Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
28 Juli 2008 | 04:28:21 WIB
Toilet Canggih Pendeteksi Urin dengan Musik Penghibur
Salah satunya adalah toilet yang dilengkapi dengan penyaring udara yang menekan bau tak sedap. Ada juga penyinaran bercahaya lembut sehingga membantu pengelihatan saat digunakan di malam hari. Cahaya temaram ini maksudnya agar mata tidak kaget saat kita “mules” di tengah malam.
Toilet bermek Kohler tipe C3-200 itu secara otomatis akan memancarkan air bersih sebagai pengganti tisu tanpa suara berisik. Seluruh bodinya juga dilapisi dengan plastic anti mikrobakteri. Ada sensor khusus sehingga air dan lampu akan menyala langsung begitu seseorang duduk di atasnya. Tak ketinggalan penghangat yang membuat pengguna tidak menggigil kedinginan kalau terlalu lama berada di atasnya.
Walau belum dilengkapi pemutar MP3, toilet ini juga dilengkapi dengan remot yang mampu diprogram bagi dua pengguna sekaligus Dan seperti kebanyakan produk canggih lain, toilet mewah ini diklaim ramah lingkungan sebab efisien dalam penggunaan energi.
Bukan hanya di AS, pakar teknologi Jepang, Matsushita, juga tak mau ketinggalan dalam inovasi toilet canggih. Toilet ini dilengkapi dengan sejumlah elektroda yang mengirimkan sinyal elektrik ke pantat penggunanya. Dari sini dapat diukur rasio lemak tubuhnya, sehingga pengguna dapat mengontrol berat badan.
Musik Penghibur
Kompetitornya, Inax, juga merilis toilet yang dapat menyala di tempat gelap dan otomatis mengalirkan air begitu diduduki. Dan si pengguna akan terhibur dengan enam jenis musik penghibur, suara desingan air, angin bertiup, sampai ke musik tradisional Jepang. “Toilet adalah satu-satunya tempat dimana kita bias sendirian dan tenang,” ujar Masahiro Iguchi, kepala bagian marketing Inax seperti yang dikutip oleh New York Times.
Pada Mei lalu, Matsushita juga merilis toilet seharga 3000 dolar AS yang dilengkapi pengatur udara. Pada Juni kemarin Toto, perusahaan toilet asal Jepang juga, merilis toilet bernama WellyouII, toilet yang mampu mengukur kandungan gula dalam urin melalui tangan mekanisnya.
Toilet yang kini tengah dikembangkan Toto adalah toilet yang mampu mencerna perintah suara manusia. Menurut Ryosuke Hayashi dari Toto, toilet ini didukung dengan musik hiburan, dan mampu merekam pesan personal dari ibu atau guru bagi anak-anak. “Anak-anak akan belajar buang air sendiri tanpa bantuan orang tua,” demikian Hayashi.
Diterjemahkan dengan bebas dari PopSci dan New York Times Oleh : Syariful Anwar
Source : NetSains.com
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?