UBB Press / Ari Rizki
BEKALI PENGETAHUAN SAR -- Pelatih dari Basarnas Babel membekali sejumlah ketrampilan dan pengetahuan seputar peralatan yang digunakan untuk operasi SAR kepada 12 Anggota Muda Mapala Kompas UBB. Tampak dalam gambar pelatih dari Basarnas menerangkan dinding vertical latihan kepada Anggota Muda Mapala Kompas, Minggu kemarin.
BALUNIJUK,UBB -- Anggota Muda Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Kompas Universitas Bangka Belitung (UBB) menggelar Masa Bimbingan (Mabim) Vertical Rescue di Basarnas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Minggu (24/06/18)
Mabim Kompas-UBB digelar dalam beberapa tahapan dengan berbagai pendalaman materi dan praktik. Salah satu di antaranya adalah mabim di Badan SAR Nasional (Basarnas).
Vertical Rescue adalah bagian dari operasi SAR dengan teknik evakuasi (memindahkan ke lokasi yang lebih aman) objek (baik barang maupun manusia/korban), dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi atau sebaliknya, pada medan yang curam/terjal baik kering maupun basah.
Mabim materi lapangan di Basarnas Kepulauan Babel berlangsung selama satu hari. Baik pemberian materi maupun praktik, di mana seluruh kegiatan itu menggunakan fasilitas pelatihan yang ada di Pos SAR Kepulauan Babel.
Peserta anggota muda yang mengikuti Mabim berjumah 12 orang dengan pembimbing berjumlah delapan orang.
Koordinator Struktur Basarnas Darma tampil memandu peserta Mabim saat pemberian materi ruangan dan praktik.
Praktik simpul tali memulai pemberian materi Mabim yang dilakukan di ruang rapat Basarnas, dan materi simpul dipaparkan Septian dan Yuli, keduanya juga berasal dari Basarnas.
Simpul yang diajarkan yaitu overhand knot, butterfly, eight on bight, figure of eight, bowline, eight in line, double fisherman, eight double bight, clove hit, dan eight follow through.
Darma mengatakan simpul yang diajarkan adalah simpul dasar yang wajib diketahui, karena simpul ini yang selalu digunakan untuk setiap operasi SAR.
Setelah satu jam pemberian materi di dalam ruangan dilakukan, selanjutnya peserta mengikuti paktik vertical rescue dari papan tebing Basarnas yang tingginya sekitar 15 meter.
Mabim materi lapangan di Basarnas sudah dilakukan rutin setiap tahun oleh Mapala Kompas-UBB.
Ketua Umum Kompas UBB Hadi Supriyanto mengatakan materi vertical rescue bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan anggota Kompas UBB. Ini semua berguna sebagai bekal menjadi relawan untuk menyelamatkan korban kecelakaan di gunung.
“Jangan sampai terjadi yang ingin menyelamatkan korban kecelakaan itu justru menjadi korban operasi SAR,” ujar Hadi, sembari mengucapkan terimakasih kepada Basarnas sebagai pemberi materi dan instruktur Mabim.
Memasuki materi lapangan, Darma,Yuli S Pramesto, Gitri, Rizki Sastian, Sandi Purnomo, dan Rizky Tri Belli mempraktikan dan mengajarkan peserta cara rapling vertical di papan tebing Basarnas.
Setelah melakukan praktik lapangan, Basarnas memberi pengenalan nama alat-alat dan fungsinya yang digunakan saat operasi SAR Vertical Rescue
Pengenalan jenis peralatan yang digunakan saat proses evakuasi ( vertical rescue) yaitu harness, sit harness, full body harness, chest harness (Harness Dada), carabiner, mallion rapide, descender, figure of eight, grigri, autostop, simple, ascender, ascender handle, ascender non handle dan pulley.
Harness berfungsi sebagai dudukan (tambatan tubuh), atau alat yang digunakan sebagai pendukung keselamatan saat bekerja/beraktifitas di ketinggian.
Carabiner (cincin kait) adalah metal pengunci yang berfungsi sebagai penghubung antar peralatan. Bentuknya oval, delta, atau modified delta, mempunyai per pembuka yang terpasang pada bagian memanjang. Alat yang direkomendasikan untuk vertical rescue adalah carabiner screw gate.
Mallions disebut juga quiklinks atau screwlinks. Ukuran dan bentuk ada beberapa macam (oval,delta dan halfmoon), rate strange mencapai 6000 kg. Mallions diproduksi dari bahan steel dan alloy khusus, cocok untuk berbagai teknik. Delta mallion menguntungkan digunakan beban dari tiga arah, seperti sebagai gantungan tandu.
Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur. Sedangkan ascender adalah alat bantu yang digunakan untuk meniti medan vertical/kemiringan dan tali digunakan sebagai jalur.
Sistem kerja alat ini mencengkram pada tali saat terbebani, sehingga dapat menahan beban, dan bergerak saat didorong keatas tanpa terbebani. Kekuatannya terletak pada gerigi yang menahan cengkraman saat kontak dengan tali.
Adapun jenis ascender antara lain pulley yang biasa juga di sebut katrol. Alat ini di desain untuk menggurangi friksi tali atau pengganti arah kerja tali. Beberapa jenis pulley dibuat khusus untuk pekerjaan di bidang vertical (ketinggian).
Mengomentari Mabim, Deden Nurdandi mengemukakan walaupun materi lapangan di Basarnas cukup singkat, namun ilmu yang telah diberikan sangat bermanfaat (Ari Rizki)