UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
27 Februari 2012 | 09:00:15 WIB
ANALISIS HASIL PILGUB BABEL : ANTARA DE FACTO DAN DE YURE
Ditulis Oleh : Ibrahim
Di tengah selisih suara yang sangat tipis seperti ini, kekuatan tim sukses berlomba-lomba untuk mempengaruhi opini publik. Kini potensi konflik justru mulai muncul karena kelalaian kecil yang berpeluang membuat masyarakat berhadap-hadapan.
Partisipasi yang Rendah
Partisipasi politik yang diprediksi lebih kurang 50 % menandakan terciptanya dua kondisi. Pertama adalah kegagalan KPUD sebagai penyelenggara teknis untuk mensosialisasikan efek substansial dari Pemilukada. Partisipasi yang rendah berkorelasi erat dengan sosialisasi yang minim. KPUD pertama-tama harus ditanya: apa yang mereka kerjakan dalam proses panjang persiapan ini.
Kondisi kedua adalah kegagalan kandidat untuk menawarkan visi dan misi baru bagi agenda perbaikan nasib masyarakat. Kandidat tidak mampu menjadi magnet kuat bagi para pemilih sehingga tidak ada alasan yang cukup kuat bagi sebagian besar warga untuk mendatangi bilik suara. Daya tarik para kandidat yang lemah berimplikasi pada tingkat dukungan masyarakat terhadap demokratisasi yang juga lemah. Pada akhirnya, tingkat kepercayaan publik terhadap hasil Pemilukada juga akan rendah.
Hemat saya, kondisi ini juga tidak bisa dilepaskan dari apatisme masyarakat terhadap proses pembangunan yang selama lima tahun ini berlangsung. Apatisme masyarakat berhubungan dengan kurangnya sentuhan secara langsung yang dirasakan oleh masyarakat terhadap kepemimpinan lima tahun sebelumnya. Andai saja kepemimpinan kepala daerah dalam lima tahun belakangan ini dapat memberikan efek nyata bagi pemilih, tentulah tak alasan bagi mereka untuk tidak datang ke bilik suara. Oleh karena itu, tidaklah salah betul kiranya jika kita menyimpulkan bahwa kemenangan incumbent dalam Pilgub kemarin juga sebenarnya adalah kekalahan. Kekalahan untuk merangsang pemilih memberikan dukungan.
Golput yang tinggi juga dimaknai sebagai keliru tafsir para pemilih atas upaya eksekusi terhadap para kandidat. Jika tidak senang dengan salah satu kandidat, Golput bukanlah pilihan yang tepat. Golput justru memperbesar peluang orang-orang yang mungkin tidak disenangi publik untuk terpilih. Maka kalimat penjelas lain atas kemenangan pasangan nomor urut 3 adalah tingginya Golput. Logikanya, mereka yang tidak memilih adalah mereka yang apatis dengan kandidat, utamanya dengan kepemimpinan selama ini. Jika golput ini tersalurkan, maka incumbent akan dirugikan.
De Facto dan De Yure
Meski demikian, Pilgub kali ini memuat pesan yang sangat penting bagi kita bersama: keinginan para pemilih di Pulau Belitung untuk mendudukkan warganya di kursi gubernur sangat tinggi. Kemenangan Yusron secara telak di Pulau Belitung menjadi sinyal kuat bahwa mereka ingin berbagi jatah. Sayang, konvensi tak tertulis tidak mewajibkan adanya pembagian jatah antara Bangka dan Belitung dalam soal kepemimpinan.
Jikapun Yusron pada akhirnya tidak berhasil memenangi pertarungan, pesan kuat bagi gubernur terpilih adalah perhatian bagi pembangunan di Pulau Belitung. Keinginan untuk menjadikan warga Belitung sebagai gubernur sesungguhnya hanyalah persoalan simbol. Fakta sebenarnya adalah diskriminasi pembangunan. Maka, kandidat yang menang hendaknya memperhatikan betul akumulasi keinginan ini.
Gubernur dan wakil gubernur bukanlah persoalan tokoh, tapi sinyal penting bahwa kepala daerah harus memberikan perhatian lebih kepada pembangunan di Pulau Belitung. Sementara ini, bolehlah masyarakat Belitung berbangga hati, bahwa soliditas sudah ditunjukkan dengan cara yang sangat elegan. Jikapun Yusron kalah, setidaknya bolehlah ia berbangga hati bahwa warganya kuat dan mengakar. Secara de yure, Eko Trus memang menang, namun secara de facto, pasangan YY pantas dinobatkan sebagai gubernur Belitung. Hitungan de yure dan de facto ini patut dipertimbangan secara arif oleh pasangan terpilih.
Lalu?
Bisa dipastikan beberapa hal dalam waktu dekat. Pertama, boleh jadi hasil Pilgub belum akan final. Mahkamah Konstitusi sudah menanti untuk mengadili jika ada bukti yang akurat. Pesan kita: lakukanlah secara elegan.
Kedua, para kandidat yang menjabat akan kembali bekerja, menghabiskan sisa jabatan. Pesan kita: bekerjalah kembali utuh untuk rakyat, jangan lemas, dan jangan malas.
Ketiga, para kandidat yang kalah akan mulai menghitung besaran tanggungan yang harus dibayar. Pesan kita: jangan ngiret kaleng (Jangan Stres - red).
Keempat, masyarakat akan kembali beraktivitas seperti biasa. Pesan kita: mari hargai keputusan bersama, terima hasil Pemilihan dengan lapang dada.
Kelima, para kandidat, tim sukses, dan partai politik akan kembali memulai rutinitas. Pesan kita: janganlah dendam, mari tentram, dan tempatkan Pilgub kemarin pada tataran permainan. Permainan tetaplah permainan, jangan mau dipermainkan, apalagi mempermainkan sesuatu yang merugikan kepentingan publik.
News Analisys Bangka Pos, 25 Februari 2012
Penulis : Ibrahim
Dosen Fisip UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka