saya untuk memilih fisika yaitu, saya suka alam. Menurut saya alam itu unik dan fisika itu adalah bahasa alam. Karenanya untuk mengenal keunikan alam saya rasa tepatlah saya berada di Prodi Fisika.” 

Ryan Juliansyah: “Selama masa perkuliahan, saya merasa sangat senang karena mendapatkan banyak pengalaman saat berada di Jurusan Akuntansi seperti, Pengalaman Organisasi, Lomba-Lomba, Menulis Artikel, dan lainnya sehingga membuat saya memiliki softskill dan hardskill yang cukup. Saya juga merasa sangat senang bisa berkuliah di Jurusan Akuntansi FE UBB karena dosen-dosennya sangat berkompeten dan dapat menyampaikan materi dengan baik, kompetensi saya di bidang akademik maupun non akademik menjadi seimbang.”

Berlian Zarina: “Di ilmu politik memberikan saya pengalaman yang luar biasa. Tak hanya mengajarkan hubungan sesama manusia, tetapi juga melihat sisi lain perkembangan dunia.”

Salisa: “Belajar di fakultas hukum  Universitas Bangka Belitung mengajarkan saya banyak hal, terutama untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebenaran sehingga nantinya para lulusan sarjana hukum universitas Bangka Belitung diharapkan dapat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.” 

Aca Wisdahlia: “Selama kuliah di program studi agribisnis banyak hal baru yg saya pelajari. Ilmu-ilmu yang bermanfaat yg baru saya jumpai yang sangat berguna dalam kehidupan masyarakat mulai dari identifikasi masalah, melakukan pendekatan ke masyarakat dan melakukan evaluasi serta mengembangkan produk hasil pertanian agar menjadi lebih bernilai lagi.”

Narasi oleh: Hz/humas



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi