UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
0000-00-00 WIB
PROSPEK PARIWISATA BABEL MENJANJIKAN
Ditulis Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi
Langkah pemerintah daerah untuk mencanangkan tahun 2010 sebagai Visit Babel Archi sudah selayaknya didukung oleh semua pihak. Berawal dari hidupnya aktivitas pariwisata di propinsi ini, maka diharapkan akan menggerakkan sektor-sektor ekonomi riil lainnya sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat luas.
Banyak alasan mengapa pariwisata di Babel layak dikembangkan, diantaranya: Pertama, Babel memiliki luas wilayah 81.582 Km2 terdiri atas 16.281 Km2 merupakan daratan dan 65.301 Km2 atau hampir 75% sebagai perairan teritorial. Keindahan dan keelokan panorama alam pantai di propinsi ini sungguh menawan, diantaranya Pantai Pasirpadi di Kota Pangkapinang, Pantai Parai Tengiri dan Pantai Matras di Kabupaten Bangka, serta Pantai Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi di Kabupaten Belitung. Kedua, Kultur budaya masyarakat yang unik, diantaranya nganggung, perang ketupat dan Cheng Beng, Ketiga, Babel juga memiliki situs-situs sejarah, seperti Kuburan Belanda Kerkof dan Museum Timah di Kota Pangkalpinang, serta Wisma Ranggam sebagai tempat pengasingan Presiden RI pertama Bung karno di masa lalu yang berlokasi di Kota Muntok Kabupaten Bangka Barat. Dan tidak ketinggalan wisata belanja dan kuliner yang menggugah selera, diantaranya kain cual khas Bangka, seafood, martabak Bangka, dan oleh-oleh khas Bangka lainnya seperti kue rintak, rusip ikan, durian dan madu yang berasal dari hutan Bangka yang terkenal. Bermunculannya hotel dan penginapan juga merupakan indikasi bahwa propinsi ini mulai diperhitungkan sebagai tempat tujuan wisata bagi turis domestik maupun manca negara.
Permasalahan lingkungan sebagai dampak aktivitas pertambangan timah illegal (TI) juga sudah lama menjadi perhatian banyak pihak. Pro dan kontra keberadaannya menjadi PR tersendiri bagi pemerintah. Di satu sisi TI telah memberikan penghidupan bagi ribuan orang dan menjadi mata pencaharian utama sebagian masyarakat, namun di sisi lain menimbulkan masalah lingkungan dan memicu timbulnya konflik kepentingan di beberapa wilayah, seperti kasus pembakaran ponton-ponton TI merupakan puncak konflik yang terjadi antara penambang dengan nelayan yang merasa dirugikan akibat menurunnya pendapatan mereka.
Berdasarkan hasil penelitian 2010 yang dilakukan di kawasan Pesisir Tanjung Ular Kabupaten Bangka Barat, merupakan salah satu daerah yang paling marak dirambah TI apung dengan kerusakan terumbu karang mencapai 30%, dapat disimpulkan bahwa nilai ekonomi pariwisata di kawasan ini mencapai lebih dari Rp. 8 Triliun/Ha/tahun, lebih besar dibandingkan nilai surplus konsumen perikanan tangkap yang mencapai Rp. 7 Milyar/Ha/tahun dan pertambangan timah sebesar Rp. 4 Milyar/Ha/tahun. Untuk itu, kebijakan penghentian kegiatan pertambangan timah di kawasan perikanan tangkap bisa dianggap tepat. Sebagai solusi bagi penambang timah yang kehilangan pekerjaan akibat penerapan kebijakan ini dapat dikembangkan usaha di bidang pariwisata yang lebih menguntungkan.
Kamampuan pemerintah untuk mengembangkan bisnis di bidang pariwisata ini menjadi tantangan tersendiri di masa mendatang. Sinergi yang baik antara pemerintah dengan pihak swasta dan masyarakat setempat selaku stakeholder sangat dibutuhkan demi terciptanya perubahan pola pikir dan tingkah laku guna mensukseskan program pengembangan pariwisata di propinsi ini. Kendati tidak bisa instan, namun perubahan visi masyarakat ke depan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga tujuan bersama untuk melihat kemajuan perekonomian di Babel dapat terwujud tanpa harus bergantung timah.
Tidak mustahil, bila program ini dikerjakan dengan serius diawali dengan pembenahan infrastruktur, mendapat dukungan dari swasta dan masyarakat dalam promosi, maka tidak ada yang tidak mungkin Babel akan menjadi salah satu tempat tujuan wisata unggulan Indonesia di kancah nasional maupun internasional. Semoga!
Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi
Staf Pengajar UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka