UBB Press / Ari Rizki
FOTO BARENG -- Kegembiraan mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 salah satunya ditandai dengan foto ‘bareng’ (bersama) dengan DPL mereka di depan tribun yang ‘back-drop’-nya bertuliskan “Dari Desa Membangun Bangsa” ukuran besar di lapangan parkir Fakultas Teknik UBB, Rabu (11/07/2018) pagi.
BALUNIJUK, MERAWANG -- Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Muh Yusuf menegaskan kiprah dan aktivitas kader penggerak pembangunan desa sejauh ini telah menempati posisi penting dan strategis dalam pembangunan desa.
Karena itu, ia minta kepada 754 mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 yang mulai Kamis (12/07/2018) hingga 40 hari ke depan berada di tengah masyarakat di desa, dapat menjadi inisiator dan motivator untuk melahirkan lebih banyak lagi figur kader penggerak pembangunan desa.
“Munculkanlah lebih banyak lagi kader penggerak pembangunan desa. Itu sangat bagus sekali! ,” tukas Muh Yusuf ketika melepas 754 mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 di lapangan parkir Fakultas Teknik UBB, Rabu (11/07/2018) pagi.
Acara pelepasan KKN UBB berlangsung khidmat, dihadiri seluruh wakil rektor, dekan, jurusan, unit pelaksana teknis, dan dosen pembimbing lapangan (DPL). Pelepasan mahasiswa KKN ditandai dengan pemasangan topi ‘rimba’ kepada dua perwakilan peserta KKN.
Dikemukakan rektor, tahun ini UBB ‘menerjunkan’ 749 mahasiswa ke 25 lokasi KKN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Lima mahasiswa lainnya -- yang mewakili lima fakultas di UBB -- berangkat ke Lampung untuk mengikuti KKN Kebangsaan.
Selain melaksanakan KKN Tematik yang digelar UBB, lanjut rektor KKN UBB pun melaksanakan KKN Revolusi Mental (RM) dan KKN BKKBN. Tiap 30 peserta KKN, 10 di antaranya menjadi pionir KKN RM. Sementara KKN BKKBN hanya digelar di lima desa.
Menurut rektor, peran dan upaya UBB dalam membangun desa -- salah satu di antaranya -- dilakukan melalui KKN yang digelar rutin setiap tahun di provinsi ini. Dalam konteks Tridarma Perguruan Tinggi, KKN adalah bentuk dari darma pengabdian.
“Karena itu, manfaatkanlah waktu 40 hari KKN itu semaksimal mungkin. Baik untuk melaksanakan program KKN yang sudah dibuat, maupun mendukung dan melaksanakan sejumlah program pembangunan yang sudah ada di desa,” urai Muh Yusuf.
Rektor memberikan tips menyusun program kerja di desa lokasi KKN. Satu di antaranya yaitu mengenali dan mengkaji semua potensi yang ada di desa. Andai ada sisi yang belum digarap warga atau pemerintah desa (pemdes) setempat, mahasiswa KKN bisa ‘meramu’ dan kemudian membuat program kerja; yang tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Sederhana saja. Begitu tiba di lokasi KKN, segera kenali masyarakat dan lihat potensi yang ada di sana. Kecuali itu, kehadiran mahasiswa KKN UBB di tengah masyarakat desa pun harus mampu menjadi motivator dalam mengubah ‘mindset’ dan menjadikan warga optimistis,” ujar Muh Yusuf.
Pada bagian lain dari kata pelepasannya, rektor mengingatkan mahasiswa KKN untuk senantiasa membuat target atau capaian dari semua program yang telah disusun. Program-program yang produktif, menurut rektor, biasanya lahir dari gagasan-gagasan yang baik.
“Hal lain yang saya nilai penting sekali adalah menghormati dan menghargai sosial budaya dan adat-istiadat yang berlaku di masyarakat desa. Sebagai calon intelektual, kita pun harus menjaga sisi-sisi moral, mental dan intelektual,” tukas Muh Yusuf.
Foto Bareng dan Banjiri Medsos
Acara pelepasan 754 mahasiswa KKN UBB Angkatan 13 tahun 2018 berlangsung khidmat. Semua mahasiswa peserta KKN sudah datang pagi hari di Lapangan Parkir Fakultas Teknik UBB. Mereka yang didampingi DPL masing-masing ditempatkan di bawah tenda yang telah disiapkan panitia.
Semua mahasiswa KKN dan DPL tampil gagah. Mereka mengenakan baju dan topi ‘rimba’ bercapkan (logo) KKN Angkatan ke 13. Untuk baju mahasiswa warna hitam dengan ‘les’ merah. Di punggung baju bertuliskan KKN 2018 UBB ukuran ‘jumbo’.
Sementara warna baju DPL abu-abu dengan ‘les’ merah. Di belakang (punggung) baju terpampang tulisan border ukuran besar: KKN 2018 UBB. Sedangkan topi ‘rimba’, semuanya sama. Baik untuk mahasiswa maupun DPL, warnanya hitam. Di bagian depan topi hadir bordiran menarik mata, yaitu simbol lima fakultas di UBB dengan warna khasnya.
Suasana khidmat berubah menjadi ‘heroik’, ketika semua peserta KKN, DPL dan undangan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan mars UBB. Suasana kampus terpadu di pagi hari yang dingin berubah menjadi ‘bergelora’.
Usai acara pelepasan KKN UBB, masing-masing kelompok KKN menggelar acara sendiri-sendiri. Umumnya mereka swafoto dan foto bersama, di antaranya di depan tribun yang memasang ‘backdrop’ bertuliskan tema KKN: “Dari Desa Membangun Bangsa”.
Mereka juga membagi ‘kebahagiaan’ dan rasa senang saat pelepasan KKN di media sosial (sosmed), seperti facebook, instagram, twiter dan whatsapp. Whatsapp Forum UBB dan DPL KKN UBB pun sontak ‘banjir’ foto dan komentar.
Acara pelepasan KKN UBB juga menampilkan Ketua LPPM UBB Fournita dan Ketua Panitia KKN UBB Angkatan ke 13 Firlya Rosa.
Usai acara pelepasan KKN, banyak di antara kelompok KKN membawa barang kebutuhan mereka selama 40 hari KKN ke lokasi KKN. Barang-barang yang dikemas dalam kotak dan koper itu mereka angkut menggunakan mobil pick-up.
Seluruh mahasiswa KKN UBB, kecuali Belitung dan Belitung Timur, pada Hari Kamis 12 Juli akan diterima Bupati Bangka Selatan, Bangka Barat, Bangka Tengah dan Bangka. Peserta KKN UBB untuk Belitung dan Belitung Timur siang ini (11/07/2018) diberangkatkan dari Pelabuhan Pangkalbalam, menggunakan kapal cepat (Eddy Jajang J Atmaja, Ari Riski)