Reaktor Biomassa Kuatkan Ketahanan Pangan dan Energi Belitung Timur

Penulis: Editor | Ditulis pada 19 Desember 2018 16:15 WIB | Diupdate pada 19 Desember 2018 16:15 WIB


POTONGPITA--  Serahterima operasional reaktor biomassa di  Desa Cendil ditandai dengan pemotongan pita oleh Staf Ahli KLHK RI Bidang Energi Ir Hudoyo MM dan   Asisten II Setda Beltim Khaidir Lutfi,  disaksikan oleh Rektor UBB Dr Ir  Muh Yusuf MSi, Ketua LPPM Dr Fournita,  Kepala Dinas Lingkungan Hidup Beltim Arbaie, perwakilan perusahaan sawit di beltim dan masyarakat Desa cendil.

CENDIL,UBB --  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyerahkan operasional reaktor  biomassa penghasil biogas kepada Dinas Lingkungan Hidup  Kabupaten Belitung Timur dan  masyarakat di Desa Cendil, Kelapa Kampit, Belitung Timur, Senin (17/12/2018) pagi.

Penyerahan reaktor biomassa ini ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima dari Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Non B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Sinta Saptarina Soemiarno kepada  Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur, Arbaie

Acara ini  disaksikan staf ahli KLHK RI Bidang Energi Hudoyo, Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Muhammad Yusuf, Asisten II Setda Beltim Khaidir Lutfi, Ketua Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) UBB Founita Agustina, serta perwakilan dari PT SWP, PT  SMM dan PT Rebinmas Jaya,   dan sejumlah tokoh masyarakat Kelapa Kampit.

Dalam sambutannya Sinta Saptarina Soemiarno mengemukakan   kehadiran reaktor biomassa yang pembangunannya menelan dana sebesar  Rp 1,2 miliar itu   dapat memberikan  empat  manfaat yang optimal, baik bagi lingkungan, produksi pangan dan energi,  maupun segi finansial dan  edukasi.

Dijelaskannya, reaktor  biomassa ini ramah lingkungan.  Selain dapat mengurangi limbah padat,  teknologi ini  pun  membentuk methane capture.  Gas yang terbentuk saat proses pengolahan limbah  tidak terdispersi langsung keudara, sehingga   tidak menyebabkan pemanasan global atau emisi rumah kaca.

“Dari aspek produksi,  teknologi  ini menghasilkan media tumbuh jamur yang berguna   untuk ketahanan pangan,  serta menghasilkan energi berupa gas untuk ketahanan energi. Maka secara finansial, ia  dapat menambah penghasilan masyarakat melalui hasil panen jamur,  dan juga  menghemat  bahan bakar gas,” ujar Sinta.

Sedangkan dari sisi  edukasi, lanjut Sinta,  fasilitas ini diharapkan dapat menjadi ajang pembelajaran untuk masyarakat setempat.  Sementara manfaat  bagi  perguruan tinggi  ialah sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan menjadi tempat projek penelitian  mahasiswa.

Sinta menambahkan selain kerjasama dengan Kabupaten Beltim, KLHK RI juga melakukan kerjasama dengan lima  kabupaten/kota lainnya, seperti Kabupaten Deli Serdang (Sumatra Utara), Kabupaten Palalawan (Riau), Kabupaten Katingan (Kalimantan Tengah), Kabupaten Kotabaru (Kalimantan Selatan), dan Kabupaten Pasangkayu (Sulawesi Barat).

Sinta menilai tahapan proses pembangunan fisik  reaktor biomassa di Desa Cendil ini (50, km dari Tanjungpandan)   paling cepat.     Masyarakat setempat pun  menurut dia  sangat mendukung;   responsif dalam menanggapi kehadiran proyek ini.  

Hal itu menurut Sinta  tampak dari antusiasnya  warga setempat  melakukan gotong royong lahan yang menjadi lokasi reaktor biomassa.   Sedangkan    pihak UBB (selaku pelaksana pembangunan reaktor biomassa)  Sinta menilai  cepat dan tanggap dalam  menyampaikan  informasi perkembangan  pembangunan reaktor biomassa kepada pihak KLHK RI.

Sementara itu  Hudoyo menjelaskan  limbah kelapa sawit yang berupa tandan buah kosong (TBK) bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi berupa biogas, yang bisa digunakan warga setempat untuk keperluan rumah tangga.

“Dari dua reaktor yang berkapasitas 154 m3 TBK/hari ini mampu menghasilkan 61,6 kg gas elpiji, hingga dapat digunakan  20 rumah tangga,”  ujar  Hoedoyo.

Selain itu, sebelum dimanfaatkan menjadi sumber energi, limbah sawit ini dilakukan permentasi hingga bisa menghasilkan jamur sebagai sumber pangan.

Jamur ini tidak hanya dikonsumsi sendiri,  tapi juga bisa dikomersialkan dengan harga relatif baik dalam kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu/kg.

Masyarakat Desa Cendil dapat meningkatan ekonomi keluarga mereka.  Setidaknya ada enam lumbung jamur Merang yang terdapat di fasilitas tersebut,  memproduksi 450 kilogram jamur per bulan.

“Budidaya Jamur Merang dikelola Bumdes  (Badan Usaha Milik Desa)  Cendil ‘Maju Bersama’. Saat ini sudah 15 orang warga setempat   yang diberdayakan di sini, dengan estimasi penghasilan sekitar Rp 18 juta per bulan,” kata Hoedoyo

 “Karena itu reaktor yang dikembangkan ini, nantinya, tidak hanya sebatas dibangun lalu diresmikan.  Tapi hendaknya dimanfaatkan seoptimal mungkin hingga mampu memberikan manfaat ganda sesuai harapan pemerintah,” ujar Hoedoyo.

Dalam upaya pengembangan reaktor biomassa ini, baik Sinta maupun Hoedoyo, mengharapkan adanya keterlibatan langsung  kalangan dunia usaha melalui dana CSR-nya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Beltim Arbaie mengatakan, fasilitas yang diberikan Kementerian LHK merupakan hasil tindak lanjut Nota Kesepahaman (MoU) antara Bupati Beltim Yuslih Ihza dengan  Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah dan B3 Kementerian LHK pada April 2018.

“Besar harapan kami UBB terus dapat memberi bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat Desa Cendil,  sebagai wujud pengabdian UBB kepada  masyarakat setempat,” ujar Arbaie.

Ia juga meminta agar pihak perusahaan sawit yang sudah melakukan MoU dengan Dinas Lingkungan Hidup dapat  secara rutin menyediakan bahan baku tandan kosong kelapa sawit. Bahan baku ini, menurutnya, sangat penting untuk menjamin kelangsungan operasional reaktor biomassa.

Dikemukakan, reaktor biogas membutuhkan sekurang-kurangnya 12 meter kubik tandan kosong, baik untuk budidaya jamur maupun gas.  Pengiriman tandan kosong ini  biasanya dilakukan setiap dua bulan sekali oleh perusahaan SWP dan Rabinmas.

“Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi pihak perusahaan kelapa sawit, tidak hanya selama masa operasional tahap awal, namun juga dapat terus berkelanjutan,” tukas  Arbaie. 

KLHK bekerja sama dengan LPPM UBB  membangun pilot project fasilitas penyediaan energi biomassa dalam bentuk reaktor biomassa. Tim dari UBB diketuai  Dr Fournita Agustina  SP Msi, dengan   anggota Ormuz Firdaus ST MT,  Riwan Kusmiadi  STP  MSi, dan  Rodiawan ST MEng Prac (Ari Riski, UBB Press).


Topik

Kampus_Terpadu_UBB
. ayar