+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
10 Juni 2022 | 09:26:14 WIB


Dosen Akuakultur Kenalkan Teknologi Sederhana Budidaya Teripang Pasir Melalui Sistem Pen Culture


Belitung Timur, UBB— Dalam mengatasi penangkapan teripang pasir (sea cucumber) secara berlebihan, Dosen Akuakultur Universitas Bangka Belitung (UBB) lakukan kegiatan pengabdian dengan berikan informasi teknologi sederhana budidaya teripang pasir melalui sistem pen culture.


Kegiatan yang dilakukan di pesisir Desa Batu Aer dan Desa Dukong Kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Belitung Timur, diketuai Dr. Endang Bidayani, S.Pi, M.Si. dan beranggotakan Dr. Reniati, S.E., M.Si. dan Agung Priyambada, M.Si.

Selaku ketua tim, Dr. Endang Bidayani, S.Pi, M.Si. menyatakan, kegiatan pengabdian tingkat universitas tahun ajaran 2022 ini difokuskan pada dua tahapan, yakni sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan. Tahap sosialisasi dihadiri oleh kelompok mitra, pemerintah Desa Dukong dan Dinas Perikanan Kabupaten Belitung Timur bertempat di Balai Desa Dukong.

Sedangkan pelaksanaan kegiatan budidaya diawali dengan pembuatan kandang. Selanjutnya penebaran benih teripang berukuran 10 -15 cm sebanyak 2.000 ekor yang diperoleh dari hasil tangkapan alam. Kandang berukuran 5 x 5 m sebanyak dua unit. Selama masa pemeliharaan sekitar enam bulan teripang diberikan makan tambahan berupa diatom bentik dengan bantuan pupuk kandang.

“Teripang pasir dengan nama latin holothuria scabra memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikhawatirkan menyebabkan penangkapan berlebihan. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan penangkapan berlebih dan mencegah kepunahan teripang pasir itu adalah melalui pen culture. Dimana sistem tersebut berupa suatu budidaya di habitat aslinya dengan dipagari menyerupai kurungan dengan luas 400 – 800 m2,” ungkapnya pada Kamis (9/6/2022).

Ketua tim juga mengatakan, permintaan teripang dalam setiap bulannya mencapai 30 – 40 Kg per bulan untuk satu toko makanan khas Bangka. Sementara toko penjual makanan khas Bangka Belitung berjumlah puluhan unit. Hal ini mengancam keberadaan teripang di alam akibat penangkapan berlebihan.

“Toko makanan khas Bangka menawarkan teripang pasir kering dengan harga Rp 500.000,- hingga Rp 2.000.000,-  per Kg tergantung ukuran. Teripang banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat dan kosmetik,” ujarnya. 


Sementara menjadi kendala yang dihadapi mitra saat ini, dimana mitra belum memiliki keterampilan untuk mengelola usaha budidaya teripang pasir dan belum banyak yang memiliki pengetahuan terkait  teknologi budidaya teripang tersebut.


“Permasalahan yang dihadapi mitra seyogyanya dapat dicarikan solusi melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM).  Kegiatan bertujuan diseminasi teknologi sederhana budidaya teripang pasir (sea cucumber) sistem pen Culture sebagai upaya mengatasi ancaman penangkapan berlebihan,” tambahnya lagi.

Dr. Endang Bidayani, S.Pi, M.Si. berharap kegiatan ini membantu nelayan tradisional mendapatkan usaha sampingan dari budidaya teripang, sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan tradisional dari usaha budidaya tersebut. 

(Narasi oleh Tim Dosen Pengabdian; Editor, Iw/Humas)



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi