UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
19 Mei 2008 | 02:20:15 WIB
LANGKAH-LANGKAH MENJADI PENULIS
Ditulis Oleh : Admin
Pertama : Impian Kata impian mungkin berbeda arti dengan mimpi. Impian seolah sengaja diciptakan, bukan sekadar pemberian. Dan sejumlah orang sukses ternyata awalnya memiliki impian, atau dengan kata lain cita-cita. Sementara itu, impian kadang-kadang muskil dan sulit terjangkau. Dengan demikian, gunakanlah segala perangkat yang memungkinkan untuk mencapai impian yang "tak mungkin" tadi. Tapi, impian menjadi pengarang (besar) bukanlah sesuatu yang tak mungkin.
Kedua : Niat Niat adalah modal utama yang tak memerlukan biaya. Cukup dalam hati atau jika ingin lebih percaya dan yakin, ucapkan sekadar untuk didengar telinga sendiri: "Saya berniat menulis!"
Ketiga : Kemauan. Banyak orang memiliki niat, tetapi hingga akhir hayat tetap tinggal sebagai niat. Kendaraan untuk membawa niat menjadi kenyataan adalah kemauan. Bahkan, menurut banyak orang, kemauan sanggup mengalahkan kemampuan. Artinya, banyak orang yang mampu berbuat sesuatu tapi karena tidak memiliki kemauan, potensinya itu sia-sia belaka. Jadi, segera upayakan agar sang niat didorong oleh sang kemauan.
Keempat : Gagasan Walaupun gagasan penting, sebaiknya kita tidak terlalu bergantung kepadanya, dalam arti: ditunggu seperti kita mengharap wahyu. Gagasan bisa datang tiba-tiba seperti lampu menyala dalam pikiran kita. Itu mungkin disebut ilham. Tetapi, ketika kita melihat suatu peristiwa atau merasakan perasaan tertentu, entah gembira atau sedih, atau saat jatuh cinta; gagasan muncul dengan serta-merta. Namun demikian, gagasan kadang-kadang bisa dibentuk atau diciptakan. Bagaimana caranya? Berpikirlah! Jangan khawatir, itu nanti akan terpelajari dengan sendirinya melalui proses waktu.
Kelima : Tindakan Inilah yang disebut action. Untuk melakukan tindakan, setiap orang memang berbeda-beda caranya. Tetapi, menurut saya, jangan tergantung pada alat. Jika di depan anda sudah ada komputer, itu fasilitas terbaik saat ini. Ketik saja segera. Jika sedang berada di sekolah, tentu memiliki kertas dan pena. Lakukan awal tulisan anda di situ. Bukankah gagasan itu tak boleh lama-lama dipendam agar tak menguap hilang? Jika ternyata di tangan anda hanya ada handphone: ah, apa boleh buat! Ketik di layar hp, seolah akan mengirim sms kepada teman, lalu simpan. Soal keterbatasan jumlah halaman itu perlu disiasati dengan, misalnya, tulis judulnya dulu. Atau temanya. Atau pokok pikiran yang hendak diurai menjadi sejumlah besar kalimat. Yang paling penting: ide itu tak hilang!
Keenam : Pengembangan Setelah tiba di tempat yang memadai (di rumah, di perpustakaan, di mana pun yang menurut anda nyaman), kembangkan gagasan yang sudah ditulis secara ringkas menjadi paragraf dan seterusnya. Kembangkan potongan-potongan pokok pikiran yang tadi dicatat. Jangan pikirkan jumlah halaman. Mau pendek atau panjang, yang penting cerita atau karangan itu menjadi utuh. Nah, dalam pengembangan ini memang diperlukan kemampuan berbahasa, detail peristiwa, setting (waktu maupun tempat), karakter tokoh, dan logika fiksi.
Ketujuh : Referensi Untuk memperkaya pengembangan, boleh jadi diperlukan referensi. Jika cerita sejarah, tentu wajib melihat catatan fakta. Jika ingin menampilkan tokoh dengan profesi tertentu, carilah pengetahuan tentang profesi itu. Sekadar untuk menghidupkan cerita, bayangkan karakter atau perilaku kawan-kawan di sekitar anda.
Kedelapan : Ending Ada banyak pengarang yang selalu menemui kesulitan saat menggarap ending. Kesulitan bukan tabu. Tapi harus dicari jalan keluar. Banyak pilihan tentunya: ending tertutup atau terbuka? Happy ending atau sad ending? Putuskan saja. Lambat-laun, dari satu ke cerita berikutnya, akan semakin terampil membuat akhir kisah.
Kesembilan : Umumkan Sebuah tulisan atau karangan tidak akan diakui sebagai sebuah karya jika hanya menghuni laci anda. Segera umumkan. Caranya banyak. Print dan berikan kepada kawan-kawan agar mereka bisa membaca. Kirim ke redaksi majalah dinding sebagai bentuk latihan publisitas. Kirim ke media massa agar mendapatkan penilai yang lebih baik. Atau, jika masih ingin menutup diri, buat blogger di dunia maya (internet). Para penggemar internet akan membaca karya anda tanpa harus tahu identitas anda sebenarnya. Bukankah sudah selesai?
Adrakadabra : dan kini anda telah menjadi penulis! Hal-hal berikutnya, yang menyangkut kualitas baik dan buruk, itu memerlukan proses pembelajaran. Bacalah banyak buku tentang cara menulis. Banyak pengarang senior menjadi tempat bertanya. Banyak pelatihan yang akan mengasah kepekaan anda terhadap ide cerita dan bahasa. Ikuti diskusi sastra agar wawasan semakin terbuka. Kalau teman kita bisa menjadi penulis, kenapa kita tidak? Insya Allah. Selamat menulis!
Oleh : dedi iswantoro(putera bangka sekarang sedang menyelesaikan studi di Universitas Negeri Yogyakarta
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka