Ilmuan Jepang Tepersona dengan Keelokan Bangka Belitung

Penulis: Editor | Ditulis pada 19 Januari 2018 17:06 WIB | Diupdate pada 19 Januari 2018 17:06 WIB


PESONA PULAU BEGADUNG --   Yusuke Higaki, Director  of Asia Infrastructure Coorporation, Jepang (kanan) mengabadikan pesona  fenomena alam di Pulau Begadung,  Bangka Tengah.  Yusuke dibawa Profesor Agus Hartoko (kiri)  ke pulau itu untuk menyaksikan secara langsung formasi  batuan  metamorf --  batuan dari bawah laut  yang jutaan tahun lalu naik  ke permukaan karena dorongan kuat (endogenik) dari bawah laut. 

MERAWANG, UBB --   Bangka Belitung (Babel) tiba-tiba menjadi perbincangan  hangat di kalangan akademisi dan ilmuan di Negara Sakura, Jepang.  Untuk mengetahui lebih jauh tentang Babel mereka menggali informasi  dari  mesin pencari google, kemudian memutuskan datang ke sini.

“Setelah mengetahui Bangka Belitung, profesor Jepang akan  membawa mahasiswanya ke sini  bulan September ini.  Keputusan ini diambil setelah mereka tertarik dengan keindahan destinasi wisata  yang ada di Negeri Laskar Pelangi ini,” ujar   Prof Dr Ir Budiyono MSi, Dekan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), Kamis (19/01/2018).

Berbicara dalam rapat persiapan konferensi internasional di bidang maritim dan kepulauan di ruang rapat kecil rektorat UBB, Balunijuk, Merawang,  Budiyono yang  didampingi Dr Agus Purwanto MSi (Wadek Bidang Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi Undip) menyebutkan profesor dari sekolah vokasi di universitas Jepang spontan menyatakan kesediaannya menjadi pembicara utama (keynote speaker) pada konferensi yang akan di gelar di Pangkalpinang, 13-15 September 2018.

“Tadinya mereka kita hubungi untuk meminta  kesediaan menjadi salah satu  keynote spaker konferensi internasional di Bangka Belitung. Mereka pun lantas mencari informasi tentang  Bangka Belitung, dan langsung menyatakan kesediaannya tampil sebagai keynote speaker,” tukas Agus Purwanto.

Universitas Bangka Belitung  (UBB) menetapkan tanggal 13 hingga 15 September 2018 sebagai jadwal konferensi internasional yang mengupas topik maritim dan kepulauan  (The International Conference on Maritime and Archipelago).

Keputusan menetapkan jadwal konferensi ini diambil dalam rapat persiapan konferensi di ruang rapat kecil Rektorat UBB, Balunijuk, Merawang.  Rapat dipimpin Warek II UBB Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc, menghadirkan Prof Dr Ir Budiyono MSi (Dekan Sekolah Vokasi Undip) dan Dr Agus Purwanto MSi (Wadek Bidang Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi Undip).

Jadwal tersebut diambil setelah mempertimbangkan waktu libur di Eropa (Jerman) dan Jepang, mengingat sejumlah profesor dari sejumlah bidang ilmu di kedua negara itu akan menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam konferensi yang rencananya akan dibuka Menristek Dikti  Prof Dr Mohammad Nasir PhD.

 “Awal Oktober, baik di Jerman maupun Jepang,  sebagaimana diketahui  awal  dimulainya perkuliahan di semua universitas di sana.   Sehingga kita perlu  menetapkan  jadwal konferensi 13 hingga 15 September 2018,” ujar Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc, Kamis (18/01/2018) siang.

UBB menghadirkan Budiyono dan Agus karena selain Sekolah Vokasi Undip  tahun 2017 sukses menggelar konferensi internasional di bidang studi vokasional pada riset terapan (International Conference of Vocational Studies on Applied Research), di sisi lain konferensi internasional di bidang maritim dan kepulauan  itu akan digelar secara bersama antara UBB dengan Undip.

“Kita akan menggelar konferensi internasional  itu secara organisasi  bersama atau joint organize conference antara UBB dengan Undip.  Setidaknya pada konferensi yang akan  menghadirkan Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan itu, lima pembicara kunci akan tampil, di antaranya dari Jerman, Jepang, Swiss, Inggris, Singapura dan  Malaysia,” ujar  Agus Hartoko.

UBB-Undip menargetkan  150 peserta yang akan  ikut konferensi internasional mengupas topik maritim dan kepulauan ini.  Delapam puluh peserta  di antaranya  berasal dari kalangan dosen UBB dan Undip sendiri.  Selebihnya dari luar UBB, baik berasal dari akademisi dan peneliti universitas dan lembaga penelitian lainnya dari dalam dan luar negeri.

 Prof Dr Ir Budiyono MSi menyebutkan,  syarat minimal suatu konferensi yang  dikategorikan sebagai konferensi berskala  internasional  adalah   pesertanya paling tidak berasal dari lima negara.  Untuk itu  dekan Sekolah Vokasi Undip ini  minta kepada panitia pelaksana (orgnazing committee)  segera  membangun  situs (website) konferensi untuk memberikan informasi tentang konferensi.

“Agar konferensi internasional ini menarik, hemat saya perlu dibuat dua website.  Satu website memuat informasi tentang teknis konferensi, seperti jadwal memasukkan abstrak dan makalah secara penuh, lokasi konferensi dan lain-lain.  Website lainnya berisi informasi, foto, video dan lain-lain tentang Bangka Belitung sebagai destinasi wisata,” tukas Budiyono.

Informasi dari dua website (situs) itu diharapkan bisa menjadi daya tarik calon peserta konferensi, baik dari dalam maupu luar negeri, ikut mendaftarkan diri  menjadi peserta  dan memasukkan karya ilmiahnya  ke panitia pelaksana konferensi (Eddy Jajang Jaya Atmaja)


Topik

Seminar_Internasional
. ayar