Humas UBB
DISKUSI -- Tim UBB, ITB 81, ESDM, Museum Geologi Bandung dan Dinas Pariwisata Bangka Belitung mendikusikan posisi gosite di Pelabuhan Belinyu, Teluk Kelabat, pada ekspedisi Geopark dan Marine Park Bangka Belitung, Kamis (15/11/2017).
TOBOALI, UBB -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) belakangan ini gencar meneroka dan mengembangkan segenap potensi wisata yang ada di provinsi ini guna menjadikannya sebagai ikon wisata dunia.
Dalam kaitan itu, pemrov berserta lembaga dan instansi terkait -- baik dari dalam maupun luar Babel -- menjalin kerjasama bagi membangun dan menghadirkan Bangka Belitung Geopark (Taman Bumi Bangka Belitung) dan Marine Park (Taman Laut).
“Berkenaan dengan itu, Pemprov Kepulauan Babel akan segera membentuk tim percepatan, kemudian melakukan survai percepatan kawasan Geopark Pulau Bangka dan Marine Park Bangka Belitung,” ujar Yan Megawandi, Sekda Pemprov Babel mewakili gubernur, Rabu (22/11/2017) siang.
Keseriusan Babel menjadi ikon wisata dunia itu diperkuat dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Babel Tahun 2016-2025. Salah satu dari isi perda ini adalah mengembangkan Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP) Selat Gaspar dan sekitarnya.
“Dalam upaya mengembangkan Bangka Belitung menjadi ikon wisata dunia, pemrov akan membangun dan mengembangkan kawasan pesisir tengah dan selatan Pulau Bangka sebagai destinasi geowisata dan wisata bawah laut,” kata Yan Megawandi.
Mewujudkan Bangka Belitung Geopark dan Marine Park, Pemprov Kepulauan Babel melalui Dinas Pariwisata Babel menggandeng kerjasama dengan Alumni ITB 81, Departemen Energi Sumberdaya Mineral (ESDM), Universitas Bangka Belitung (UBB), Museum Geologi Bandung, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan (Basel).
Pemprov bergerak cepat, selanjutnya menggelar rapat koordinasi di Ruang Tanjungpesona Kantor Gubernur, kemudian membuat tim survai -- diketuai Kepala Dinas Pariwisata Babel Rivai -- dan melakukan survai lapangan selama dua hari (15-16 Nopember 2017) ke sejumlah pulau di Basel dan formasi batu granit di Kecamatan Belinyu, Bangka.
Tim ITB 81 terdiri Dyah Erowati (Ketua Badan Pengelola Belitong Geopark) beserta geolog senior Suryo Wibowo (British Petroleum), Mirawati Sudjono (geolog) dan Tata. Sementara Haryadi geolog senior Museum Geologi Bandung didampingi dua staf, UBB (Eddy Jajang J Atmaja, Aisah, Arthur, Aditya Pamungkas), ESDM (Fina), dan Disparda (Rivai, Firmansyah) hari Rabu (15 Nopember) pagi meluncur ke Basel.
Tim dilepas Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah di rumah dinas Jalan Sudirman Pangkalpinang. Sebelum berangkat menggunakan tiga kendaraan, wagub berbincang dengan tim dan Kepala Dinas Pariwisata Babel Rivai. Wagub sejak awal hendak mendampingi tim, namun karena pemprov kedatangan tamu dari Jakarta, ia mewakilkan ke kepala dinas pariwisata.
Setelah berpacu dengan waktu, tim tiba di Pelabuhan Sadai; sekitar pukul delapan pagi. Di tempat ini, sudah mengunggu Kepala Dinas Pariwisata Basel Haris Setiawan. Sebelum berangkat ke pulau-pulau kecil, seluruh anggota tim terlebih dahulu dijamu makan pagi di sebuah rumah makan di Pelabuhan Sadai.
Hari Rabu, selama satu hari penuh tim mengkuti pelayaran ke Pulau Selapan, Pulau Pongok, Pantai Batu Tambun di Pongok, Pulau Lepar, Desa Labu Lepar, Pulau Tinggi dan kembali ke Pelabuhan Sadai. Sore hari tim menyaksikan Batu Belimbing dan benteng lama di Toboali, kemudian kembali ke Pangkalpinang.
Keesokan harinya, Kamis, pagi hari perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan Belinyu yang terletak di bibir pantai Teluk Kelabat. Tim mengunjungi dermaga timah Mantung, lalu menuju ke lokasi ‘geopark’ formasi batu granit yang dikelola Rivai, warga setempat.
Di areal ketinggian seluas satu hektar -- yang pemandangannya ke arah Teluk Kelabat -- terhampar geosite batu belimbing, pari dan batu kodok. Areal ini telah lama dikelola sebagai geowisata dan ramai dikunjungi wisatawan, baik dari dalam maupun luar Babel.
Taman bumi Mantung ternyata sudah populer di luar Babel. Selain tempat menenangkan pikiran dan menghirup udara segar pantai Teluk Kelabat serta menikmati belaian semilir angin, di sini pengunjung membuat swafoto (selfie) sebagai kenang-kenangan pernah datang ke geowisata ini.
“Kami membuka areal ini untuk umum, mulai pukul 10 pagi hingga empat petang,” ujar Rivai (Eddy Jajang J Atmaja).