Akuakultur; Bisnis Menjanjikan Era Pasca Timah

Penulis: Editor | Ditulis pada 16 Maret 2018 17:18 WIB | Diupdate pada 16 Maret 2018 17:18 WIB


Endang Bidayani (Ketua Jurusan Budidaya Perairan FPPB) Penyerahan sertifikat nara sumber Yusuf Lee (Owner CV Tanjung Langka Tri Anugrah Bangka), pada Kegiatan Kuliah Umum Himakuatik BDP FPPB UBB, Kamis 15/3/2018.

MERAWANG, UBBKamis 15/3 pagi, bertempat Gedung Teladan Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi (FPPB), Kampus Terpadu UBB Balunijuk,  berlangsung kegiatan Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kultur Akuatik (Himakuatik) Jurusan Budidaya Perairan (BDP). 

Kegiatan kuliah umum dengan mengangkat tema “Bisnis Akuakultur Pasca Timah Menjanjikan”

menghadirkan 2 (dua) orang narasumber antara lain Yusuf Lee (Owner CV Tanjung Langka Tri Anugrah Bangka), dan Ahmad Jauhari Pamungkas (Kepala Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi). Acara melibatkan 100 peserta dari mahasiswa BDP serta Dosen dilingkungan FPPB UBB.

Dalam kuliah umum ini, para narasumber memaparkan teori-teori akuakultur dan memberikan gambaran mengenai peluang bisnis akuakultur yang bisa dikembangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pasca tambang timah yang mengakibatkan kerusakan lingkungan untuk dapat dilestarikan kembali dengan benar. Apabila bisnis akuakultur ini dapat dimanfaat dan dikelola dengan baik, tentunya dapat meningkatkan kualitas lingkungan setempat, meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan penduduk sekitar.

Bicara bisnis akuakultur adalah bisnis yang unlimited. Setidaknya demikian yang diungkapkan Yusuf Lee, Owner CV Tanjung Langka Tri Anugrah Bangka dalam Kuliah Umum yang digelar Himpunan Mahasiswa Kultur Akuatik (Himakuatik) Jurusan BDP FPPB UBB.

Menurut Yusuf Lee, pengembangan akuakultur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pasca timah adalah sangat tepat. “Bisnis akuakultur sangat tepat, karena bisnis ini unlimited. Kita punya potensi lahan yang masih luas dan murah, serta bisa mengembangkan bisnis ini karena permintaan pasar terbuka luas,” ujarnya di depan ratusan mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan dalam kuliah umum yang didanai Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.

Untuk menjadi seorang entrepreneur, menurutnya, modal awalnya adalah pengalaman.

“Untuk menjadi pengusaha memang tidak mudah, karena bisnis penuh resiko. Untuk itu, pengalaman sangat diperlukan. Mahasiswa kalau libur jangan banyak tidur, namun harus magang,” ujarnya dengan semangat.

Mahasiswa BDP yang ketika ditanya ingin menjadi apa setelah lulus, hampir serempak menyatakan ingin menjadi entrepreneur. “Bagus, semangat kalian adalah modal untuk menjadi pengusaha. Pilihan kuliah dijurusan ini sudah tepat. Saya sangat senang dan bangga,” katanya.

Pembicara lain yang hadir adalah Kepala Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi, Ahmad Jauhari Pamungkas. Menurut Jauhari, teknologi budidaya ikan selalu berkembang.

“Inovasi-inovasi baru teknologi budidaya, dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Sebagai contoh, pengembangan bioflok, bisa meningkatkan produksi ikan hingga berlipat ganda,” Ujarnya. (red.Endang B)


Topik

FPPB_UBB Budidaya_Perairan_UBB
. ayar