Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
01 Oktober 2009 | 17:48:10 WIB
Kisah KKN UBB IV : Pengalaman Nyata dan Belajar yang Menyenangkan
Oleh karena itu, mahasiswa perlu terjun langsung ke masyarakat untuk kemudian secara bersama-sama menjadikan masyarakat itu lebih maju dan terdepan.
Sejalan dengan arah pembenahan dalam pembangunan, kegiatan KKN ini dirasa akan memberikan manfaat yang besar bagi perubahan pada diri suatu daerah (pedesaan) dan masyarakatnya. Para mahasiswa harus dapat melihat potensi di suatu daerah yang menjadi tempat mereka melaksanakan KKN. Potensi itu sebenarnya sudah ada, namun belum ada usaha yang optimal dari masyarakat setempat. Di sinilah tugas para mahasiswa, yaitu memotivasi masyarakat dan menumbuhkan minat masyarakat terhadap inovasi sehingga masyarakat tersebut mampu berusaha lebih optimal dalam mengembangkannya tersebut guna mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Tiba di lokasi KKN pun tidak bisa langsung bersantai-santai saja. Saat itu pun kita seharusnya mulai melihat dan memprediksikan apa yang dapat kita lakukan untuk mengangkat moral desa tempat kita ber-KKN. Yang penting adalah bersosialisasi dengan masyarakat setempat meskipun tidak semuanya. Perangkat-perangkat desa adalah unsur yang penting dan harus didekati agar kita dapat mencari dan mengolah semua informasi tentang desa tujuannya tak lain adalah merangkai program kerja.
Merangkai program kerja dan melaksanakannya tidaklah mudah, karena program-program itu harus disetujui oleh semua anggota kelompok, jika tidak maka program tidak dapat dilaksanakan dengan lancar. Seorang ketua dalam kelompok mempunyai tugas yang berat untuk mengatur kelompoknya agar tetap harmonis hingga KKN berakhir. Jika demikian, merangkai program kerja dan melaksanakannya pun akan berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan terutama oleh masyarakat.
Penulis yang juga sekaligus peserta yang mendapat tugas KKN di Desa Pinang Sebatang Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah, mewakili teman-teman lain dari kelompok B4 KKN angkatan IV UBB. Ini hanya tulisan sekedar saja yang merupakan pengalaman waktu KKN angkatan IV UBB. KKN memang telah usai dan misi bisa dikatakan telah berhasil sampai sejauh ini. Akan tetapi, tugas baru telah menunggu.
Program kerja yang telah kita laksanakan di lokasi KKN tidaklah sepantasnya kita tinggalkan begitu saja meskipun masyarakat telah meneruskannya. Kita bisa memantau perkembangan program kerja itu setiap saat, apakah ada kemajuan atau hanya datar-datar saja. JIka ada kemajuan berarti usaha kita tidak sia-sia, kalaupun belum ada kemajuan, maka tugas kitalah sebagai mahasiswa untuk membantu meluruskannya kembali. Memang, sebenarnya waktu 45 hari dirasa tidaklah cukup untuk memberi perubahan yang besar pada suatu pedesaan apalagi desa yang tergolong terbelakang.
Biasanya KKN dilakukan satu hingga tiga bulan, sehingga akan terasa begitu jelas perubahan yang terjadi pada lokasi kita ber-KKN. Namun, di luar itu semua, penulis merasakan perubahan pola pikir masyarakat terjadi secara spontan yang berawal dari ketertarikan mereka terhadap suatu inovasi atau hal baru. Memberi kepercayaan kepada mereka untuk lebih mendalami dan lebih menguasai inovasi itu. Kita butuh waktu untuk mewujudkan hal itu, dan waktu yang sempit tidaklah menjadi sebuah hambatan.
Terlepas dari semua hambatan yang menghalangi, kita telah memberikan sebuah titik perubahan meskipun kecil tapi titik itu antinya akan melecutkan minat masyarakat dan akhirnya mereka jadi ingin tahu lebih banyak dan kita bisa memperkenalkan sebuah inovasi kepada mereka. Kunci suksesnya tentu saja tak kenal menyerah terus berusaha meyakinkan masyarakat akan inovasi itu, dan terbuka kepada mereka serta mengikuti atau berbaur dan bergaul dengan mereka mengikuti gaya hidup mereka.
Tidak sulit untuk mengikuti gaya hidup di pedesaan karena toh kita pasti akan terbiasa dan mulai terbawa arus tanpa kita sadari. Kehidupan di pedesaan sangat sederhana namun tidak jauh dari kegembiraan dan keramaian. Suasananya menyenangkan dan akan tambah menyenangkan bila kita dapat berinteraksi dengan masyarakatnya. Orang-orang di desa punya banyak hal yang membuat kita tertarik, seperti permainan gasing tradisional, tradisi nganggung atau kumpul-kumpul bersama pada malam hari sembari ngopi dan ada pula yang main gaple atau main catur. Suasana seperti ini jarang kita temukan di perkotaan, kalupun ada tidak akan seperti di desa.
Masyarakat di desa lebih suka bertani. Di antara mereka bahkan punya kebun sendiri dan cukup luas. Di tempat saya KKN, masyarakatnya lebih dominan menggeluti perkebunan karet dan ada sedikit yang mengusahakan kelapa sawit. Dilihat dari cara mereka menyadap getah karet caranya sudah banyak yang benar. Hal ini meyakinkan saya untuk lebih mengenal mereka lebih dekat dan mengetahui pola pikir mereka. Orang-orang desa sifatnya sopan, sederhana. Mereka menghormati antar sesamanya bahkan terhadap orang asing sekalipun. Saya menulis demikian karena inilah yang saya alami, mereka bahkan lebih banyak membantu saya padahal seharusnya sayalah yang harus banyak membantu mereka. Itulah solidaritas masyarakat di pedesaan yang belum pernah saya temukan di perkotaan.
Atas dasar itulah, KKN yang saya lakukan berubah menjadi Liburan yang Menyenangkan, bagaikan Melancong ke Negeri Orang. Di samping itu, saya dan teman-teman tak melupakan tujuan utama KKN ini. Kami membuat beberapa program kerja yang ternyata sangat didukung oleh warga Pinang Sebatang, tempat kami ber-KKN, dan di antara itu ada satu yang sangat berkesan. Kami berhasil menyabet Tropi Juara 1 Lomba Kebersihan antar Desa Tingkat Kecamatan.
Atas prestasi ini, Pinang Sebatang di nominasikan untuk mengikuti Lomba Kebersihan antar desa Tingkat Nasional mewakili Bangka. Hasil ini tentunya berkat kerja sama warga Pinang Sebatang dan Mahasiswa KKN, karena semangat gotong royong warga yang tak pernah padam.
Written By : Zainal Abdi
Mahasiswa Prodi Agroteknologi FPPB Peserta KKN UBB IV 2009
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?