Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
13 Oktober 2008 | 16:36:04 WIB
Pulau Belitung diserbu para Seniman
Pagi itusetelah melalui penerbangan selama kurang lebih 1 jam dari Jakarta, 62 seniman yang tergabung dalam sebuah komunitas seniman yang mayoritas pelukis, tiba di bandara Hananjudin, Tanjung Pandan Belitung. Keceriaan terpancar dari raut wajah para pelukis beragam usia ini. Walaupun peralatan melukis seperti kanvas, cat air dan lainnya terasa sedikit memberatkan barang bawaan. Diantara rombongan pelukis ini terdapat nama-nama yang cukup dikenal di kalangan seni, seperti Tresna Suryawan, IB Said dan Erman Sadin.
Dipilihnya Belitung sebagai lokasi kegiatan melukis bersama, awalnya memang tak terpikirkan sebelumnya, mengingat informasi perihal Belitung sedikit sekali diterima. Memotret kehidupan nelayan adalah tujuan pertama. Di pulau dengan jumlah penduduk sekitar 200 ribu jiwa ini, 10 persennya bermata pencaharian sebagai nelayan. Lokasi pelabuhan, kesibukan nelayan melakukan bongkar muat barang serta hamparan kapal yang sandar di pelabuhan merupakan pemandangan unik.
Tak kalah dengan kesibukan di pelabuhan, para pelukis pun segera mencari sudut pandang yang tepat untuk dituangkan ke atas kanvas. Beberapa diantara pelukis berbagai aliran semisal impresionisme, realisme, abstrak, serta lainnya mulai melakukan coretan-coretan kecil yang awalnya berbentuk sebuah sketsa di atas kanvas, berukuran rata-rata satu meter persegi. Dari sketsa inilah setiap pelukis, mulai menggarap karya mereka sesuai dengan alirannya.
Sepintas, orang awam mungkin sulit mendefinisikan isi dan makna dari sebagian gambar atau lukisan ini. Namun dapat dipastikan tarikan garis demi garis di atas kanvas menunjukan bahwa panorama di Belitung, sarat dengan keindahan. Lain lagi gaya pelukis jika objek lukisannya adalah beberapa pantai yang dijadikan pemda setempat sebagai lokasi wisata. Diantaranya Pantai Burong Mandi yang unik. Struktur bebatuan di pantai ini, dari kejauhan mirip dengan burung yang sedang mandi. Pantai inipun tak luput dari perhatian para seniman berbagai usia ini.
Masing-masing larut dalam keasyikannya mencurahkan inspirasi. Begitu pula lokasi pantai lainnya, semisal Pantai Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi serta segala sesuatu yang merupakan ciri khas masyarakat Belitung. Pesona Belitung memang terlalu indah untuk diabaikan. Sosok seniman lekat dengan penampilan yang terkesan apa adanya, bahkan cenderung nyentrik.
Biasanya, setiap seniman memiliki ciri khas tertentu seperti topi, gelang, pakaian atau bentuk lainnya. Belum lagi ditambah dengan kepribadian si seniman itu sendiri yang cenderung eksentrik, yang belum tentu bisa diterima orang banyak. Dengan kombinasi penampilan dan kepribadian nyeleneh tersebut, menyeret kita berasumsi bahwa seniman seolah ingin membentuk komunitas sendiri tanpa mau diusik pihak luar.
Selintas, penampilan para seniman yang cenderung apa adanya bahkan kumal, membentuk persepsi bahwa hidup mereka pas-pasan. Padahal, bila dilihat dari sisi kehidupan ekonomi sang seniman, sesungguhnya mereka bisa dibilang cukup. Bahkan beberapa diantaranya bisa menghasilkan lukisan yang laku dijual puluhan juta rupiah.
Seperti misalnya para seniman yang ikut dalam acara melukis bersama di Belitung ini. Bagi mereka, justru karena mereka memiliki uang dari hasil karya sendiri, mereka pun leluasa memilih gaya berpakaian. Dari yang apa adanya hingga yang rapi. Ekspresi berkesenian bagaimanapun memang seringkali bersifat amat individu. Dan itu termasuk penampilan sang seniman. Sebetulnya banyak juga seniman yang tampil necis, rapi tak ubahnya pegawai kantoran. Tapi penampilan urakan memang terasa lebih menonjol.
Dalam komunitas seniman yang tengah berkumpul di Belitung ini misalnya, banyak yang tampil dengan rambut gondrong padahal usia sudah menua. Ada juga yang bahkan tidak pernah mandi entah sudah berapa lama. Namun sesuai dengan sifat berkesenian yang hakikatnya bebas tidak terkotak-kotak, penampilan nyeleneh bukan masalah. Yang penting, hasil karya mereka terwujud sesuai kehendak hati. Pada akhirnya, kembali pada hakikat sang seniman itu untuk berkarya.
Tentu berbeda dengan orang-orang yang bekerja di kantor, yang dituntut berpakaian sesuai peran, maka sejatinya para seniman ini adalah orang yang merdeka untuk memilih. Sebagaimana mereka pun merdeka untuk berkarya. Tidak semua seniman memang sukses secara materi. Seperti juga tidak semua seniman sulit dipahami. Namun hanya menilai seseorang dari tampilan fisik seringkali menyesatkan. Kentalnya hubungan secara batin di antara para seniman juga tidak diragukan lagi.
Aroma persaingan dalam berkarya, sama sekali tidak tercium. apalagi jika tengah berkumpul. Hanya ada tawa canda dan rasa kebersamaan. Maka yang terlihat adalah satu bentuk komunitas yang sangat unik. Terkesan kekanak-kanakan, namun sesungguhnya menggambarkan kedekatan mereka.(Idh)
Source : Begalor.com
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?