UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
28 Maret 2011 | 11:34:29 WIB
Mimpi Kami untuk Rebo
Ditulis Oleh : Admin
Pentingnya Sektor Pariwisata Bagi Bangka Belitung
Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB lahir dari niat yang sama; pertama, mencari informasi yang sebenarnya tentang kondisi dan sebaran terumbu karang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedua, memberikan informasi kepada pemerintah dan pengusaha mengenai daerah potensial wisata bahari - wisata bahari baru selain yang sudah dikenal oleh masyarakat seperti parai beach hotel, tanjung pesona beach dan pasir padi beach.
Mengapa harus pariwisata? Meskipun tim ini terlahir hanya dari beberapa gelintir pemuda-pemuda yang peduli dengan masa depan Bangka Belitung, tapi secara pribadi saya merasa bangga untuk mengatakan bahwa tim ini dibangun dengan berlandaskan orientasi dan visi pembangunan masa depan Bangka Belitung yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sesuai dengan kata-kata bijak, "Geography Is Destiny" issard, 1972. Dilihat dari sisi posisi (geografis), pulau Bangka khususnya dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya sangat strategis untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata masa depan. Jarak dengan Jakarta hanya 50 menit, dengan Palembang hanya 35 menit dan Bangka dengan Belitung sekitar 3 jam dengan kapal cepat melalui jalur laut.
Tapi kami sadar, provinsi ini tak akan maksimal menjadi destinasi pariwisata masa depan seperti harapan jika hanya didukung oleh keindahan pantainya. Keindahan tampak luar itu harus dikombinasikan lagi dengan keindahan dunia underwater. Air yang jernih dengan terumbu karang dan biota laut yang beraneka jenis, rupa dan warna. Karenanya Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB terus mencari dan mencari lokasi-lokasi yang potensial di enam kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dibangunnya Novotel dan ASTON hotel di Pulau Bangka dan beberapa hotel di Belitung sebenanrnya menjadi indikator besarnya potensi pariwisata bahari di daerah kita. Baru-baru ini, Salah satu lembaga perwalian dana pensiun dari Jepang menjajaki investasi penyediaan air minum di Kepulauan Bangka Belitung. Penyediaan itu salah satu dari persiapan menjadikan Bangka Belitung sebagai tujuan wisata kedua setelah Bali di Indonesia bagi wisatawan Jepang (KOMPAS, 3 Maret 2011).
Hingga saat ini, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB telah melakukan eksplorasi di 42 lokasi terumbu karang. Masing-masing 31 lokasi di perairan Pulau Bangka dan 11 lokasi di Pulau Belitung. Dari 31 lokasi yang terdapat di Pulau Bangka, ada satu lokasi yang sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata bahari masa depan. Pantai Rebo. Mengapa Pantai Rebo? Pantai yang telah luluh lantak oleh penambangan timah inkonvensional dan infrastruktur yang "acak kadut" karena telah berganti fungsi menjadi tempat tinggal penambang TI.
Mimpi seperti Kute Bali dan Losari Makassar
Kami menyimpulkan Pantai Rebo mempunyai potensi wisata bahari ketika melakukan ekspedisi pertama pada awal tahun 2008 ke Karang Melantut Pantai Rebo. Luas spot karang ini sekitar 27 ha. Sekitar 1,1 km dari karang melantut terdapat lagi karang kering dengan luas lebih dari 6 ha setelah dikalkulasikan dengan menggunakan GPS Garmin Colorado 400i. Lokasi ini berjarak sekitar 5 km dari Pantai Rebo. Membutuhkan waktu hanya sekitar 20 menit dari Pantai Rebo dengan menggunakan perahu nelayan. Selain itu, akses ke Pantai Rebo sangat mudah dengan kondisi jalan yang relative baik. hanya berjarak sekitar 30 km dari Pangkalpinang pusat ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan 5 km dari Kota Sungailiat.
Kondisi terumbu karangnya masih dalam kondisi baik hingga bulan Juni 2010 kami melakukan reefcheck di lokasi ini. Tutupan karang hidup sebesar 68,3% yang menunjukkan dalam kategori baik. Selain itu, di perairan sekitar karang banyak ditemui berbagai jenis ikan. Tak heran jika terdapat sekitar 300an nelayan di Pantai Rebo mulai dari nelayan utama hingga nelayan sambilan. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Bangka, 2010, jumlah bagan tancap saja sebanyak 52 unit. Nelayan di lokasi ini terdiri dari nelayan jaring, nelayan pancing, nelayan bagan dan nelayan bubu. Banyaknya jenis alat tangkap yang digunakan nelayan menunjukkan besarnya potensi perikanan sekitar perairan Pantai Rebo. Hasil perkiraan nilai tangkapan perikanan nelayan Pantai Rebo (ikan, cumi, udang dan kepiting) pada tahun 2010, di dapat nilai Rp 18,25 milliar per tahun. Tak heran pengumpul ikan pun berdatangan hingga dari Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah dan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Selain itu, nelayan-nelayan sekitar Pantai Rebo pun banyak yang menangkap ikan di perairan Pantai ini seperti nelayan Teluk Uber hingga nelayan Kuala Sungailiat.
Pada akhir tahun 2010, penulis kebetulan mendapat kesempatan berkunjung ke Pantai Kute Bali dan LOSARI Makassar. Tak mustahil sebenarnya Pantai Rebo dimasa depan akan seperti Pantai Kute Bali atau Pantai LOSARI. Kedua pantai yang telah dikembangkan menjadi tempat berkumpul wisatawan. Nanti, di Pantai Rebo para wisatawan lokal, wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) menikmati keindahan Pantai Rebo yang berlatar bukit rebo menghijau, berpasir putih dan berhias bebatuan granit yang eksotis. Selain itu, bagi mereka yang ingin menikmati keindahan underwater dapat dengan mudah menuju lokasi spot terumbu karang. Para pengunjung pun akan dimanja dengan hidangan seafood yang masih segar hasil tangkapan nelayan.
Kenyataan Pahit
Minggu pagi (28/2/2011), penulis menyempatkan diri ke Pantai Rebo. Tampak 3 kapal isap dan puluhan ponton TI apung di depan pantai ini. Senyum nelayan tampak semakin meredup. "Saat siang hari, hampir seratusan TI apung baik ponton maupun perahu beroperasi di sekitar kapal isap di perairan rebo. Padahal sebelum datang kapal isap, jumlah TI Apung tak lebih dari 20 ponton dan tak ada perahu TI" kata nelayan menjelaskan. Beginilah kondisi real di pulau ini. Salah urus anugerah timah sehingga hanya menjadi kenikmatan bagi segelintir orang tapi merugikan banyak orang lain.
Mimpi melihat Pantai Rebo seperti pantai Kute Bali atau Pantai LOSARI Makassar sepertinya semakin jauh. Semoga PT Timah Tbk bersama mitra menepati janjinya, bahwa penambangan dilakukan berjarak minimal 2 mil dari spot terumbu karang dan memperhatikan arah arus (KOMPAS, 24 Mei 2010) sehingga Karang Melantut dan Karang Kering masih dapat terselamatkan. Dan semoga, kepala daerah yang diberi amanah mengeluarkan izin untuk penambangan timah di laut lebih bijaksana agar tidak "mengobral" izin penambangan timah lepas pantai hanya untuk keuntungan segelintir orang dan dirinya sendiri. Menjadi pemimpin yang sibuk memikirkan nasib generasi berikutnya bukan posisi berikutnya. Agar tak bertambah lagi pantai rebo pantai rebo baru di masa yang akan datang. Amin.
13 november 2010
karang bagian dangkal
melantut 2 september 2008
karang pada bagian tubir
karang kering rebo - 14 nov 2010
karang rebo - 3 juni 2010
Ikan hasil tangkapan nelayan
Ikan hasil tangkapan nelayan
Ikan hasil tangkapan nelayan
hasil tangkapan melimpah nelayan
KIP berkah alam samudera yg beroperasi di perairan antara pantai rebo dan karang melantut - 14 nov 2010
Kapal Hisap yang beroperasi di sekitar laut karang Rebo
Kapal Hisap yang beroperasi di sekitar laut karang Rebo
TI Apung yang beroperasi di sekitar laut karang Rebo
TI Apung yang beroperasi di sekitar laut karang Rebo
Written And Photographed By : Indra Ambalika Syari, S.Pi
Ketua Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB
Email : indra-ambalika[at]ubb.ac.id
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka