UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
14 Juli 2009 | 12:10:11 WIB
Bangka, Dont Forget Agriculture!
Ditulis Oleh : Admin
Pentingnya Pertanian dan Perkebunan bagi Kehidupan
Pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam dengan menggunakan tanah sebagai media tumbuh. Pertanian dapat mensejahterakan rakyat, memenuhi kebutuhan bahan pangan, obat (dalam rangka mempertahankan kesehatan masyarakat) dan lain-lainnya. Sektor pertanian juga merupakan suatu kegiatan ekonomi yang tangguh yang dapat dapat digunakan untuk menggerakkan roda perekonomian negara kita. Pada negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, jepang dan kanada tampak dengan jelas bahwa pijakan pertama pembangunannya diawali dengan sektor pertanian, hingga mencapai ketangguhan. Setelah itu baru melanjutkan ke sektor industri. Hingga saat ini, negara-negara tersebut tidak meninggalkan sektor pertaniannya tetapi semakin memperkuat daya saingnya di dunia Internasional.
Tanaman untuk Obat
Tanaman dikenal sebagai salah satu sumber daya yang sangat penting dalam upaya pengobatan, pemenuhan kebutuhan pokok dan upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahanannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman obat juga dapat dijadikan alternatif berobat yang lebih aman dan alami.
Selain itu, tanaman obat juga baik untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dan tubuh. Bahkan sampai saat ini pun menurut perkiraan organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman.
Indonesia yang dikenal sebagai salah satu dari 7 negara yang keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil, tentu sangat potensial dalam mengembangkan obat herbal berbasis tanaman obat tanah air kita sendiri. Lebih dari 1000 spesies tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tanaman yang ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di Indonesia selain juga sebagai obat-obatan tradisional.
Ada beberapa tanaman Indonesia yang terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit yang lebih berat. Beberapa bahkan dipercaya dapat mengatasi penyakit mematikan seperti AIDS, kanker dan sebagainya. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologik yang beraneka ragam, memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit.
Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Sebagai contoh misalnya aspirin adalah analgesik yang paling popular yang diisolasi dari tanaman Salix dan Spiraea, demikian pula paclitaxel dan vinblastine merupakan obat antikanker yang sangat potensial yang berasal dari tanaman.
Lahan Pertanian dan Perkebunan Semakin Sempit
Jumlah penduduk Indonesia kian bertambah bahkan kini telah mencapai 235 juta jiwa sedangkan jumlah ketersediaan pangan kita berkurang dan lahan pertanian di Indonesia semakin menyusut setiap harinya. Sempitnya lahan pertanian ini kontradiktif dengan peningkatan kebutuhan pangan. Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian (Deptan) memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia tahun 2030 sebanyak 286 juta orang. Percepatan pertambahan penduduk luar biasa tersebut akan menimbulkan sejumlah masalah seperti kelaparan dan kekurangan gizi. Hal ini merupakan tantangan tersendiri di bidang pertanian kita masa depan. Kemampuan pemerintah dalam menyediakan pangan masih kalah kebutuhan (pertambahan penduduk).
Penyebab utama pengurangan lahan pertanian adalah semakin gencarnya pembangunan industri, lahan komersial, proyek infrastruktur, permukiman, pariwisata, perumahan, jalan, pertokoan terutama di Pulau Bangka.
Kandungan mineral timah di Pulau Belitung dan Pulau Bangka, telah diketahui sejak abad 18. Sampai saat ini potensi pertambangan masih cukup potensial. Namun yang dibutuhkan saat ini adalah sistem penambangan yang ramah lingkungan dan sesuai dengan tata ruang yang ada. Serta adanya kesadaran bahwa mineral tambang adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) dan tidak kekal serta suatu saat mineral tersebut akan habis.
Kondisi saat ini hampir di seluruh wilayah provinsi ini banyak terdapat ratusan bahkan ribuan hektar tanah rusak/kolong-kolong akibat penambangan yang tidak terkendali, terutama yang dilakukan oleh masyarakat atau sering disebut dengan istilah Tambang Inkonvensional (TI). TI cenderung beroperasi tanpa memperhatikan konsep tata ruang yang ditetapkan dan tidak ada proses rehabilitasi lahan bekas pertambangan. Akibatnya telah terjadi perusakan, pergeseran fungsi lahan yang sangat memprihatinkan dan ironisnya pertanian jadi terlupakan bahkan terabaikan. Lahan-lahan tersebut tidak dapat kembali lagi menjadi lahan pertanian.
Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan
Laju konversi lahan pertanian ke non pertanian ini berangsung sangat cepat dan sudah memasuki taraf mengkhawatirkan. Untuk mengantisipasi pengalihan lahan pertanian secara besar-besaran, sangat dianjurkan untuk dilakukan Raperda Lahan Pertanian Abadi. Adanya Perda Lahan Pertanian Abadi ini, diharapkan berdampak keseluruhan bagi produksi beras. Selain itu, juga adanya peraturan ini akan mampu memberdayakan masyarakat desa sebagai petani.
Saat ini, DPR masih membahas Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan. RUU itu merupakan sebuah terobosan positif untuk menyelamatkan lahan pertanian Indonesia. Nantinya RUU ini memiliki efek jangka panjang untuk mempertahankan sektor pertanian sebagai basis ekonomi Indonesia. Setelah RUU ini disahkan diharapkan dapat menjadi payung hukum bagi setiap daerah dalam pengaturan lahan. Karena setiap daerah pasti memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbentuk Perda, yang akan menjadi payung hukum bagi seluruh peraturan di bawahnya (termasuk lahan peertanian).
Turunnya produksi beras jadi hal yang mengkhawatirkan sebab tidak bisa dipungkiri bila lahan persawahan berkurang sudah barang tentu produksi beras berkurang. Sekarang mungkin saja produksi beras mampu surplus mencapai 2,3 juta ton. Lalu apakah tahun-tahun mendatang ada jaminan bisa surplus beras lagi, kalau konversi lahannya tidak dibatasi?.
Sentra Pertanian Babel
Khusus untuk provinsi Bangka Belitung (Babel), Sebagai daerah sentra pertanian di Babel, kualitas dan kuantitas produksi padi di Desa Rias masih perlu pembenahan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Babel tiga persen per tahun, produksi padi lokal hanya bisa mencukupi 9,36 persen, sedangkan sisanya harus diimpor dari luar daerah.
Dalam upaya ketahanan pangan, pengurangan angka kemiskinan, dan dengan melihat kondisi negara masing-masing, pertanian perlu mendapat perlindungan hukum karena bisa mengatasi masalah kemiskinan. Pembukaan pasar pertanian juga harus melihat kondisi masing-masing negara, tidak didekati dengan cara atau aturan yang seragam. Kesepakatan perdagangan produk pertanian pun tidak harus mengambil titik ekstrem seperti yang diberlakukan sama untuk semua negara.
Pertanian juga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di pedesaan. Perlindungan sektor pertanian dilakukan karena tahapan produksi dan cadangan pangan domestik harus tercapai lebih dulu. Dalam hal ini negara wajib memberikan hukum perlindungan bagi sektor pertanian.
Mengenal lebih jauh tentang pertanian itu sangat penting, hal ini dapat dilihat dari fungsi utamanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan dunia dan negara khususnya Indonesia. Pertanian dapat menjadi tulang punggung yang dapat menggerakkan roda perekonomian, memenuhi kebutuhan pokok (pangan), obat dan bahkan dapat membantu kesejahteraan masyarakat umumnya di Indonesia.
Pertanian harus selaras dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, guna mencegah terjadinya kelaparan dan kekurangan gizi rakyat khususnya di Bangka Belitung terutama Pulau Bangka. ***
Penulis Budi Suryawan
Mahasiswa program studi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi
Universitas Negeri Bangka Belitung
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka