Mengenal Lebih Dekat Eduwisata Ketem Remangok Park Pagarawan

Penulis: Editor | Ditulis pada 24 September 2018 22:59 WIB | Diupdate pada 24 September 2018 22:59 WIB


MERAWANG, UBB – Jurusan Akuakultur Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi (FPPB), bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bangka Belitung (UBB), mengembangkan Eduwisata Ketem Remangom Park di Desa Pagarawan, Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

Kepiting bakau (ketem remangok) Park adalah laboratorium alam yang sumber pendanannya bersumber dari Pemerintah Kabupaten Bangka tahun 2018. Laboratorium alam berupa tambak (kolam buatan) yang dikelola Pusat Kajian Akualtur dan Sumberdaya Pesisir LPPM UBB ini, berdiri diatas lahan milik Pemerintah Desa Pagarawan.

Perairan payau merupakan perairan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan. Komoditi-komoditi ikan air payau memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan prospektif untuk terus dikembangkan. Bangka Belitung sebagai daerah kepulauan yang dikelilingi oleh laut memiliki sumber air payau yang cukup berlimpah untuk dikelola dan dimanfaatkan.

Budidaya ikan pada perairan payau merupakan bentuk pengelolaan yang selama ini belum banyak dilakukan masyarakat, dibandingkan dengan budidaya ikan air tawar. Padahal harga jual ikan air payau lebih tinggi dan pasar yang tersedia terutama pasar ekspor lebih membutuhkan komoditi air payau.

Budidaya ikan adalah kegiatan produksi atau pemeliharaan ikan dalam wadah yang terkontrol untuk mendapatkan profit (keuntungan). Budidaya ikan (akuakutur ) terdiri atas tiga tahapan kegiatan utama meliputi input, proses dan output. Kegiatan input terdiri dari penyiapan kebutuhan dan sarana serta prasarana, seperti : penyiapan benih ikan, pakan, wadah dan peralatan budidaya, media budidaya (air), dan obat-obatan.

Tahapan proses terdiri atas kegiatan pemberian pakan, pemeliharaan ikan, penerapan sistem dan teknologi budidaya ikan, penjagaan kualitas air serta pengobatan terhadap penyakit. Output, terdiri dari kegiatan pemanenan dan perlakuan pasca panen. Keseluruhan kegiatan ini dapat dilakukan melalui teknologi atau sistem produksi baik secara ekstensif, intensif maupun semi intensif.

Persoalan utama yang menentukan kuantitas dan kualitas hasil produksi ikan-ikan hasil budidaya salah satunya terjadi  pada tahapan proses akuakultur, yaitu penerapan sistem dan teknologi budidaya ikan. Sistem dan teknologi budidaya ikan mempengaruhi kapasitas produksi dan kondisi kualitas airnya, sehingga menentukan kuantitas dan kualitas hasil produksi dari kegiatan budidaya ikan. Oleh karena itu, penerapan teknologi pada kegiatan budidaya ikan penting untuk dilakukan agar orientasi hasil produksi lebih menguntungkan. Namun penerapan teknologi dalam kegiatan budidaya ikan harus harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mudah, murah, efektif dan efesien.

Endang Bidayani Dosen Jurusan Akuakultur FPPB UBB menjelaskan, laboratorium yang terdiri dari tambak ini sangat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan civitas akademika khususnya Jurusan Akuakultur Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi UBB sebagai tempat praktikum dan penelitian.

“Selain sebagai tempat pendidikan, “Ketem Remangok” diambil dari nama daerah Kepiting Bakau, juga menjadi sarana rekreasi masyarakat Desa Pagarawan Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka,” tukasnya.

Komoditi kepiting bakau (Scylla serrata) yang dibudidayakan merupakan jenis komoditi yang digemari untuk dikonsumsi oleh masyarakat Bangka Belitung. Selain itu kepiting, beberapa jenis komoditi lain seperti : ikan bandengdan ikan nila salin. Budidaya kepiting yang dipolikultur dengan ikan bandeng dan ikan nila salin akan memaksimalkan kapasitas media dan wadah budidaya sehingga hasil keuntungannya lebih maksimal. Kepiting bakau memiliki peminat yang lebih banyak dan harga yang menguntungkan ditambahkan dengan ikan bandeng dan ikan nila salin yang juga dapat memberikan tambahan keuntungan.

Penggunaan teknologi terapan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi yng berdampak pada optimalnya kegiatan budidaya ikan dan hasil. Selain itu, penggunaan teknologi terapan juga diharapkan mampu mengoptimalkan tambak budidaya ikan yang ada dengan diversifikasi komoditi yang dibudidayakan dalam sistem polikultur. Pada akhirnya kegiatan ini akan menjadi pilot project bagi para pembudidaya ikan yang lain untuk meningkatkan keuntungan usahanya. (Edg B & Humas)


Topik

FPPB_UBB
. ayar