Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
11 Februari 2009 | 13:02:01 WIB
Pesona Tumbuhan Carnivora Nepenthes, Kantong Semar, atau Ketakong di Pulau Belitung
Pulau Belitung bagian dari provinsi Bangka Belitung pulau yang luas daratan 4.800 kilometer persegi ini, selain menyimpan kekayaan kandungan mineral tambang berupa timah namun juga panorama keindahan pantai dipulau ini sangat memikat pagi para wisatawan untuk berlibur, tidak hanya itu pulau Belitung meyimpan kekayaan keaneka ragaman hayati berupa tumbuh-tumbuhan.
Salah satunya adalah tumbuhan Carnivora atau Nepentes di Indonesia sendiri dikenal kantong semar, tumbuhan yang mengeluarkan emzim di kantongnya ini membunuh serangga secara perlahan-lahan sebagai nutrisi untuk hidup, Menyebar di pulau Belitung terutama di tempat-tempat lahan bekas galian timah berupa danau-danau yang sudah puluhan tahun menjadi semak belukar. Masayarakat Belitung menamakan tumbuhan ini Ketakong atau Kemidokan
Masayarakat Belitung memafaatkan ketakong ini untuk tanaman hias dan penangkal serangga, salah satunya adalah Usni Mariosha lelaki yang telah lama menekuni tanaman hias ketakong ini dan membudidayakanya di tempat tinggalnya yang diberi nama Baro Begado Nepenthes Center Jl Dahlan Tanjungpandan Belitung, "Ketakong yang di ambil dari alam akan mudah stress lalu mati apabila tidak hati-hati dalam pemindahan kemedia pot dan tidak semua ketakong bisa hidup dengan normal didalam wadah pot ujar Usni diselah-selah mengambil ketakong dari alam ". Usni mengambil sebagian kecil Ketakong di alam untuk di budidayakan serta dipelajari lalu di amati cara tumbuh termasuk media apa saja yang disukai oleh ketakong, ada beberapa ketakong yang ditempatkan Usni didalam botol dan kelihatanya kantong yang tumbuh di media botol ini tumbuh dengan baik dan mempunyai kantong yang indah,
Ketakong memang harus menyesuaikan kondisi tempat habitat hidupnya terutama iklim suhu apalagi ditempatkan kedalam pot harus sama dengan iklim hidup di alam liar, Ada juga beberapa ketakong yang sudah disilangkan oleh Usni sehingga menghasilkan jenis yang lain,. tidak kurang ada puluhan pot ketakong yang di amati Usni di Baro Begado tempat tinggalnya
Masarakat Belitung harus mengetahui metode dalam pengambilan ketakong ini agar tanaman ini tetap lestari di alam bebas dan tidak sia-sia ketika ditanam didalam pot lalu mati, Ketakong akan tetap tumbuh dengan baik
Ketakong alias Nepentes di pulau Belitung sendiri menurut Usni ada beberapa jenis yaitu Nepenthes Rainwardtiana, Nepenthes Ampullaria, Nepenthes Raflesiana
Di Dunia tercatat ada 82 jenis Nepenthes. menyebar di Australia bagian utara, Asia Tenggara hingga Cina bagian selatan, tapi sebagian besar tumbuh di Indonesia terdapat 64 jenis, terutama di Sumatera sendiri ada 29 jenis Menyebar dari dataran rendah, dataran sedang hingga rimba dataran tinggi. Indonesia melindungi tanaman ini dengan UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
Namun belakangan ini para pebisnis nursery membudidayakan Nepenthes dengan cara. setek batang, semai biji, dan kultur jaringan. Tapi dari tiga cara itu, yang paling mudah berkembang dengan cara setek.
Di negeri Belanda Nepenthes sudah lama berkembang dan sudah menjadi industri tanaman hias yang menyerap divisa, sedangkan di Indonesia sendiri Nepenthes baru banyak dilirit masyarakat sejak tahun 2006 lalu. Tanaman ini di hargai sekitar 25 ribu sampai 1 juta perpot ini bisa dilihat di acara pameran flora di lapangan Banteng Jakarta agenda pameran tahunan DKI Jakarta.
Penulis : Ki Agus Wahyudi di Begalor.com
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?