Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
24 Oktober 2008 | 19:10:28 WIB
Wisata ke Desa Nelayan Kurau Pulau Ketawai, Pantai Tanjung Berikat, Pantai Sumur Tujuh dan Air Terjun Sadap di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Desa wisata nelayan Kurau terletak di Desa Kurau, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah terletak 29 km dari Kota Koba. Desa kurau yang di kepalai oleh 2 kepala desa yaitu Kurau Barat dan Kurau Timur. Jumlah penduduknya 2777 jiwa. Sekitar 70% kegiatan penduduk Desa Kurau sehari-hari di perkampungan nelayan dengan suasana kesederhanaan perkampungannya adalah sebagai pencari ikan tradisional laut.
Komplek pemukiman nelayan di Desa Kurau Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu wisata alam di yang sangat dipertahankan kelestariannya oleh penduduk Desa Kurau dengan cara tidak pernah merusaknya, karena mereka merasa dikemudian hari Desa wisata ini bisa menjadi aset yang sangat berharga.
Setiap hari Jumat dan Sabtu desa Kurau banyak dikunjungi wisatawan yang datang, mulai hanya untuk sekedar menikmati indahnya pemandangan yang ada, membeli hasil laut (ikan, udang dll), berperahu menelusuri sungai, serta yang paling populer adalah mengunjungi Pulau Ketawai.
Pulau Ketawai yang terletak di desa Kurau Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah sangat menarik dan menawan hati. Pulau kecil ini dikelilingi laut biru dan pasir putih yang dapat membuat mata kita terpesona.
Pulau ini sangat jelas terlihat dari Desa Kurau kecamatan Koba, perjalanan kepulau ini memakan waktu kurang lebih 1 jam. Pulau Ketawai juga didiami penduduk setempat yang sedikit. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hanya beberapa rumah berdiri di pulau kecil tersebut. Pulau Ketawai dengan pantai yang langsung menjorok kelaut, membuat kapal atau speed boat dapat merapatkan langsung kepulau ini, sangat cocok untuk melakukan wisata pemancingan.
Untuk dapat masuk ke Pulau yang kaya akan ikan tersebut tidak dipungut biaya apapun Wisatawan yang datang ke pulau itu biasanya menyewa perahu nelayan karena tidak ada tempat khusus yang menyediakan perahu. Biasanya para wisatawan yang mencari ikan menyewa perahu penduduk dengan biaya sewa semalam 500ribu, dan hasil tangkapannya dapat dibawa pulang.
Sayangnya, prospek yang besar dalam pariwisata itu belum diikuti masuknya investasi dari para pengusaha pariwisata. Padahal Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sudah membuka pintu untuk masuknya para investor melalui pemberian fasilitas informasi yang terbuka serta proses perijinan yang mudah dan efisien.
Mudah-mudahan kedepan dapat dicapai pengembangan pariwisata yang baik di Desa Kurau sebagai tempat wisata Bahari menuju Kabupaten Bangka Tengah Fajar Gemilang seperti Motto Daerahnya untuk lautnya yang menarik.
Pantai Tanjung Berikat
Untaian pasir putih yang menghampar dan bebatuan disepanjang pantai berlaut biru nan jernih tentu akan menghangatkan pandangan mata kita. Apalagi air laut tersebut jernih hingga tembus kedasarnya. Sekali-kali tampak pula ikan kecil berenang di antara batu batu tersebut.
Panorama pantai yang indah dan menawan tersebut banyak kita saksikan di sepanjang pulau Bangka. Seperti Pantai Tanjung berikat di Desa Batu Beriga Kabupaten Bangka Tengah - Bangka Belitung (foto). Lokasi yang berjarak sekitar 1-2 km dari desa batu beriga atau 2 jam dari Koba dan 3 jam dari Kota Pangkalpinang, sering menjadi salah satu tempat tujuan wisata.
Desa Batu Beriga mempunyai potensi wisata pantai yang sangat besar untuk dikembangkan. Ditambah dengan adanya upacara adat pantai, yaitu taber laut (sedekah laut) atau rebo kasan bagi orang bangka.
Taber Laut merupakan upaya perwujudan syukur masyarakat yang pada umumnya nelayan atas dilimpahi hasil laut yang didapat dan dan dilaksanakan setiap tahun. Adat tersebut pada dasarnya hampir sama dengan dibeberapa daerah lain di Indonesia.
Saat ini Pantai Tanjung Berikat telah dimasukkan sebagai daerah tujuan wisata Kabupaten Bangka Tengah dan acara adat taber laut juga diagendakan dalam agenda wisata untuk mendukung program VISIT BABEL ARCHY 2010 .
Pantai Sumur Tujuh
Pulau bangka merupakan salah satu dari propinsi kepulauan di indonesia. Yaitu Propinsi kepulauan Bangka Belitung yang terdiri dari 2 pulau utama yaitu Bangka dan Belitung. Serta disekitarnya juga banyak pulau-pulau kecil lainnya. Mayoritas pulaunya berpasir putih dan masih banyak yang alami alias belum tersentuh.
Salah satunya pantai Sumur Tujuh yang berada di Kabupaten Bangka Tengah, tepatnya sekitar 5 km dari Koba yang menjadi ibukota Kab. Bangka Tengah. Letaknya yang tidak jauh dari pemukiman membuatnya menjadi salah satu pantai favorit tujuan rekreasi warga sekitar Koba dan beberapa daerah lain.
Di pantai Sumur Tujuh juga terdapat benda bersejarah yang termasuk peninggalan jaman jepang. Yaitu tujuh buah sumur yang berdiameter 2 meter, konon sumur itu dijadikan tempat untuk menampung air laut melalui lubang didalamnya yang mengarah kelaut dan dijadikan juga sebagai tempat pembuatan garam. Prosesnya buatnya gimana, juga tidak jelas.
Sampai sekarang sumur itu masih ada, namun tidak terawat dengan baik. Bila kita melongok kedalam yang terlihat sampah-sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Terkadang ada ular dan biawak juga !!! Menurut sebagian orang tua dulu itulah nama pantai itu disebut dengan adanya ketujuh sumur itu.
Tekstur pantai yang landai dan berpasir putih dilokasi tersebut membuat betah siapapun yang melancong ke pantai Sumur Tujuh. Sering juga digunakan warga untuk "mukat" atau menjaring ikan dengan jaring yang biasa digunakan para nelayan.
Ikannya ? tentu dibakar ditepi pantai dan dinikmati bersama. Sayang pemerintah daerah belum optimal dalam mengelola pantai tersebut, dan tampak seperti biasa saja walaupun terpendam potensi untuk peningkatan PAD dan aset wisata daerah.
Wisata Air Terjun Sadap
Suasana alam yang natural memang senantiasa memanjakan mata dan jiwa kita yang terkadang lelah dalam menjalani pekerjaan.
Dalam suatu kesempatan, didi jalan-jalan ke tempat Wisata Air Terjun di Pulau Bangka, tepatnya berada di bawah kaki bukit Pading di dusun Sadap desa Perlang Kec. Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah.
Jalan menuju lokasi memang agak terpencil dan memakan waktu kurang lebih 30 s/d 40 menit dari Desa Perlang menuju kaki bukit Pading, yang memanjang puluhan kilometer.
Tekstur jalan yang masih alami, belum beraspal dan pemandangan hutan diselingi bekas areal penambangan Timah menjadikan perjalanan tidak menjemukan.
Disepanjang perjalanan, mata kita akan senantiasa dimanjakan pandangan bernuansa hijau dan menarik. Bahkan dibeberapa lokasi bekas areal penambangan, banyak terdapat kolong / danau-danau kecil dengan air yang jernih dan dalam.
Kawasan Air Terjun tersebut, merupakan salah satu ...tujuan wisata alternatif yang ramai dikunjungi masyarakat, terutama para muda mudi di Pulau Bangka. Bahkan telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sebagai salah satu tujuan wisata dan dimasukkan dalam peta wisata daerah.
Air Terjun sadap pada dasarnya merupakan air yang mengalir dari ketinggian kurang lebih 6-8 meter dengan alur air bebatuan. Adapun sumber air tersebut, konon katanya di puncak bukit terdapat danau besar yang terbentuk secara alami.
Dengan banyaknya bebatuan yang melingkupi kaki bukit tersebut, kian menjadikan kawasan Air Terjun itu semakin terasa menyejukkan. Apalagi air yang jernih sangat menumbuhkan minat untuk mandi. Dan untuk tempat bersantai juga banyak ditemukan batu-batu yang berukuran besar dan beragam bentuk.
Bener deh, kalo udah sampai disana tidak mandi bakalan terasa kurang. Swear ! terasa sangat menyegarkan. Menyapa alam membuat hati terasa damai. Dan bangkit lagi deh, spirit yang sempet down karena sumpeknya dunia .
Written By : DIDI di dukonbesar.com
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?