FISIP UBB Angkat Tema Industri Ekstraktif dan Isu Lingkungan di Kelas Internasional

Penulis: Editor | Ditulis pada 29 April 2019 19:15 WIB | Diupdate pada 29 April 2019 19:15 WIB


MERAWANG, UBB - International Class on Asian Community kerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung dan One Asia Foundation memasuki pertemuan ke 11 yang diselenggarakan pada tanggal 26 April 2019 di Gedung Rektorat Universitas Bangka Belitung. Perkuliahan dimulai dengan welcome speech oleh Jamilah Cholillah, M.A, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP UBB.

Natural Resources in Asia: Extractive Industry and Environmental Issues

Pertemuan kali ini membahas tentang "Natural Resources in Asia: Extractive Industry and Environmental Issues" dengan narasumber Dr. Eddy Nurtjahya, Dosen Biologi Universitas Bangka Belitung, serta Widya Handini, M.Sc, Dosen Lingkungan FISIP UBB, sebagai moderator.

Dr. Eddy Nurtjahya, yang merupakan salah satu dosen terbaik di Universitas Bangka Belitung, salah satunya dalam bidang publikasi ilmiah (40 Publikasi Ilmiah, 7 terindeks Scopus dan 3 terindeks Web of Science) dengan ratusan sitasi, menyampaikan materi pertemuan ke dalam 5 bahasan yaitu (Extractive Industry, Environmental Issues), (Extractive industry in Asia), (Artisanal and small-scale mining (ASM)), (Eksploration), dan (Impacts on biophysical).

Extractive Industry (Industri Ekstraktif)

Extractive Industry atau Industri Ekstraktif merupakan industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Pertambangan termasuk dalam jenis Industri Ekstraktif. Industri Ekstraktif merupakan komponen ekonomi penting bagi sebagian besar negara-negara Asia. Negera-negara seperti Cina, India dan Indonesia adalah negara-negara dengan ekonomi pertambangan paling produktif di Asia. Sementara negara-negara di semenanjung Arab merupakan negara dengan cadangan minyak dan gas alam terbesar di dunia.

Di wilayah Bangka Belitung terdapat banyak kegiatan penambangan timah. Hampir 80% dari penambangan timah di Bangka Belitung merupakan kegiatan penambangan timah rakyat (artisanal and small-scale mining (ASM)).

Environmental Issues (Isu Lingkungan)

Pertambangan selalu identik dengan isu lingkungan. Kegiatan pertambangan selalu meninggalkan air asam tambang, yang mengakibatkan tidak suburnya tanah di sekitar pertambangan. Kondisi ini ditandai dengan apabila menaruh biji atau bibit tanaman di lahan yang terdampak air asam tambang, maka tidak akan bisa tumbuh bahkan kalau hujan ia akan lengket. Berbagai bahan berbahaya juga terdapat seperti uranium yang mana berbahaya dengan radioaktifnya. Salah satu cara untuk menghindari dampak negatifnya adalah dengan meminimalisir air asam tambang yang dimunculkan. “Meskipun sudah menggunakan teknik yang  tepat, namun itu tetap menghasilkan limbah yang banyak. Pengaruh dari pertambangan ini adalah kerusakan lingkungan”,  jelas Eddy Nurtjahya.

Perkuliahan dilakukan dengan sangat khidmat diikuti oleh seluruh peserta yang hadir. Dibukanya sesi diskusi oleh moderator dengan tujuan agar dapat lebih mudah memahami isi dari materi yang telah disampaikan. Pada kali ini terdapat 2 sesi diskusi di mana pertanyaan yang paling menarik mendapatkan doorprize berupa buku dari panitia. Lalu dilanjutkan dengan adanya pertanyaan yang dilontarkan oleh narasumber kepada peserta. Antusias dan kemeriahan yang terjadi dalam menjawab pertanyaanpun kian menarik di lihat dari cara peserta yang saling rebutan untuk menjawab pertanyaan. (Fisip/Humas)


Topik

Dr._Eddy_Nurtjahja,_M.Sc. FISIP_UBB
. ayar