namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula.
Tapi kese" /> namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula.
Tapi kese" /> namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula.
Tapi kese" /> namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula.
Tapi kese" /> namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula.
Tapi kese" />
+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
06 Juni 2008 | 04:35:09 WIB


Stop Killing Yourself


Ditulis Oleh : Sonie

Seberapa sering Anda batal melakukan sesuatu yang sangat Anda inginkan,
karena komentar orang lain? Dan seberapa sering orang lain undur langkah
karena "nasihat" Anda? Beberapa kali. Mungkin sering. Itu "pembunuhan"
namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula.
Tapi kesengsaraan orang yang "terbunuh" akan berlangsung sepanjang
hidupya. Mengerikan? Memang. Jangan mengernyit dulu seolah itu massalah
orang lain. Jangan-jangan, Anda pun pernah melakukan "pembunuhan" itu.
Atau, bisa jadi Anda sudah "mati" sejak bertahun lalu.

Ini dia cerita yang sudah beredar lama. Disebarkan oleh Anthony Dio
Martin. Pada tahun 1933, adalah seorang Jerry Siegel yang beride
menciptakan tokoh superhero. Tokoh ini tenaganya lebih kuat dari besi,
bisa terbang dan berasal dari planet lain. Jerry mengajak Joe Shuster
yang pandai melukis untuk mewujudkan tokoh ini.

Tapi, gambaran manusia super pada masa itu dianggap tidak menarik. Komik
itu tak kunjung laku, hingga waktu berjalan enam tahun. Puncaknya,
mereka berdua mendengar kalau editor Detective Comics membutuhkan komik
strip. Penuh semangat, keduanya menawarkan komik mereka.

Para editor Detective Comics menertawakan hasil karya mereka dan bilang,
"Wah, tidak akan ada yang percaya dengan ide komik seperti ini.
Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual." Dera frustrasi sepanjang
enam tahun (tak hanya sekali itu mereka ditertawakan), membuat keduanya
menjual komik serta segala hak ciptanya dengan nilai hanya USD 130.
Mereka berdua percaya bahwa komik mereka buruk, tidak akan laku, dan
memang pantas dinilai segitu.

Tak lama setelah itu, komik mereka ternyata laku keras dan jadi pujaan
semua orang. Hingga hari ini, si tokoh superhero itu sudah difilmkan,
ditevekan, dengan jumlah merchandise tak terkira. Siapa yang tak kenal
Superman?

Siegel dan Shuster hidup miskin ketika tokoh ciptaan mereka berjaya.
Pada tahun 1975, ketika publik Amerika menekan Detective Comics,
akhirnya mereka berdua mendapatkan jaminan finansial.

Anthony Dio Martin menyebut, apa yang diucapkan oleh Detective Comics
terhadap Siegel dan Shuster sebagai killer statement. Kadang killer
statement ini diucapkan tidak dengan maksud khusus, tapi dampaknya bisa
membuat orang lain (atau Anda) merana.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya kerap melakukan rangkaian
"pembunuhan" terhadap diri sendiri. Pisau tajam itu berbentuk ungkapan
yang (sepertinya) biasa-biasa saja, padahal kejamnya luarbiasa.

Anda bilang: "Duh, susah amat..."
Orang lain bilang: "Sudahlah, lupakan masalah finance ini. Kamu pasti
kesulitan, kan? Kita bicara masalah lain yang lebih enak buat kamu
saja."
Kedengarannya baik hati sekali orang itu. Ungkapan itu membuat Anda
benar-benar merasa kesulitan dengan masalah finance. Padahal, Anda hanya
belum menemukan orang yang tepat, yang dapat menerangkannya dengan
crystal clear.

Anda bilang: "Mana mungkin aku bisa..."
Orang lain bilang: "Ngapain sih, kamu ngurusin soal ini? Nanti malah
berantakan, kacau balau."
Jangan langsung percaya pada omongan orang soal kemampuan Anda. Yang
paling tahu apa yang Anda bisa adalah diri sendiri. Ganti kata "tidak
mungkin bisa" dengan "belum bisa". Kalau memang Anda tertarik pada
masalah tertentu, pelajari saja. Biarkan orang lain "menggonggong".

Anda bilang: "Aku kan, lemah di bidang itu..."
Orang lain bilang: "Anak IPS kok, mau ngomongin soal astronomi. Kamu
kan, lebih jago ngomongin ekonomi."
Sekali lagi, tak seorang pun berhak menentukan siapa lemah di bidang
apa. Kata siapa lulusan Sejarah hanya boleh tahu soal sejarah? Bukan
tidak mungkin, dia juga menguasai prinsip dasar Fisika dan
menyenanginya, kan? Jadi, jangan mengaku lemah, dan jangan mengiyakan
tuduhan orang atas kelemahan itu.

Anda bilang: "Kenapa sih aku enggak pernah bisa nulis?"
Orang lain bilang: "Kamu perlu usaha ekstra keras untuk bisa punya
novel. Tulisan kamu enggak enak dibaca."
Sekarang semua orang menulis. Jumlah blog ada jutaaan. Artinya, sebanyak
itu pula penulis di dunia maya. Pasti lebih. Apakah semuanya
profesional? No. Apakah semuanya berbakat? Absolutely no. Tapi, di mana
ada mau, di situ ada bisa.
Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua perlu proses. Hari ini mungkin
tulisan Anda tak enak dibaca. Memangnya tidak ada hari esok? Dan lusa?
Kejarlah mimpi Anda untuk jadi penulis, dan buatlah novel. Buatlah orang
lain terbelalak.

Mulai hari ini, jangan lecehkan orang lain, apalagi diri sendiri. Tak
perlu ada yang "mati" hari ini. Juga esok nanti. Selamat membuat hal
besar!


Candra Widanarko

Source :
Kompas

UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota