UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
19 Desember 2011 | 09:43:50 WIB
SUASANA KULIAH (SILAHTURAHMI KEILMUAN-bagian 3)
Ditulis Oleh : Dwi Haryadi, S.H., M.H.
Pada kesempatan ini, saya masih tertarik untuk bercerita tentang silahturahmi keilmuan antara dosen dan mahasiswa di kelas. Pola mengajar dosen memang beragam. Ada yang masih masuk kelas dan mengajar dengan teks book, alias membaca dan menuliskan materi dari buku yang dibawanya ke papan tulis.
Alhasil, sistem ujiannya pun tidak jauh berbeda. Kata, kalimat, bahkan titik dan koma harus sama persis dengan bukunya tadi. Salah sedikit sama dengan salah semua dan tiada ampun. Berikutnya masih ada dosen yang masih menggunakan OHP, tetapi ada pula yang berupaya menyesuaikan dengan hitech, mengajar menggunakan Laptop. Sebagian menambahkan dengan media lain, seperti menayangkan video atau film untuk memudahkan penyerapan oleh mahasiswa. Jadi tidak hanya disampaikan secara audio tetapi juga visual.
Apapun media yang digunakan, sekali lagi, yang terpenting adalah proses belajar yang dilakukan. Percuma saja menggunakan laptop jika ternyata polanya sama dengan Mr & Mrs Teks book tadi. Jadi media hanyalah alat bantu dan mempermudah transfer kepada mahasiswa. Proses belajarlah yang terpenting, yaitu materi yang up to date, dialogis, diskusi, ujian tidak sekedar teks book, tapi lebih banyak anlisis, sehingga mahasiswa terbiasa dengan berfikir dalam pemecahan masalah dan bukan hanya "ilmu hafal" yang hilang setelah ujian.
Suasana Belajar
Disamping pola belajar, suasana kelas juga sangat menentukan efektivitas dan kualitas silahturahmi keilmuan dikelas. Suasana kelas dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari kesiapan dosen dan materinya, pola mengajar dosen, pola tempat duduk, keseriusan mahasiswa, sampai dengan ratio jumlah mahasiswa. Mr & Mrs Teks book akan membuat kuliah monoton dan mahasiswa pun sangat tidak tertarik dan merasa bosan dengan kuliah tersebut. Sebaliknya dengan pola kuliah yang dialogis dan diskusi, yaitu ada komunikasi dua arah antar dosen dengan mahasiswa, atau antara mahasiswa. Kuliah akan lebih menarik perhatian mahasiswa jika dikemas dengan anlisis kasus atau dengan uji labor atau praktek lapangan. Jadi mahasiswa tidak mendapat ilmu hanya dari teks book dan berada diawang-awang. Lebih fatal lagi jika yang kita sampaikan tidak dapat dipahami dan dimengerti oleh mahasiswa. Resmilah kita menjadi pelaku "onani intelektual". Kita mengajar untuk memuaskan diri sendiri. Tidak !!!
Mahasiswa juga menjadi faktor penentu dalam me-rileks-kan suasana belajar. Mahasiswa bukanlah obyek, tetapi juga subyek dalam kelas. Ia juga harus didengarkan dan punya hak berpendapat, baik itu pendapat yang sama maupun berbeda dengan sang dosen. Yang penting adalah argumentasinya. Disitulah proses perkembangan ilmu berjalan. Ilmu selalu dinamis dan dimulai dari perbedaan pendapat. Dosen bukanlah mahluk serba tahu. Jadi dosen tidak perlu alergi dengan mahasiswa yang banyak bertanya, kritis dan berbeda pendapat dengannya. Apalagi sampai memusuhi dan muncul dendam kesumat sampai ke nilai mahasiswa. Lebih parah lagi tidak mau membimbing skripsi yang bersangkutan. Ini tentu subyektivitas dosen yang harus dibuang jauh-jauh.
Berikutnya, jumlah mahasiswa yang terlalu padat alias 'ramai' juga menurunkan kualitas suasana belajar dikelas. Disini diperlukan kebijakan pasti dan tegas dari institusi agar perbandingan ratio mahasiswa dan dosen harus mendukung efektivitas dan kualitas belajar. Jangan sampai belajar dikelas sudah seperti suasana pasar atau seminar yang dihadiri sampai puluhan orang. Semoga
Penulis : Dwi Haryadi
Dosen FH UBB dan Mahasiswa PDIH UNDIP
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka