UBB Press / Eddy jajang, Ari Rizki
FOTO BERSAMA -- Anggota Mentilen Team 2 berfoto bersama mobil mereka, Tarsius EV.1, di Bengkel Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik UBB, Kampus Terpadu UBB, Balunijuk, Kamis (15/11/2018) siang.
MERAWANG, UBB -- Dua tim rekayasa otomotif Universitas Bangka Belitung (UBB) dinyatakan lolos seleksi Kemenristek Dikti, dan menjadi salah satu dari 74 finalis Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE antar perguruan tinggi se Indonesia, yang segera digelar di Universitas Negeri Padang (UNP) 27 November 2018.
Manajer Pengembangan Otomotif Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UBB Aufar Fathul Karim mengemukakan, dua tim otomotif yang lolos dan akan berlaga sebagai finalis di KMHE itu, adalah Mentilen Team 1 dan Mentilen Team 2.
“Kami menerima informasi resmi dari Kemenristek Dikti bahwa kami lolos dan menjadi salah satu dari 74 finalis itu tanggal 22 Oktober. Sebelumnya kami mengirimkan berkas desain dan progress pembuatan otomotif yang disertai video kepada tim penilai di Kemenristek Dikti,” ujar Aufar.
KMHE merupakan event tahunan yang diselenggarakan Kemenristek Dikti dalam skala nasional. Even ini melombakan mobil kreasi mahasiswa dengan kategori urban dan prototype.
“KMHE berorientasi pada efisiensi energi. Mobil rancangan mahasiswa itu semua merupakan bentuk dari aplikasi ilmu yang mereka terima selama kuliah,” jelas Aufar, mahasiswa Prodi Teknik semester lima.
Mobil rancangan mahasiswa yang ikutserta KMHE dibagi dalam empat kelas berdasarkan motor penggerak yang digunakan. Di antaranya Motor Pembakaran Dalam (MPD) Gasoline, MPD Etanol, MPD Diesel dan Motor Listrik.
Menurut Aufar, dua kendaraan Mentilen UBB yang berlaga di KMHE semuanya memiliki tiga roda, yaitu Mentilen Team 1 bernama Tarsius GV-1 (Kelas Gasoline), dan Mentilen Team 2 bernama Tarsius EV.1 (Kelas Prototype).
Sementara itu Ketua Mentilen Team 2 Septo Caturtiyo menjelaskan untuk mengikuti KMHE di Universitas Negeri Padang, tim Prodi Teknik Mesin UBB rutin melakukan latihan dan melakukan banyak ‘treatment’ untuk meningkatkan peforma kendaraan.
“Hingga hari Kamis, tanggal 15 November 2018, persiapan mobil listrik telah mencapai 90 persen. Harapan kami kedua mobil itu bisa memberikan performa yang baik; tidak ada kendala apapun saat perlombaan nanti,” ujar Septo.
Ia menjelaskan sejumlah keunggulan yang dimiliki Tarsius GV-1 dan Tarsius EV.1, di antaranya berupa bentuk mobil yang aerodinamis, sehingga gesekan antara mobil dengan udara dapat dikurangi.
“Mobil itu secara teknis bila semakin aerodinamis, maka kecepatannya akan semakin tinggi. Tarsius GV-1 dan Tarsius EV.1 memiliki kelebihan itu,” tukas Septo, mahasiswa Prodik Teknik Mesin UBB semester ...
Untuk menilai performa kedua mobil listrik UBB itu, Septo dan mahasiswa lainnya ‘menjajal’ Tarsius GV-1 dan Tarsius EV.1 di badan jalan lintas timur Air Anyir. Sementara untuk memantapkan performa mesin dan motor listrik, kedua mobil itu ‘dijajal’ di area jalan Kampus Terpadu UBB.
Dosen Pembimbing Mentilen Team 1 Eka Sari Wijianti mengatakan, ada beberapa perubahan yang dilakukan pada mobil Tarsius GV-1.
“Antara lain bentuk body mobil agar lebih aerodinamis. Begitu pula penggunaan sasistipe semi-monokok, dan memakai teknologi ECU (Engine Control Unit) Programmable, dan bearing low friction,” ulas Eka Sari.
Setelah melakukan berbagai penyempurnaan dan optimalisasi di sejumlah bagian, Eka Sari memastikan Tarsius GV-1 siap berlaga di Sirkuit Universitas Negeri Padang 27 November hingga 1 Desember 2018.
Dikemukakannya, mobil rancangan Mentilen Team 1 untuk KMHE 2018 mengusung sistem Transmisi ADT (Automatic Direct Transmission) sebagai keunggulannya.
Sistem ini lanjut Eka Sari terbukti dapat meningkatkan efisiensi mobil, karena mampu mengurangi gesekan antara roda dan mesin.
"Ketika mobil berakselerasi, roda dan mesin akan terhubung melalui transmisi ADT ini,” ujar Eka Sari.
Lebih jauh Eka mengemukakan, saat deselerasi akan timbul gaya inersia yang menyebabkan pengeluaran daya. Saat itu mobil tidak perlu digas, dan ADT yang menghubungkan roda dan mesin akan mengalami slip secara otomatis.
“Akibatnya tidak ada daya yang keluar sehingga efisiensi mobil meningkat. Selain itu, peningkatan efisiensi mobil juga dilakukan melalui pengurangan massa mobil,” tutur Eka Sari.
Sementara itu Aufar Fathul Karim menambahkan, salah satu cara untuk mengurangi berat mobil ialah dengan menggunakan material ringan, yakni fiber glass dan komposit.
“Mobil Tarsius GV-1 dengan berat keseluruhan 67 kilogram, menggunakan mesin dengan sistem injeksi berkapasitas 100 cc. Peningkatan efisiensi mobil yang sedemikian rupa menyebabkan mobil ini mampu menempuh jarak sejauh 205 kilometer untuk setiap satu liter pertamax yang dikonsumsi,” ujar Aufar.
Mobil inovatif rancangan mahasiswa Produ Teknik Mesin UBB ini menurut Aufar diharapkan dapat memicu mahasiswa dan warga masyarakat lainnya untuk ikut berinovasi dan berkreativitas.
“Mobil ini juga diharapkan dapat menjadi solusi dari krisis energi yang sedang melanda dunia, khususnya Indonesia,” tukas Aufar (Ari Riski, Eddy Jajang J Atmaja)