UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
06 Juli 2009 | 11:06:04 WIB
Memberdayakan Petani di Bangka Belitung Pasca Tambang Timah
Ditulis Oleh : Admin
Dampak Penambangan Timah
Maraknya TI dan tingginya perputaran uang dari aktivitas itu dituding menjadi penyebab munculnya penyakit masyarakat, yakni prostitusi dan kebiasaan minum minuman keras. Bahkan, Bangka Belitung disinyalir menjadi salah satu tujuan perdagangan manusia (trafficking) baru karena tingginya permintaan akan pekerja seks komersial.
Dampak utama penambangan timah adalah terbentuknya lahan terganggu, rusaknya bentang alam, habitat alami dan keanekaragaman hayati, serta timbulnya polusi, yang paling penting timah yang diambil secara terus-menerus lama kelamaan akan habis, karena timah merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, artinya timah yang ada di bangka belitung ini lama kelamaan akan habis dan setelah timah ini habis, apa yang akan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat bangka belitung ini? Apakah hampir semua profesi masyarakat bangka belitung tetap sebagai penambang timah atau sebagai penganggguran?
Program Pertanian dan Perkebunan vs Pertambangan
Agar tidak tergantung dengan satu komoditi tertentu, apalagi penambangan timah yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui masyarakat di Bangka Belitung harus di beri pengetahuan tentang pertanian, salah satunya melakukan diversifikasi usaha pertanian. Karena petani-petani di Bangka Belitung harus cepat tanggap dalam situasi saat ini, tidak mungkin hanya mengandalkan tambang timah yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Bangka Belitung. Petani sebenarnya merupakan salah satu unsur penentu kemajuan suatu bangsa, karena petani merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia seperti keadaaan saat ini.
Di Bangka Belitung sendiri saat ini, ada sekitar 100 ribu hektare lahan bekas tambang timah yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, dengan demikian kalau masyarakat mau memanfaatkan lahan pertanian bekas tambang timah, bisa dikonversikan bukan saja baik untuk lingkungan, tapi juga membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi pertanian rakyat, serta memutus mata rantai pengiriman beras ke Sumatera yang selama ini dipasok dari Pulau Jawa, sehingga petani-petani di Bangka Belitung tidak hanya menjadikan tambang timah sebagai sumber mata pencaharian mereka, tetapi mereka lebih mengutamakan untuk bertani, sehingga bisa untuk kemajuan hidup masa mendatang.
Yang menjadi pertanyaan saat ini bagaimana agar petani-petani dibangka Belitung saat ini bisa tetap bertahan pada profesinya sebagai petani walaupun mereka mencari penghasilan dengan menambang timah? yang pasti harus adanya kesadaran dari para penambang timah itu sendiri bahwa sebenarnya timah di Bangka Belitung yang begitu banyak ini lama kelamaan akan habis jika terus menerus diambil.
Selain itu kelangkaan pupuk di kalangan petani juga menjadi persoalan penting, terutama pemerintah. Karena tanpa adanya pupuk membuat para petani menjadi malas untuk beralih profesi menjadi petani yang membuat masa depan masyarakat Bangka Belitung cerah. agar bisa membuat para petani menjadi mengerti maka penyuluhan tentang pertanian juga harus dilakukan.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan bibit secara gratis kepada petani, adanya pupuk yang cukup, memanfaatkan lahan bekas pertambangan dengan sistem tumpang sari dengan cara bagi hasil, perlunya penyuluhan pertanian terhadap para petani yang ada di Bangka Belitung pada umumnya, melakukan pembinaan kepada para petani dan melakukan pendampingan selama proses produksi berlangsung, karena semua itu turut membantu dalam memberdayakan petani di bangka belitung setelah timah habis.
Penulis : Maryani
Program Studi Pertanian
Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi
Universitas Negeri Bangka Belitung
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka