+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
28 Juli 2008 WIB


Pinguin Purba Tak Selalu Suka Es


Pinguin Purba Tak Selalu Suka Es
Pingiun identik dengan daerah dingin. Itu jika kita melihat kondisi saat ini. Padahal di masa lampau, burung yang tak bisa terbang itu lebih suka menetap di daerah yang hangat. Setidaknya itulah yang terbukti dari temuan sejumlah fosil pingiun di Peru belum lama ini.



Fosil tersebut dinamai sebagai spesies Icadyptes salasi, hidup kurang lebih 36 juta tahun silam. Hewan ini memiliki moncong panjang mirip paruh dengan tinggi tubuh lima kaki. “Jenis ini bisa langsung dikenali dengan paruhnya,” jelas Julia Clarkem palaentologis dari North Carolina State University seperti yang dikutip Reuters.



Spesies ini berukuran lebih besar disbanding dengan pingiun yang ada saat ini. Dari sejarah penemuan fosil, jenis ini adalah nomor tiga terbesar dari penguin yang pernah hidup di muka bumi. Sebelumnya sempat dijumpai fosil burung akuatik tersebut di Selandia Baru yang berusia 61 juta tahun atau tak lama setelah kepunahan dinosaurus.



Tak Selalu Dingin



Jenis pingiun terbesar yang masih hidup sekarang adalah pingiun Emperor dengan tinggi 4mpat kaki. Fosil lain yang juga dijumpa di Peru adalah jenis yang lebih kecil tapi lebih tua dari Icapdyptes, yakni Perudyptes devriesi yang hidup 42 juta tahun silam. Ukurannya sekitar 2,5-3 kaki saja, sama dengan penguin Raja yang masih hidup saat ini.



Asal tahu saja, wilayah pantai selatan Peru tempat fosil-fosil mascot Linux itu ditemukan adalah wilayah panas. Jadi ilmuwan menyimpulkan bahwa di masa lampau, pingiun lebih suka menetap di wilayah panas ketimbang dingin seperti yang kita tahu saat ini.



Banyak ilmuwan meyakini bahwa pingiun meninggalkan wilayah dingin seperti Antartika atau Selandia Baru untuk mencari kehangatan, namun memang ada spesies pinguin yang menghuni daerah hangat seperti Peru atau daerah katulistiwa seperti Kepulauan Galapagos. Riset yang melibatkan ilmuwan Peru dan Argentina ini dipublikasikan di jurnal teranyar Proceedings of the National Academy of Sciences.



Source : NetSains

UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi