+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

sastra UBB

Sastra Universitas Bangka Belitung
01 Agustus 2021 | 01:02:03 WIB


SANG PARIPURNA


Ditulis Oleh : Ibrahim Bintang (Rektor UBB)

Jelang fajar
Berkilauan cahaya ke seantero negeri
Memutar putar menyelisik gelap
Memadu padan sang anak kampung di tanah rantau
Menyusuri jengkal demi jengkal Tanah Jawa nanpadat
Yang akhirnya kau petik wanginya di tanah mataram
Kau tuntaskan mimpi Sang Rahman tua
Yang seakan masih asyik dengan radio bututnya
Mendengar kisah kolonial yang pergi di syahbandar

Ketika tanah Bangka memanggilmu datang
Ada asa disana
Juga mungkin gundah mengapa ia datang kala Jawa di genggaman
Dilema antara istana dan belantara membayang
Tapi tanah ini memanggilmu pulang
Tak mudah untuk Rahman setengah baya
Kala kerabat lama enggan melepas
Kala pulau ini butuh secercah terang
Tak mudah, tak mudah
Tapi ia adalah masa depan yang nyata
Tempat banyak mata menatap pinta
Tak mudah
Dan akhirnya kau putuskan bersamanya

Maka, kala Matahari beranjak siang
Kau tebas segala rintangan
Meja-meja yang pongah kau terjang dengan garang
Tetap dengan khas senyum dan pipimu yang chubby Sesekali kerenyit di kening melintang sungkan
Kau tuntaskan hasrat dari wajah-wajah penuh cemas
Kau tinggalkan Jawa yang gemerlap
Meniti buih menapak belantara bak wangi subuh menjelang
Menemani tawa-tawa si anak muda
Menari jingkrak girang kala tuntas lembar demi lembar

Ada tawa disini
Ada tangis disini
Ada mimpi disini
Juga ada resah disini
Tapi kita terus berdiri
Berjalan, lari kecil, dan berlari
Dan kaulah yang mengalunnya
Lembut, kalem, menunduk, lalu senyum lagi
Ah, begitu dinamisnya
Sedinamis ketika kau pancangkan diri
Di ujung kampung yang sepi berdiri
Atas nama totalitasmu
Atas nama keteguhanmu




Kini senjamu menjelang
Tapi kami tau bahwa kau menolak kalah dalam perang
Menolak pergi kala jemari kami masih menyatu di depan dada
Dan kami pun tahu bahwa ini hanya cara negeri memperpanjang baktimu
Bukan untuk pergi
Bukan untuk diakhiri

Wahai Sang Paripurna penyokong negeri
Kau paripurna, tapi tidak untuk sendiri
Bersama istri setia yang tetap jelita di jelang senja
Juga bersama mimpimu yang akan kami teruskan
Kami hormat untukmu
Sang paripurna tanpa ujung senja

Dan.....
Saat paripurna tiba,
Sempurnakanlah rasa hati, gundah tak berarti sedih
Karena kau wariskan hamparan ladang peradaban
Yang ditulis pahat namamu,
Tidak dimana-mana, tapi di hati kami
Tidak dimana-mana, tapi di relung sanubari kami

Terima kasih kami!