Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
11 Oktober 2021 | 09:22:27 WIB
Ini yang Dilakukan KOMPAS UBB dengan Tanaman Lokal dan Obat-obatan Masyarakat Adat Mapur
Bangka, UBB— Salah satu bentuk perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi adalah pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Pada tahun 2021 ini, salah satu bentuk pengabdian masyarakat KOMPAS UBB ialah pemberdayaan desa melalui program PHP2D (Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa). Kegiatan PHP2D KOMPAS UBB dilaksanakan di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kabupaten Bangka. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Juli hingga Desember nanti.
Salah satu program besar yang dilakukan Kompas UBB bersama masyarakat di Air Abik adalah pembangunan rumah pembibitan tanaman obat dan lokal, yang mana pada tanggal 9-10 Oktober kemarin tim kompas kembali melanjutkan pembangunan rumah pembibitan tersebut. Pada dua hari itu, mereka fokus pada pemasangan instalasi air dan penambahan tanaman obat-obatan.
"Semua program yang telah dan akan dilaksanakan merupakan rancangan bersama masyarakat untuk mewujudkan Dusun Air Abik menuju Kampung Ekowisata Berbasis Budaya. Kami juga bekerjasama dengan mitra BPDASHL Provinsi Bangka Belitung serta PT. TIMAH yang mendukung dan membina dalam pembangunan rumah pembibitan ini,” ucap Jennikita Isabela selaku ketua Tim.
“Kami berharap program pembibitan ini dapat terus berjalan serta memberikan dampak baik bagi masyarakat, seperti yang masyarakat Air abik harapkan,” tambah Jennika Isabela.
Program pembibitan tanaman lokal dan obat-obatan ini merupakan wujud dari kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang ada di Adat Mapur yang telah dijaga sejak dulu. Mulai dari cara hidup masyarakat yang menghormati alam, serta cara memanfaatkan alam untuk obta-obatan.
Menurut Ketua Tim, Jeninika Isabela, Rumah pembibitan tanaman lokal dan obat-obatan ini nantinya akan menjadi pendukung objek wisata budaya Adat Mapur. Selain itu, bisa juga sebagai sarana penelitian dan edukasi bagi akademisi serta masyarakat umum.
“Berdasarkan buku Tumbuhan Obat Suku Lom 2013, diketahui jumlah jenis tumbuhan yang bisa dimanfaatkan adalah berjumlah 50 dari 34 famili yang telah teridentifikasi. Adapun tiga famili yang paling banyak dimanfaatkan berturut-turut adalah Rubiaceae, Myrtaceae, dan Poaceae,” ucap Jennika
“Beberapa tumbuhan obat yang digunakan oleh Suku Lom terdiri dari rukem, kelingkak, kayu pulih kebentak, kekupak, pedu sabak, dan pedu pelanduk. Tumbuhan obat ini biasanya digunakan untuk mengobati penyakit, seperti: patah tulang, sakit tulang leher, ngilu sendi, sakit kulit, luka, demam, malaria, maag dan jerawat,” pungkasnya.
Dalam program PHP2D KOMPAS UBB ini, pelestarian tanaman obat tidak hanya dilakukan secara ex situ (rumah pembibitan) namun juga in situ dengan pelestarian di Habitat asli tumbuhan obat-obatan. Sebab, tidak semua tanaman dapat di pindahkan dan dapat hidup baik di rumah pembibitan sehingga perlu kolaborasi bersama masyarakat Dusun Air Abik dan pemerintah sehingga Sustainability dapat terus berjalan. (Mahasiswa Kompas UBB)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi