UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
16 Juli 2010 | 20:57:32 WIB
TIMAH : MASALAH ataukah PRIMADONA?
Ditulis Oleh : Admin
Bangka Belitung merupakan Provinsi yang kaya akan kekayaan alamnya yaitu timah. Kekayaan alam yang sampai sekarang ini masih menjadi primadona bagi rakyat Bangka Belitung dan telah menjadi kekuatan tersendiri yang mampu membuat Bangka Belitung menjadi perhatian masyarakat dunia. Bayangkan saja, untuk mendapatkan banyak Rupiah, penduduk di Bangka Belitung ini sampai-sampai mau menceburkan diri ke lubang camui dan dalamnya laut. Banyak aliran dan sungai-sungai yang rusak bahkan airnya telah tercemar menjadi coklat dan bukan jernih lagi akibat TI ini, sehingga masyarakat Bangka Belitung kesulitan mencari air untuk kehidupan sehari-hari. Tidak adanya keselamatan kerja tidak membuat penduduk yang mayoritas menjadi penambang untuk berhenti. Banyaknya angka kematian seperti tertimbun tanah, tidak membuat masyarakat penambang berhenti
atau gentar.Yang ada dipikiran penambang ini hanyalah sesaat yaitu bisa mendapatkan hasil timah yang banyak. Banyak anak-anak kecil yang kehilangan masa sekolahnya hanya untuk mencari uang dan orang tuanya pun tidak begitu memperdulikan sekolah anaknya atau tidak.dan ini suatu kerugian yang sangat besar sekali bila akhirnya hampir semua anak-anak di Bangka Belitung ini sibuk bekerja disekitar TI dan bukan mementingkan pendidikan.
Secara Umum, Kondisi pertimahan di Bumi Laskar Pelangi dilihat dari berbagai sudut sangat memprihatinkan, mulai dari sistem penambangan, keselamatan kerja, penyelewengan distribusi produksi, pengamanan wilayah sampai ke sistem pemasaran. Apakah itu TI darat dan TI Apung sama-sama merusak lingkungan bila tidak dikelola dengan baik dan benar. Belum adanya petunjuk tekhnis yang standar sebagai acuan bagi para penambang seperti cara penambangan yang baik, cara penyelamatan lingkungan pasca penambangan serta mengenai pengamanan hasil produksi yang tidak terkendali. Keadaan ini sungguh ironis sekali apalagi para
penambang, kolektor atau penampung hanya perpatokan hanya pada harga termahal saja dan bahkan permainan harga yang dilakukan oleh oknum-oknum yang punya modal sangat jelas mengganggu fluktuasi harga yang ada.
Tidak hanya itu, Kesadaran masyarakat di Bangka Belitung ini masih kurang sekali terhadap pemeliharaan lingkungan. bekas-bekas lubang TI (camui) yang setelah selesai di tambang ditinggal begitu saja, tanpa ada reklamasi (perbaikan ) yang
jelas. Bahkan bila kita keliling Bangka Belitung ini, banyak sekali kita lihat kolong-kolong akibat tidak adanya perbaikan. Akankah keadaan seperti ini yang akan masyarakat Bangka Belitung berikan kepada Masyarakat luar yang berkunjung
ke Negeri Laskar Pelangi ini ?.
Maraknya penertiban TI di berbagai daerah di Bangka Belitung mengakibatkan Banyaknya penambang yang dikejar-kejar aparat karena tidak punya ijin, bahkan alat-alat TI nya pun disita. Masyarakat Penambang kurang memahami akan pentingnya surat-surat ijin tersebut. Padahal bila kita simak lebih jauh lagi dan seksama, Aparat hanya melaksanakan penegakan aturan hukum saja. Jadi siapakah yang harus disalahkan dalam masalah pertambangan ini, Apakah Rakyat penambang, Kolektor Atau penampung, Pengusaha Pertimahan, Aparat ataukah Pemerintah Daerah dalam hal ini?
Bila kita melihat secara seksama, Masyarakat atau penduduk di Bangka Belitung ini hampir keseluruhan bekerja sebagai penambang timah sedangkan aparat hanya menegakan aturan perundang-undangan hukum yang berlaku, Jadi sekarang ini yang diinginkan masyarakat penambang adalah pengurusan ijin yang benar, jelas,cepat dan tidak dipersulit, biaya murah serta adanya keseragaman pengurusan administrasi perizinan serta menambang yang aman.Walaupun sekarang ini sangat sulit persoalan pertambangan ini untuk diselesaikan selagi yang menyelesaikan masalah pertambangan tersebut masih ikut bermain dalam bisnis tambang itu sendiri. Dan yang menjadi hal yang harus diselesaikan dan diperhatikan oleh Pemerintah Daerah dan pihak terkait adalah mau diarahkan kemana bila aktivitas
Penambangan Timah ini sudah habis (pasca timah)?. Ini suatu pertanyaan sekaligus tantangan yang harus dijawab dengan segera dengan melibatkan Pemerintah Daerah, Akademisi-Akademisi di Universitas yang ada di Bangka Belitung, seluruh DPRD di
Bangka Belitung, serta pihak-pihak yang terkait serta menginginkan Bangka Belitung ini menjadi Daerah yang makmur dan bisa mensejahterakan rakyatnya dan bukan terkenal dengan Kolong-kolong bekas TI nya.
Berbagai masalah tentang TI selalu berlanjut dan tidak pernah selesai, mulai dari ketidakpuasan terhadap aturan daerah sehingga terjadinya Peristiwa Babel Kelabu Oktober 2006 dimana masyarakat melakukan kekerasan dan tindakan anarkis.
Bahkan hinggga sekarang ini dengan keluarnya UU No 4 tahun 2008 tentang Minerba yang dirasakan masyarakat penambang, pelaku tambang di Bangka Belitung kurang begitu bermanfaat dengan hadirnya UU ini. berbagai aksi demonstrasi masyarakat
diberbagai daerah semakin mempertegas bahwa UU no 4 tahun 2009 harus segera direvisi di tingkat pusat. Intinya adalah UU ini belum pas bila diterapkan di Bangka Belitung. Dan hal ini haruslah direalisasikan segera oleh pihak-pihak yang terkait seperti DPRD dan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sehingga maslah TI ini bukan hanya masalah yang belum selesai tetapi harus diselesaikan segera.
Mudah-mudahan dengan adanya aturan hukum yang jelas tentang pertimahan di Bangka Belitung ini dapat menjadikan Negeri Bumi Laskar Pelangi ini jaya dengan Pulau Timah yang mempunyai Koridor hukum yang jelas dan benar. Semoga ...
Written By : Rio Armanda Agustian, S.H.,M.H.
Dosen, Kriminolog, Peneliti
Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Bangka Belitung
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka