Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
10 Juni 2022 | 09:26:14 WIB
Dosen Akuakultur Kenalkan Teknologi Sederhana Budidaya Teripang Pasir Melalui Sistem Pen Culture
Belitung Timur, UBB— Dalam mengatasi penangkapan teripang pasir (sea cucumber) secara berlebihan, Dosen Akuakultur Universitas Bangka Belitung (UBB) lakukan kegiatan pengabdian dengan berikan informasi teknologi sederhana budidaya teripang pasir melalui sistem pen culture.
Kegiatan yang dilakukan di pesisir Desa Batu Aer dan Desa Dukong Kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Belitung Timur, diketuai Dr. Endang Bidayani, S.Pi, M.Si. dan beranggotakan Dr. Reniati, S.E., M.Si. dan Agung Priyambada, M.Si.
Selaku ketua tim, Dr. Endang Bidayani, S.Pi, M.Si. menyatakan, kegiatan pengabdian tingkat universitas tahun ajaran 2022 ini difokuskan pada dua tahapan, yakni sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan. Tahap sosialisasi dihadiri oleh kelompok mitra, pemerintah Desa Dukong dan Dinas Perikanan Kabupaten Belitung Timur bertempat di Balai Desa Dukong.
Sedangkan pelaksanaan kegiatan budidaya diawali dengan pembuatan kandang. Selanjutnya penebaran benih teripang berukuran 10 -15 cm sebanyak 2.000 ekor yang diperoleh dari hasil tangkapan alam. Kandang berukuran 5 x 5 m sebanyak dua unit. Selama masa pemeliharaan sekitar enam bulan teripang diberikan makan tambahan berupa diatom bentik dengan bantuan pupuk kandang.
“Teripang pasir dengan nama latin holothuria scabra memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikhawatirkan menyebabkan penangkapan berlebihan. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan penangkapan berlebih dan mencegah kepunahan teripang pasir itu adalah melalui pen culture. Dimana sistem tersebut berupa suatu budidaya di habitat aslinya dengan dipagari menyerupai kurungan dengan luas 400 – 800 m2,” ungkapnya pada Kamis (9/6/2022).
Ketua tim juga mengatakan, permintaan teripang dalam setiap bulannya mencapai 30 – 40 Kg per bulan untuk satu toko makanan khas Bangka. Sementara toko penjual makanan khas Bangka Belitung berjumlah puluhan unit. Hal ini mengancam keberadaan teripang di alam akibat penangkapan berlebihan.
“Toko makanan khas Bangka menawarkan teripang pasir kering dengan harga Rp 500.000,- hingga Rp 2.000.000,- per Kg tergantung ukuran. Teripang banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat dan kosmetik,” ujarnya.
Sementara menjadi kendala yang dihadapi mitra saat ini, dimana mitra belum memiliki keterampilan untuk mengelola usaha budidaya teripang pasir dan belum banyak yang memiliki pengetahuan terkait teknologi budidaya teripang tersebut.
“Permasalahan yang dihadapi mitra seyogyanya dapat dicarikan solusi melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Kegiatan bertujuan diseminasi teknologi sederhana budidaya teripang pasir (sea cucumber) sistem pen Culture sebagai upaya mengatasi ancaman penangkapan berlebihan,” tambahnya lagi.
Dr. Endang Bidayani, S.Pi, M.Si. berharap kegiatan ini membantu nelayan tradisional mendapatkan usaha sampingan dari budidaya teripang, sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan tradisional dari usaha budidaya tersebut.
(Narasi oleh Tim Dosen Pengabdian; Editor, Iw/Humas)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi