Dirikan Geoparkan dan Marine Park, Babel Jadi Ikon Wisata Dunia

Penulis: Editor | Ditulis pada 23 November 2017 16:05 WIB | Diupdate pada 23 November 2017 16:05 WIB


DISKUSI  -- Tim UBB, ITB 81, ESDM, Museum Geologi Bandung dan  Dinas Pariwisata Bangka Belitung mendikusikan posisi gosite di Pelabuhan Belinyu, Teluk Kelabat,  pada  ekspedisi Geopark dan Marine Park Bangka Belitung,  Kamis (15/11/2017). 

TOBOALI, UBB --    Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) belakangan ini gencar meneroka  dan  mengembangkan segenap  potensi wisata yang ada di provinsi ini  guna  menjadikannya sebagai ikon wisata dunia. 

Dalam kaitan itu, pemrov berserta  lembaga dan instansi terkait --  baik dari dalam maupun luar Babel --  menjalin kerjasama  bagi membangun dan menghadirkan  Bangka Belitung Geopark (Taman Bumi Bangka Belitung) dan Marine Park (Taman Laut).

“Berkenaan dengan itu,  Pemprov  Kepulauan Babel akan segera membentuk tim percepatan,   kemudian  melakukan survai percepatan kawasan Geopark Pulau Bangka dan Marine Park Bangka Belitung,” ujar  Yan Megawandi, Sekda Pemprov Babel mewakili gubernur,  Rabu (22/11/2017) siang.

Keseriusan Babel menjadi ikon wisata dunia itu diperkuat dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Babel Tahun 2016-2025.  Salah satu dari isi perda ini adalah mengembangkan Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP) Selat Gaspar dan sekitarnya.

“Dalam upaya mengembangkan Bangka Belitung menjadi ikon wisata dunia, pemrov akan membangun dan mengembangkan kawasan pesisir tengah dan selatan Pulau Bangka sebagai destinasi geowisata dan wisata bawah laut,” kata Yan Megawandi.

Mewujudkan Bangka Belitung Geopark dan Marine Park,  Pemprov Kepulauan Babel melalui Dinas Pariwisata Babel menggandeng kerjasama   dengan Alumni ITB 81, Departemen Energi Sumberdaya Mineral (ESDM), Universitas Bangka Belitung (UBB), Museum Geologi Bandung, dan  Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan (Basel).

Pemprov   bergerak cepat,  selanjutnya   menggelar rapat koordinasi di Ruang Tanjungpesona Kantor Gubernur,  kemudian   membuat tim survai    --  diketuai Kepala Dinas Pariwisata Babel  Rivai --    dan melakukan survai lapangan selama dua hari (15-16 Nopember 2017) ke sejumlah pulau di Basel dan formasi batu granit di Kecamatan Belinyu, Bangka.  

Tim ITB 81 terdiri   Dyah Erowati (Ketua Badan Pengelola Belitong Geopark)  beserta geolog senior Suryo Wibowo (British Petroleum), Mirawati Sudjono (geolog)  dan Tata.  Sementara  Haryadi geolog senior  Museum Geologi Bandung didampingi dua staf, UBB (Eddy Jajang J Atmaja,  Aisah, Arthur, Aditya Pamungkas),  ESDM (Fina), dan   Disparda (Rivai, Firmansyah) hari Rabu (15 Nopember) pagi  meluncur ke Basel.

Tim dilepas Wakil Gubernur Babel  Abdul  Fatah di rumah dinas Jalan Sudirman Pangkalpinang.  Sebelum berangkat menggunakan tiga kendaraan, wagub berbincang dengan tim dan Kepala Dinas Pariwisata Babel Rivai.   Wagub sejak awal hendak mendampingi tim, namun karena pemprov kedatangan tamu dari Jakarta, ia mewakilkan ke kepala dinas pariwisata.

Setelah berpacu dengan waktu,  tim tiba di Pelabuhan Sadai;  sekitar pukul delapan pagi.   Di tempat ini,  sudah mengunggu Kepala Dinas Pariwisata Basel Haris Setiawan.  Sebelum berangkat ke pulau-pulau kecil,  seluruh anggota tim terlebih dahulu dijamu makan pagi di sebuah rumah makan di Pelabuhan Sadai.

Hari Rabu, selama satu hari penuh tim mengkuti pelayaran ke Pulau Selapan, Pulau Pongok,  Pantai Batu Tambun di Pongok,  Pulau Lepar, Desa Labu Lepar, Pulau Tinggi dan kembali ke Pelabuhan Sadai.  Sore hari tim menyaksikan Batu Belimbing dan benteng lama di Toboali, kemudian kembali ke Pangkalpinang.

Keesokan harinya, Kamis,  pagi hari perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan Belinyu yang terletak  di bibir pantai Teluk Kelabat.  Tim mengunjungi dermaga timah Mantung, lalu  menuju  ke  lokasi  ‘geopark’  formasi batu granit yang dikelola Rivai, warga setempat.

Di areal ketinggian seluas satu hektar --  yang pemandangannya ke arah Teluk Kelabat -- terhampar  geosite batu belimbing, pari dan batu kodok.  Areal ini  telah lama  dikelola sebagai geowisata dan ramai dikunjungi wisatawan, baik dari dalam  maupun luar Babel.

Taman bumi Mantung ternyata sudah populer di luar Babel.   Selain tempat menenangkan pikiran dan menghirup udara segar pantai  Teluk Kelabat serta menikmati belaian   semilir angin, di sini pengunjung membuat  swafoto (selfie)  sebagai kenang-kenangan pernah datang ke geowisata ini.

“Kami membuka areal ini untuk umum, mulai pukul 10 pagi hingga empat petang,” ujar Rivai (Eddy Jajang J Atmaja).


Topik

Kampus_Terpadu_UBB
. ayar