Photography UBB
News On Photos
Photography UBB
Universitas Bangka Belitung's Photography'
Ternyata Pulau Ketawai menyimpan potensi terumbu karang yang sangat besar. Tak seperti pada ekspedisi sebelumnya di pulau ini, Tim hanya menemukan karang dengan kondisi yang kurang baik dan padang lamun (seagrass). Hal ini terjadi mungkin karena pencarian lokasi karang dilakukan tidak jauh dari lokasi pulau (hanya berjarak sekitar 100 200 meter dari sekitar pulau). Pada ekspedisi yang kedua kali ini tim eksplorasi terumbu karang menemukan ekosistem terumbu karang yang cukup luas dan kondisinya cukup beragam. Luasan karang tidak merata di lokasi yang ditemukan. Kondisi karang yang ditemukan mulai dari kondisi yang sangat baik, sedang hingga semuanya tertutup makroalga yang didominasi oleh sargassum dengan tinggi mencapai satu meter.
Foto Pulau Ketawai. Tampak dari atas berwarna kecoklatan yang merupakan ekosistem terumbu karang (coral reef)
Foto Pulau Ketawai. Tampak dari atas berwarna kecoklatan yang merupakan ekosistem terumbu karang (coral reef)
Foto Pulau Ketawai. Tampak dari atas berwarna kecoklatan yang merupakan ekosistem terumbu karang (coral reef)
Foto Pulau Ketawai. Tampak dari atas berwarna kecoklatan yang merupakan ekosistem terumbu karang (coral reef)
Karang dengan kondisi sangat baik ditemukan dalam kondisi sehat meski ditemukan bulu babi (Diadema sp.) namun dalam kepadatan yang masih dapat ditolerir. Berbeda jauh pada kondisi terumbu karang dengan kondisi terumbu karang yang kondisinya kurang baik dan sehat, jumlah bulu babi sangat banyak dengan kepadatan tinggi. Hal tersebut sangat mengancam kelangsungan ekosistem terumbu karang, karena jumlah bulu babi yang terlalu banyak pada ekosistem terumbu karang dapat membahayakan kehidupan terumbu karang mengingat serbuan bulu babi yang tak terkontrol sangat mengancam ekosistem ini. Pasalnya, hewan yang mampu hidup selama 3-5 tahun ini menghisap zooxanthella yang merupakan teman hidup hewan karang dan memberi warna karang. Akibatnya, karang menjadi memutih dan lama kelamaan akan mati. Karang yang paling disukai adalah jenis karang yang pertumbuhannya relatif cepat yaitu jenis karang acropora, terutama jenis karang meja (Acropora tumbulate) dan karang cabang (Acropora branching). Dampaknya, terjadi kerusakan terumbu karang yang imbasnya ke sektor pariwisata, perikanan, serta terganggunya fungsi ekologi karang sebagai pencegah abrasi.
Foto bulu babi (Diadema sp.) yang terdapat pada ekosistem terumbu karang (coral reef) Pulau Ketawai
Foto seaweed (rumput aut) yang tumbuh di bagian timur Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Foto pesona ekosistem terumbu karang (coral reef) di Pulau Ketawai
Pada ekosistem terumbu karang yang kondisinya baik, terlihat karang dalam kondisi sehat dengan keanekaragaman jenis karang yang tinggi. Jenis karang yang ditemukan yaitu karang Acroppora branching, acropora tubulate, montipora, fungia, coral massif dan beberapa jenis softcoral. Namun secara umum, jenis hardcoral yang banyak ditemukan adalah jenis karang Acropora branching dan acropora tumbulate. Selain itu, ditemukan juga jenis makroalga Halimeda sp. yang berwarga putih kehijauan dengan bentuk yang khas. Jenis ikan karang yang ditemui cukup beragam. Mulai dari beraneka jenis amphiprion, parrotfish, Lutjanus sp., kerapu, ekor kuning, damselfishes dan banyak lagi jenis ikan lainnya yang jumlahnya cukup banyak dan beragam. Disebelah timur dijumpai ekosistem padang lamun (seagrass) dan ditumbuhi juga oleh beberapa jenis makroalga dan rumput laut (seaweed). Ini mengindikasikan bahwa pulau ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah budidaya rumput laut di masa yang akan datang.
Sayangnya, saat pengambilan foto underwater, langit ditutupi oleh awan tebal. Mengingat bulan Desember memang telah memasuki musim penghujan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ini menyebabkan kondisi perairan terlihat kurang terang karena intensitas cahaya matahari yang masuk hingga ke dasar perairan lemah. Selain itu arus perairan dibawah cukup kuat sehingga sedimen-sedimen halus beterbangan dibawa arus.
Terserang Penyakit
Tak seperti daerah karang yang ditemui sebelumnya, ternyata terumbu karang yang ditemukan di Pulau Ketawai terkena wabah penyakit. Karang yang terkena wabah ini hanya terdapat pada karang jenis Acropora. Wabah yang paling banyak terlihat pada jenis karang acropora branching jenis Acropora formosa. Tampak karang menjadi warna putih dan ditutupi lendir. Terlihat jelas antara karang yang sehat berwarna coklat muda, sedangkan karang yang terserang wabah berwarna putih (ditunjukkan pada foto). Peristiswa pemutihan karang (Bleaching) sering dihubungkan dengan gangguan lingkungan seperti naiknya suhu air laut. Karang dapat hidup dalam batas toleransi suhu berkisar dari 20 sampai 30 derajat celsius.
Foto karang yang terkena wabah pemutihan karang, tampak pada lingkaran merah (yang masih sehat berwarna coklat sedangkan yang sakit dan telah mati berwarna putih)
Suhu kritis yang dapat menyebabkan karang memutih tergantung dari penyesuaian karang tersebut terhadap suhu air laut rata-rata daerah dimana ia hidup. Karang cenderung memutih apabila suhu meningkat tajam dalam waktu yang singkat atau suhu meningkat perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang. Gangguan alam yang lain yang dapat menyebabkan pemutihan karang yaitu tingginya tingkat sinar ultra violet, perubahan salinitas secara tiba-tiba, kekurangan cahaya dalam jangka waktu yang lama, dan penyakit. Faktor pengganggu lainnya adalah kegiatan manusia, mencakup sedimentasi, polusi dan penangkapan ikan dengan bahan peledak.
Foto perairan yang karangnya sakit, tampak lendir-lendir putih beterbangan ketika arus laut kuat dan air laut menjadi terasa sedikit gatal
Foto perairan yang karangnya sakit, tampak lendir-lendir putih beterbangan ketika arus laut kuat dan air laut menjadi terasa sedikit gatal
Namun Karang bleaching biasanya tak mengeluarkan lendir sebanyak ini. Bahkan saat pengambilan foto underwater disekitar lokasi yang ekosistem terumbu karangnya terserang wabah ini, air menjadi sedikit terasa berlendir dan kulit terasa sedikit gatal. Saat arus kuat, terlihat jelas lendir-lendir putih beterbangan di perairan terbawa arus.
Foto karang yang terkena wabah penyakit tampak berwarna keputihan berendir
Foto karang yang terkena wabah penyakit tampak berwarna keputihan berendir
Foto karang yang terkena wabah penyakit tampak berwarna keputihan berendir
Foto karang yang terkena wabah penyakit tampak berwarna keputihan berendir
Foto karang yang terkena wabah penyakit tampak berwarna keputihan berendir
Foto karang yang terkena wabah penyakit tampak berwarna keputihan berendir
Tim eksplorasi mengestimasikan bahwa gejala ini terjadi akibat terjadinya penurunan kualitas perairan bagi kesesuaian ekosistem terumbu karang terutama untuk jenis karang acropora branching. Selan itu kegiatan TI Apung di daerah Tanjung Gunung dan daerah sekitarnya yang cukup banyak jumlahnya sedikit banyak telah memberikan dampak terhadap ekosistem terumbu karang di daerah Pulau Ketawai ini. Pulau Ketawai memang berjarak hanya sekitar 4 5 km dari tanjung gunung. jika perkiraan ini terbukti benar, maka benarlah bahwa kegiatan penambangan yang jaraknya cukup berjauhan dari daerah terumbu karang tetap memberikan dampak negatif bagi kelangsungan ekosistem terumbu karang disekitarnya.
Foto TI Apung dan perahu nelayan berlatarkan Pulau Ketawai (foto diambil dari daerah Tanjung Gunung, Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah)
Karena dapat saja sedimen-sedimen tersebut terbawa oleh arus laut hingga mencapai ekosisem terumbu karang disekitarnya. Mengigat terumbu karang merupakan biota fotosintetik, kecerahan air menjadi faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup biota karang. Karenanya, penambangan yang tidak didasari oleh kajian lingkungan secara mendalam dapat berakibat fatal bagi ekosistem pesisir ini dan akan berdampak memberangus sektor perikanan dan pariwisata yang bernilai sangat tinggi.
Sayangnya, penelitian lebih lanjut untuk meneliti kondisi karang yag terkena wabah tersebut belum dapat kami lakukan secara lebih mendalam mengingat keterbatasan sumberdaya yang kami miliki. Namun, langkah yang paling terpuji adalah segera menjaga dan memulihkan kualitas perairan di sekitar Pulau Ketawai termasuk pesisir Pulau Bangka yang berdekatan dengan Pulau Ketawai sehingga sesuai bagi kelangsungan kehidupan dan perumbuhan ekosistem terumbu karang disekitarnya. Dengan cara ini, mudah-mudahan ekosistem yang menjadi tumpuan hidup ribuan masyarakat pesisir dan merupakan sumber penghasil protein tinggi dalam membentuk generasi penerus Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berkualitas nanti dapat terjaga dan terpelihara.
Pengamatan dilakukan pada tanggal 29 30 November 2008
Menggunakan kamera canon powershot A710 IS 7,1 MP.
Foto underwater menggunakan waterproof case WP-DC6
Ketua Tim : Indra Ambalika, S.Pi Email : indra-ambalika@ubb.ac.id
Anggota : Hadi Sodikin, Denny Maesyaputra dan Herpin
Penulis & Photographer: Indra Ambalika
Photography UBB
Pelantikan Ormawa UBB Periode 2024-2025
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji Jabatan Dosen dengan Tugas Tambahan
Foto Zoom Launching MBKM UBB 2022
Acara Penutupan Spesivik UBB tahun 2015
Peserta Jambore Daerah III Kwatir Daerah Bangka Belitung Kunjungi UBB
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?