+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
05 Februari 2010 | 20:51:18 WIB


Pemberdayaan Pembudidaya Ikan dan Nelayan Berbasis Kampus


Ditulis Oleh : Admin

Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan yang kaya akan potensi dan sumber daya alam. Potensi yang terkandung di bumi serumpun sebalai ini tersebar disetiap penjuru kabupaten. Salahsatu potensi yang saat ini digandrungi oleh masyarakat Bangka Belitung sebagai mata pencaharian utama yaitu sektor Pertambangan. Sektor ini terbukti secara sah dan meyakinkan mampu meningkatkan taraf ekonomi kehidupan masyarakat Bangka Belitung. Kegiatan ini sangat marak dilakoni oleh masyarakat karena penghasilan yang didapatkan dari kegiatan ini cukup tinggi dan telah membuat masyarakat meningkat kesejahteraannya (baca : kaya). Namun yang namanya pertambangan adalah sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Suatu saat timah akan habis, dan ketika timah sudah betul-betul habis maka yang akan terjadi kemudian adalah kondisi masyarakat yang merana berkepanjangan.

Disamping penambangan timah, mata pencaharian lain yang dilakoni oleh masyarakat Bangka Belitung adalah di sektor perikanan, baik pada perikanan tangkap (nelayan) maupun pada perikanan darat (pembudidaya ikan). Jumlah para masyarakat yang bergerak pada sektor perikanan di Bangka Belitung belum begitu banyak. Hal ini dikarenakan trend untuk menjadikan masyarakat menjadi pelaku perikanan belum begitu menguat. Seharusnya masyarakat diarahkan untuk mengalami metamorphosis mind set dari kegiatan penambangan ke kegiatan perikanan. Dengan jumlah dan luas perairan yang cukup luas, bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk menjadikan Bangka Belitung sebagai sentra perikanan di Indonesia sebagaimana Gorontalo yang menjadi sentra Jagung di Indonesia. Salahsatu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah optimalisasi pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan yang ada di Bangka Belitung.

Departemen Kelautan dan Perikanan yang sekarang sudah tidak lagi berbentuk departemen tapi berbentuk Kementerian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan PP No. 47 tahun 2009, merupakan instansi yang membuat kebijakan tentang perikanan di Indonesia. Berkenaan dengan program pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan di Indonesia, kementerian Kelautan dan Perikanan di Indonesia telah menelorkan beberapa kebijakan yang diharapkan akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan pembudidaya ikan dan nelayan. Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah berkaitan dengan peningkatan kegiatan usaha para pembudidaya ikan dan nelayan yaitu : bantuan fasilitas (sarana dan prasarana kegiatan perikanan), bantuan permodalan (Dana Penguatan Modal), penyuluhan tentang teknik budidaya ikan, sertifikasi benih, standar benih nasional Indonesia, pengolahan hasil perikanan, pemberdayaan istri-istri nelayan, penyuluhan tentang pembentukan koperasi, Program PNPM-pesisir, PEMP (Program ekonomi Masyarakat Pesisir) dan program-program lainnya. Kebijakan-kebijakan diatas di break down ke tataran Dinas kelautan dan perikanan untuk kemudian diimplementasikan ke masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salahsatu upaya dalam membantu peningkatan kegiatan usaha para nelayan dan pembudidaya ikan sehingga pada akhirnya taraf hidup mereka akan meningkat. Pola pemberdayaan dilakukan diantaranya melalui program-program yang telah digariskan. Saat ini banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menyukseskan upaya pemberdayaan masyarakat, diantaranya yaitu : melalui rekruitmen penyuluh-penyuluh kontrak dan atau optimalisasi peran PNS di dinas kelautan dan perikanan. Penyuluh-penyuluh kontrak dan atau tenaga teknis lapangan PNS inilah yang menjadi ujung tombak dalam mensosialisasikan program pemerintah sehingga masyarakat terberdayakan dan terbantu kegiatan usahanya.

Dalam perjalanannya penyuluh-penyuluh kontrak dan tenaga teknis lapangan PNS yang ada kapasitasnya tidak terlalu besar. Salahsatunya karena minimnya jumlah tenaga yang ada. Minimnya jumlah tenaga penyuluh yang ada karena minimnya dana. Tidak semua tenaga penyuluh dan PNS mampu menjangkau setiap desa yang ada. Di Bangka Belitung, kondisi minimnya tenaga penyuluhpun terjadi. Jumlah tenaga teknis lapangan dalam konteks pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan masih kurang. Berkaca dari hal tersebut diatas, Saatnya untuk kemudian memanfaatkan kampus dalam program pemberdayaan masyarakat. Pemanfaatan kampus dalam hal ini para mahasiswanya untuk program pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan memiliki asas mutualisme.

Asas Mutualisme yang dimaksud yaitu di satu sisi pemerintah diuntungkan karena pemerintah punya tenaga-tenaga muda, energik dan penuh semangat dalam mensukseskan program-program pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan. Disamping itu tidak pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana yang besar. Disisi lain mahasiswa juga diuntungkan karena dengan dilibatkannya mahasiswa dalam program pemberdayaan ini, mahasiswa akan mampu mengaplikasikan (praktek) secara langsung ilmu dan pengetahuan teori yang didapat dari kuliah ke lapangan. Mahasiswa tidak hanya berkutat pada diktat kuliah atau hal-hal yang bersifat normatif saja namun juga mampu menerapkan. Mahasiswa dituntut untuk bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan membina masyarakat dalam konteks pemberdayaan. Tentu saja mahasiswa tidak sendiri. Mahasiswa akan diarahkan oleh pihak dinas atau oleh para dosen yang memiliki tanggungjawab moral dalam membina mahasiswa. Kesertaan mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan ini juga memiliki nilai lebih yaitu sebagai salahsatu bentuk pengamalan tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Untuk mewujudkan kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kampus adalah melalui program kemitraan antara pihak pemerintah dalam hal ini Dinas kelautan dan Perikanan dengan pihak Perguruan Tinggi. Di Bangka Belitung saat ini Dinas kelautan dan Perikanan baik tingkat provinsi maupun kabupaten sedang gencar-gencarnya dalam melakukan aktivitas pembangunan perikanan dalam hal pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan melalui aktivitas-aktivitas penyuluhan. Disisi lain di Bangka Belitung memiliki Universitas Bangka Belitung yang memiliki jurusan perikanan (Program studi DIII Perikanan yang akan bermetamorfosis menjadi S1 Budidaya Perairan). Dengan melihat kenyataan ini, maka program pemberdayaan pembudidaya ikan dan nelayan berbasis kampus sangat mungkin untuk dilakukan.

Mahasiswa adalah agent of change, kaum intelektual, namun semua itu perlu dibuktikan. Pembuktian yang harus dilakukan oleh mahasiswa tidak sekedar turun ke jalan, berdemonstrasi atau mengkritik pemerintah. Namun mahasiswa juga dituntut untuk mengaktualisasikan ilmu di bangku kuliah mereka dalam bentuk karya-karya nyata ke masyarakat, salahsatunya melalui bentuk pengabdian kepada masyarakat. Untuk mahasiswa perikanan salahsatu yang dapat ditempuh adalah melalui keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat pembudidaya ikan dan nelayan. Semoga pembangunan perikanan melalui pemberdayaan pembudidaya ikan melalui kerjasama berbagai elemen dan stakeholder di Bangka Belitung dapat terlaksana secara progressif sehingga Bangka Belitung dapat meraih predikat Provinsi Perikanan. Semoga!






Written By : Eva Prasetiyono
Dosen Universitas Bangka Belitung/
Pengurus DPW PPNSI Babel




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota