Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
17 Agustus 2021 | 15:41:50 WIB
Rektor UBB Kaitkan Output MBKM dengan Sejarah Perkembangan Filsuf dan Ilmuwan
Universitas Bangka Belitung (UBB) telah melangsungkan pelepasan terhadap mahasiswa semester 7 yang akan mengikuti Program Kuliah Luar Kampus selama beberapa bulan ke depan.
Acara seremonial pelepasan ini dilangsungkan secara hybrid, di Balai Besar Peradaban Rektorat UBB dan melalui aplikasi Zoom Meeting (Senin, 16 Agustus 2021). Hadir pada acara ini para pimpinan tingkat universitas, dekan, ketua jurusan, serta sekretaris jurusan.
Yang spesialnya, pelepasan ini juga turut dihadiri diberi sambutan secara daring oleh Diretur Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.d. IPU Asean Eng.
Duta Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sekaligus sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UBB, Nanang Wahyudin, S.E., M.M., membuka acara dengan menyampaikan laporan sumber dana Program Kuliah Luar Kampus, yang mana berasal dari UBB itu sendiri dan Kemendikbud Ristek, serta Beliau juga mengutarakan detail dari jumlah mahasiswa UBB yang ikut di masing-masing program kuliah luar kampus tersebut.
Total keseluruhan mahasiswa UBB yang melangsungkan Program Kuliah Luar Kampus dengan dana universitas adalah sebanyak 752 mahasiswa. Selebihnya para mahasiswa kita mengikuti program dari dana Kemendikbud Ristek yang berhasil didapatkan beberapa prodi di UBB, yakni Program Komptisi Kampus Merdeka (PPKM), Centre of Excellent (CoE), dan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), ujar Nanang Wahyudin.
Saat menyampaikan laporan, Nanang juga mengungkapkan bahwa ada 6 mahasiswa UBB yang berhasil lolos di Program Magang dan Studi Inpenden dari Kemendikbud Ristek, serta ada dua dosen UBB yang lolos menjadi dosen pembimbing lapangan di program Kampus Mengajar dan Program Modul Nusantara.
Pada Program Kemendikbud Ristek, ada tiga mahasiswa UBB yang berkesempatan mengikuti program magang, yakni dari prodi Akuntansi ada 2 mahasiswa, dan 1 mahasiswa dari Teknik Sipil. Lalu, di program Studi Independen ada 3 mahasiswa juga, masing-masing dari Teknik Elektro, Kimia, dan Akuntansi, tambah Nanang.
Adapun dosen UBB yang lolos di program Kemendikbud Ristek, adalah Revi Safitry (Dosen Teknik Sipil) yang terpilih menjadi Dosen Pembimbing Lapangan program Kampus Mengajar, serta Pak Bob Morison (dari sastra inggris) di Program Modul Nusantara., pungkas Nanang.
Di dalam rangkaian acara pelepasan ini, sebelum Rektor UBB menyampaikan sambutan dan pesan-pesannya untuk para mahasiswa, berkesempatan juga untuk menyampaikan sambutan adalah Ibu Fournita (Ketua LPPM UBB) dan Prof. Nizam (Direktur Ditjendikti).
Ibu Fournita utamanya berpesan agar para mahasiswa yang menjadi delegasi UBB di Program Kuliah Luar Kampus ini bisa menunjukkan kontribusi postifinya untuk masyarakat dan beberapa perusahaan yang menjadi mitra. Bagi Beliau, yang terpenting senantiasa menjaga nama baik UBB.
Sementara itu, Prof. Nizam menegaskan bahwa, era Disrupsi teknologi saat ini menimbulkan dampak pada banyak dimensi kehidupan. Oleh kareanya, salah satu kebutuhan para mahasiswa di kampus saat ini adalah beradaptasi dengan mitra-mitra industri untuk siap menghadapi era disrupsi teknologi tersebut.
Harapannya, program kuliah luar kampus ini bisa menciptakan SDM unggul untuk bisa menghadapi dunia kerja, dan bahkan menciptakan lapangan kerja, ujar Beliau.
Ibrahim: Yang Namanya Ilmuwan harus Mengerti Segala Ilmu dan Berkarakter Fleksibilitas
Sebelum berbicara bagaimana MBKM yang digaungkan oleh menteri Nadiem Makarim ini mengarahkan para pelajar untuk memiliki karakter fleksibilitas dan adaptif, Ibrahim menyampaikan beberapa hal penting.
Pertama, Beliau mengatakan kalau Ditjen Dikti pernah secara khsus berterima kasih kepada UBB karena telah maksimal serta cepat dalam menerjemah dan mengaplikasikan program MBKM.
Menurut Ditjen Dikti, UBB termasuk institusi kampus yang belajar dengan cepat, dan dianggap cukup pionir dalam pelaksanaan MBKM, ujar Ibrahim
Kedua, Beliau menegaskan, dosen-dosen saat ini kebanyakan adalah generasi imigran digital. Maka dari itu harus mau, cepat berubah dan menyesuaikan dengan keadaan
Para Dosen tidak mungkin mengajar dengan cara masa lalu. Karena kondisi dan rezimnya saat ini sudah berbeda, tambahnya.
Ketiga, Pak Rektor yang dikenal dengan gayanya yang khas Milenial ini bersyukur punya program studi yang mau bekerja sama dan bekerja cepat dengan pihak universitas. Menurut Beliau, kelebihan UBB adalah program studinya mau membuka diri untuk belajar dan didukung oleh dekan-dekannya yang kompak dan adaptif.
Hal lain yang berkesan disampaikan oleh Ibrahim pada pidato sambutannya tersebut adalah bagaimana Beliau berbicara kalau sebetulnya output yang diharapkan dari MBKM ini mirip dengan realitas yang terjadi pada pemikir, filsuf atau ilmuwan di era Yunani sampai dengan Renaisans. Muaranya adalah sosok yang menguasai atau mengerti banyak ilmu dan memiliki karakter fleksibilitas.
Dulu para filsuf seperti Socrates, Plato, Aristoteles dan para filsuf besar lainnya, mereka tidak hanya mampu berpikir folosofis, tapi juga menguasai banyak ilmu, seperti ilmu berhitung, Biologi, Politik, Hukum dan lain-lain. Makanya mereka juga bisa disebut sebagai Ilmuwan, ungkap Ibrahim yang juga merupakan seorang doktor ilmu Filsafat.
Hobbes, Auguste Comte dan Weber, mereka piawai bicara birokrasi, mereka mahir matematika dan mereka juga paham fisika. Yang dipentingkan oleh mereka adalah keluasan ilmu pengetahuan, pungkas Ibrahim. (Hz/humas)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi