Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
28 Juli 2008 WIB
Hobbit Indonesia Lebih Mirip Kera daripada Manusia?
Lebih Mirip Kera
Belum lama ini Matthew Tocheri dan timnya dari Smithsonian Institution, Washington, mengemukakan bahwa pergelangan tangan Hobbit lebih mirip kera daripada manusia.
Tim Tocheri menganalisa tulang pergelangan tangan Hobbit yang menurutnya primitif, berbeda dengan kebanyakan tulang manusia modern. Bahkan jauh dari jenis “sepupu” evolusinya yang kini sudah punah, Homo neanderthalensis.
“Yang paling jelas adalah tulang pergelangan tangan Hobbit bukan masuk dalam kelompok manusia modern atau Neanderthal. Jenisnya justru sama dengan yang kita temui pada manusia purba, Homo habilis seperti Australopithecus yang terkenal sebagai fosil Lucy. Kesamaan juga dijumpai pada jenis simpanse dan gorila masa kini,” ungkap Tocheri kepada BBC News.
Fosil Hobbit berusia 18.000 tahun ini digali dari situs Liang Bua, NTT dan cukup menggemparkan dunia sains. Ilmuwan awalnya yakin bahwa manusia dengan tinggi hanya satu meter ini berukuran cebol karena kekurangan gizi dan bahan makanan. Spesimen ini dinamai Hobbit, sesuai dengan tokoh ciptaam JRR Tolkien dalam trilogi Lord of The Ring. Ada juga kalangan ilmuwna yang berpendapat jenis ini berukuran tubuh kecil karena mengidap penyakit mikrosepali. Tapi jangan salah, konon kabarnya spesies ini masih hidup di pedalaman NTT sana dan tidak mau berhubungan dengan orang luar.
Source : NetSains
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi