Tiga Drone ‘Beraksi’ di Atas Situs Kota Kapur

Penulis: Editor | Ditulis pada 11 Agustus 2018 23:13 WIB | Diupdate pada 11 Agustus 2018 23:20 WIB


TERBANGKAN DRONE --  Tim drone dan  mahasiswa  KKN UBB Kota Kapur  berpose di depan pintu masuk goa di punggung Bukit Besar,  setelah mereka menerbangkan tiga drone untuk  mengambil foto dan video di atas udara Kota Kapur.

KOTA KAPUR, UBB --  Situs Kota Kapur yang  berisi prasasti tinggalan Kedatuan Sriwijaya abad 6 dan 7  untuk pertama kali  difoto dan dibuat videonya  dari udara. 

Pengambilan foto dan video  berlangsung seharian penuh,  menggunakan tiga drone (pesawat kecil tak berawak).

Tiga drone sengaja di ‘udarakan’  dalam rangkaian melengkapi data website Kota Kapur yang dalam waktu dekat akan di luncurkan ke publik.

“Guna melengkapi fitur foto dan video Kota Kapur, kita  sengaja mengoperasikan drone berspesifikasi tinggi,” ujar Marudut Stanley, anggota tim pemetaan KKN UBB Angkatan ke 13 Kota Kapur, Sabtu (11/08/2018) petang.

Spesifikasi drone yang digunakan adalah Drone Dji Phantom 4pro.  Drone ini  mampu mengudara setinggi 200 meter dan  keandalan jelajah maksimal sejauh  tujuh kilometer.

“Drone Dji Phantom dan Drone Dji Mavic terkategori drone pro (profesional).   Drone ini mampu merekam video dari udara dengan resolusi 4k dengan 30 fps (frame per second),” ujar Marudut.

Tiga drone mulai ‘diterbangkan’ ke  udara Kota Kota Kapur pada pukul 09.30 Hari Sabtu (11/08/2018).

Drone memotret Situs Kota Kapur seluas 160 hektar.  Artefak yang dipotret berturut-turut adalah Candi 1, Candi 2, Candi 3, Benteng Tanah dan dermaga kuno dan dermaga nelayan saat ini.

“Drone mengudara setinggi 200 meter, berhasil memotret Sungai Menduk, anak Sungai Kota Kapur, hutan bakau di seberang sungai dan aktivitas nelayan,” terang Marudut.

Namun tiga drone yang dioperasikan Komunitas Multicopter Sungailiat ini belum berhasil mengambil foto dan video Pulau Medang, Hantu dan Kecil (masih wilayah Kota Kapur) karena air laut sudah menenggelamkan ketiga pulau tersebut.

“Pulau cantik itu hanya dapat dinikmati pada pagi hari ketika air surut, sekitar pukul 5 pagi hingga pukul 11 siang,” ujar Rio Saputra, rekan Marudut.

Operasi drone yang dipiloti Vandeballoy, Sandroner dan Leo Agustin  -- ketiganya  berasal dari Kota Sungailiat – selesai pukul 11.30 wib.  Anak anak di Kota Kapur tampak  sangat senang   menyaksikan  drone terbang di atas pemukiman.  Saking senangnya, mereka  bersorak-sorai  dan tertawa. 

Pada pukul 11.30 WIB tim dan mahasiswa KKN UBB yang menjadi pemandu, kembali ke Posko KKN UBB untuk beristirahat dan makan siang bersama setelah selesai mengambil foto udara situs Kota Kapur.

Usai makan siang, tim drone bersama tiga mahasiswa KKN UBB  berangkat ke lokasi baru yaitu  Bukit Besar; berjarak 3 km dari Kota Kapur.   Mereka berangkat dengan didampingi tiga warga desa sebagai  petunjuk jalan. 

Bukit Besar dengan tinggi 120 meter mereka capai dalam 15 menit jalan kaki dari dasar Bukit Besar.  Di ketinggian 50 meter tim memvideokan goa dan pucak bukit dari drone yang diterbangkan.

“Goa itu konon  katanya tembus sampai ke Pulau Hantu.   Diamater pintu masuk goa sekitar tiga meter, sarat dengan  ratusan kelelawar  yang bergelantungan. Bau goa sangat menyengat, yang berasal dari kotoran kelelawar,” ujar Eryan, anggota tim  pengembangan website Kota Kapur.

Panorama Kota Kapur dari atas   Bukit Besar sangat indah.   Dari bukit ini terlihat jelas Pulau Medang, Hantu dan Kecil, serta  hamparan laut Selat Bangka.

“Bila digarap dengan serius,  goa dan Bukit Besar dapat menjadi objek wisata bagi para petualang dan pendaki gunung, serta penjelajah goa,” ujar Eryan.

Namun Eryan mengingatkan goa tersebut bila dimasuki lobang goa menyempit.  Bisa ditelusuri hanya dengan merayap serta harus tahan dengan ‘dasyatnya’ bau kotoran kelelawar.

“Kabar bagusnya, kata warga setempat yang pernah masuk goa, setelah jalur merayap ada empat lorong cukup luas menuju Pulau Hantu.   Ini menantang bagi petualang, karena  alur goa itu berada di bawah laut,” tambah Eryan.

Terkait dengan hasil  pemotretan dan video  drone oleh Komunitas Multicopter Sungailiat,  Ghiri dan Eddy Jajang J Atmaja (keduanya Dosen Pembimbing Lapangan KKN UBB), nantinya akan menjadi fitur pada website Kota Kapur.

“Adanya potret dan video udara itu akan menjadikan  website Kota Kapur  kaya informasi dan menarik dilihat.   Muara semua itu adalah menduniakan Kota Kapur dan Insyallah akan didatangi wisatawan, baik dalam negeri maupun manca negara,” ujar Ghiri (Eddy Jajang J Atmaja, Ghiri Basuki)


Topik

KKN_UBB
. ayar